[caption id="attachment_4516" align="alignnone" width="649"]
Ilustrasi (net)[/caption]
MUARO SIJUNJUNG - Sejumlah warga Nagari Muaro Bodi, Kecamatan IV Nagari, Sijunjung, dihebohkan kasus pencabulan anak di bawah umur yang dilakukan Idrama Putra (31). Mengapungnya aksi bejatyang dilancarkan warga Jorong Tanjung Pauh itu, berawal dari pengakuan salah seorang korban berinisial GL (13) bercerita kepada orang tuanya.Mendengar pengakuan sang anak, sontak orangtua korban marah dan mendatangi rumah pelaku, kemudian melaporkannya ke polisi. Mendengar adanya kejadian itu, ternyata tidak hanya orang tua GL yang merasa anaknya jadi korban predator anak ini, setidaknya ada 17 anak laki-laki di bawah umur telah menjadi sasaran Idrama Putra ini.
Dari jumlah korban itu, 15 orang tua di antaranya telah membuat laporan ke Polsek setempat. Disinyalir aksi bejat pelaku ini sudah lama ia jalankan. Buktinya dari keterangan para korban ada yang sudah digarapnya dua dan empat kali dengan tempat yang berbeda-beda.Rata-rata aksi ini ia laksanakan di rumahnya sendiri dan sebagian ada di tempat yang sepi.
Kapolres Sijunjung AKBP Imran Amir, didampingi Kasat Reskrim Iptu Wawan Darmawan, dan Paur Humas Iptu Nasrul Nurdin, Sabtu (4/11) mengatakan, pelaku sudah lama menjalankan aksinya. Seluruh korban merupakan anak laki-lakiyang masih di bawah umur, yakni usia 6 - 16 tahun, ada yang masih SD dan SLTP.Di hadapan sejumlah wartawan, Kapolres juga menjelaskan, pelaku memiliki kelaianan biologis, dia tertarik (bernafsu) jika melihat anak laki-laki yang masih di bawah umur. Bahkan pelaku ini tidak memiliki hasrat kepada perempuan, dan sampai saat inistatusnya masih bujangan.“Dari data yang diperoleh, seluruh korban yang sudah melapor merupakan masyarakat sekitar yang mana masih beralamat yang sama dengan pelaku,” ujar Kapolres.Dari sejumlah korban predator ini yang sudah membuat laporan masing-masing AF (15), FZ (16), FR (13), GL (13), FB (9), DM (6), AG (9), RH (8), KN (8), WH (13), DN (7), RD (7), FH (9), AN (10) dan PR (9).
Pengakuan sejumlah korban yang dapat dihubungi, mereka diperlakukan dengan cara berbeda-beda oleh pelaku, bahkan di antara korban ada yang sudah dicabuli sebanyak empat dan lima kali.Dalam menjalankan aksi nya pelaku memperdaya korban dengan modus bermain sulap, menakuti korban dan bahkan mengaku sebagai dukun. Setelah aksi pertama dilakukan, kepada korban diyakinkan kalau proses pengobatan tidak boleh terputus. Strategi yang dilancarkan dengan cara membuka baju dan memfoto tubuh korban tanpa pakaian, kemudian meraba-raba bagian sensitif korban. (syaiful)
Editor : Eriandi
