Hijaukan Lingkungan, Semen Padang Sulap Bekas Tambang Jadi Area Konservasi

×

Hijaukan Lingkungan, Semen Padang Sulap Bekas Tambang Jadi Area Konservasi

Bagikan berita
Foto Hijaukan Lingkungan, Semen Padang Sulap Bekas Tambang Jadi Area Konservasi
Foto Hijaukan Lingkungan, Semen Padang Sulap Bekas Tambang Jadi Area Konservasi

[caption id="attachment_63024" align="alignnone" width="571"] Sekelompok rusa tutul yang berkembang biak di Area Konservasi Indarung.(ist)[/caption]PADANG – Siang yang cerah, dua perempuan paruh baya baru saja berteduh dibawah pohon mahoni. Dengan santai menghenyakkan diri pada bibir jalan beton yang melingkar dalam taman hijau dengan bendera terpancang di sejumlah titik. Bendera ini adalah petunjuk titik lubang bola golf.

Mereka adalah petugas kebersihan area tersebut, mereka beristirahat. Lapangan yang luas ini memang terlihat hijau, tanah bergelombang ditumbuhi rumput halus bagai permadani yang dikembang ditengah halaman.Ruang yang hijau ini berada dalam komplek pabrik PT Semen Padang. Tepatnya paling timur dari pabrik, bersebelahan dengan bekas pabrik Indarung I yang sekarang sudah menjadi museum. Kontras dengan industri besar yang indentik dengan asap dan debu, apalagi untuk sekelas pabrik semen. Pabrik PT Semen Padang bukan tak berdebu, debu berterbangan ada. Asap juga ada. Namun jika melihat pekarangan dan hijaunya lahan di dalamnya, sepertinya kita bukan di dalam areal pabrik dengan kapasitas produksi 7, 5 juta ton/tahun.

Secara administratif Taman Reklamasi Indarung terletak di Kelurahan Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang pada ketinggian berkisar 200 m diatas permukaan laut. Jika diperhatikan tak ada yang menyangka, areal hijau ini dulunya ada tambang yang tandus, cadas. Benar, areal itu seluas 90 hektar bekas tambang tanah clay. Penambangan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku semen saat pabrik Indarung I masih beroperasi.“Penambangan berhenti sejak 1993 lalu,”sebut Kepala Kepala Biro Safety Health & Environment PT Semen Padang Mustaqim Nasra, Senin (22/1).

Sejak penambangan dihentikan, tinggalan areal kering, tandus. Tanah merah, tanpa rumput. Pada sebagian bidang dipenuhi batu cadas, kemudian menumpuk bagaikan bukit batu, gersang. Butuh waktu lama untuk menghijaukan kembali, bertahun-tahun. Perusahaan mendatangkan kembali humus dipermukaan tanah.Agaknya, kebijakan pabrik semen tertua di Asia ini menghijaukan lahan itu, sesuai dengan motonya “Kami Telah Berbuat Seleum yang lain Memikirkan”. Pada 1993 tidak ada kebijakan pemerintah untuk reklamasi. Aturan lahir baru pada 2009. Hasilnya lima tahun sejak kebijakan perusahaan areal itu kembai tampak hijau. Rumput sudah tumbuh, pohon-pohon mulai rindang.

Disamping penanaman pohon pelindung seperti mahoni, akasia dan trembesi juga ditanam pohon-pohon yang disukai burung seperti pohon salam, bunga kupu-kupu dan pohon beringin. Tujuannya burung berperan memperbanyak spesies tumbuhan yang dibawa dan dipencarkan dari daerah sekitar sehingga terjadi peningkatan spesies flora dan fauna di taman reklamasi.“Dan benar, banyak pohon yang tumbuh karena bibit dibawa burung,”papar Mustaqim.

Pandataan flora dan fauna di area konservasi ini telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2012 bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Andalas dan pada tahun 2016 bekerjasama dengan Pusat Studi Alam Sumatera Universitas Andalas.Berdasarkan hasil penelitian terhadap flora dan fauna yang berada di area Taman Reklamasi Indarung, terdapat 293 jenis flora/tumbuhan dan 47 jenis fauna/hewan. Dari 293 jenis flora tersebut, terdapat sekitar 6 jenis tanaman yang tergolong dilindungi oleh Undang-undang. Bahkan ada juga beberapa tumbuhan lokal yang pada saat ini keberadaannya langka seperti pohon Indarung yang menjadi icon atau asal nama daerah lokasi pabrik yaitu Indarung. Pohon ini sangat sulit dijumpai dan termasuk tumbuhan langka.

Dalam areal ini juga dilakukan penangkaran rusa tutul. Rusa tersebut khusus didatangkan dari istana presiden Bogor. Sejak didatangkan beberapa tahun lalu, rusa ini makin banyak. Kini ruang hijau itu begitu asri, sejuk dan ridang. Enak dipandang.Kepala Biro Humas PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengatakan, untuk tambang batu kapur, silika dan clay, PT Semen Padang telah membuat perencanaan untuk mengembalikan fungsi area penambangan dengan mengalokasikan sejumlah anggaran . Reklamasi tambang batu kapur baru bisa dilakukan saat ketinggian bukit kapur sudah mencapai level yang tidak bisa ditambang lagi atau sekitar 200 m dari permukaan laut.

“Perusahaan sangat komit dengan lingkungan, untuk itu kita sudah merencanakan reklamasi bekas tambang, termasuk di Karang Putih, untuk tahun 2048 sudah kita rencanakan upaya reklamasinya,”ungkapnya.Ada dua tahapan yang akan dilakukan untuk mengembalikan fungsi area penambangan yaitu reklamasi lahan yang sudah tidak digunakan dan penutupan tambang. Untuk penutupan tambang direncanakan akan dilakukan penghutanan kembali area penambangan yang dilengkapi dengan sarana pendukung seperti waduk dan tata ruang untuk menjaga sehingga tidak terjadi erosi.

Dikatakannya, aktifitas pasca tambang akan diawasi oleh instasi pemerintahan yang ada dan akan dinilai tahap pelaksaan sehingga akhirnya baru diserah terimakan antara semen padang dan pemerintah. Estimasi tanaman atau pohon yang akan ditanam total minimal 1.305 batang pohon.Lahan blok tanah liat, batu silika dan batu kapur yang telah ditambang akan menjadi kolam air dan padang pengembalaan untuk tanah liat dan hutan untuk batu kapur dan batu silika. Sebagian kawasan akan direklamasi agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk padang penggembalaan untuk tanah liat, dan sebagian lahan akan dikembalikan menjadi hutan produksi.

PenghijauanSelain reklamasi bekas tambang, PT Semen Padang juga sudah melakukan penghijauan. Selain program sendiri, PT Semen Padang juga punya kewajiban penanaman pohon sesua dengan peroleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini