BANTUL – Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan penyidik Polda DIY sudah melakukan pra-rekonstruksi dugaan kasus penghilangan sebagian hidung pasien yang terjadi di rumah sakit itu.
“Pra-rekonstruksi, tetapi baru sampai ke kamar jenazah, belum sampai ke pengiriman (ke rumah duka),” kata Kuasa Hukum RSUD Panembahan Senopati Bantul Suparlan saat pers rilis kepada para wartawan terkait kasus itu di Bantul, Kamis (19/5).
RSUD Bantul dilaporkan ke Polda DIY terkait dugaan penghilangan sebagian hidung sebelah kiri pasien meninggal Nyonya Wakiyah oleh LBH Keadilan Semesta pada pertengahan Maret 2016, setelah pihak keluarga pasien mengadukan atas hilangnya sebagian organ tubuh itu pada 4 Maret.
Menurut dia, tim penyidik Polda DIY telah menangani laporan yang dituduhkan ke rumah sakit ini dan sudah melakukan pra-rekontruksi pertama sehingga kemungkinan akan melakukan pra-rekontsruksi lanjutan dengan jangkauan lebih luas lagi.
“Dan Insya Allah akan ada pra-rekonstruksi lanjutan yang nantinya akan sampai rumah almarhum. Dan nanti ada saksi ahli dari Polda yang akan ambil langkah-langkah itu,” katanya.
Suparlan juga mengatakan, sejauh ini pihak rumah sakit tidak pernah mengambil cuping hidung pasien meninggal seperti apa yang dituduhkan tersebut karena untuk alasan medis, kedokteran atau apapun tidak bisa untuk transplantasi maupun lain-lain.
Sementara itu, anak almarhum Nyonya Wakiyah, Purwantisari mengatakan ibu kandung yang beralamat di Jragan, Desa Poncosari Bantul itu dinyatakan meninggal pada 30 Januari 2016 setelah dirawat kurang lebih selama tiga hari.
Ia mengatakan, setelah itu pihak RSUD menawarkan kepada keluarga untuk merawat jenazah dan mengkafani almarhumah, namun pihak keluarga menolak karena ingin memandikan jenazah sendiri di rumah duka.
Namun demikian, kata dia, setelah keluarga selesai mengurus administrasi dan membawa pulang jenazah yang hanya ditutup dengan penutup selimut, ketika sampai di rumah hendak memandikan mendapati sebagian hidung sebelah kiri hilang dengan bentuk teriris rapi.
“Beberapa waktu kemudian kami menanyakan ke pihak RS dengan membawa bukti foto, namun kami tidak mendapat jawaban konkrit, sehingga kami lapor ke LBH, berharap ada keadilan dari masalah ini,” katanya.(*/lek)
Sumber:antara
