
JAKARTA – Banyak sisi negatif yang dapat timbul ketika tingkat konsumsi minuman yang mengandung alkohol mengalami kenaikan di masyarakat
“Dari analisis ekonomi, minuman keras merupakan barang konsumtif yang akan habis dalam sekali pakai. Banyak sisi negatif yang ditimbulkan ketika konsumsi alkohol naik,” kata Ketua Bidang Organisasi Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira.
Apalagi, bila melihat latar belakang Indonesia yang merupakan negara dengan komunitas Muslim terbesar di dunia, sehingga rasanya tidak etis jika minuman keras dijadikan alat untuk meningkatkan daya beli dalam perekonomian.
Rencana kebijakan itu, dinilai tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap perekonomian. Justru masyarakat lebih mengkritisi tentang dampak negatif yang ditimbulkan dari pelonggaran tersebut.
“Alkohol selama ini menjadi penyebab beberapa tindak kriminal karena pengaruhnya yang menurunkan tingkat kesadaran. Alkohol merupakan depresan yang menekan kinerja sistem syaraf pusat,” kata Doktor Bidang Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Ia juga mengingatkan efek jangka panjang yang dapat muncul karena konsumsi alkohol secara berlebihan adalah kerusakan ginjal, jantung, hati, mata, sistem pencernaan, sistem reproduksi, kulit, tulang, dan terakhir otak dan sistem syaraf.(*/aci)
sumber:antara