[caption id="attachment_67559" align="alignnone" width="648"]
Nadila Fitriani. (dudung)[/caption]JAKARTA - Menjadi host Jazirah Islam di Trans 7 bagi Nadila Fitriani, memiliki tantangan tersendiri. Mulai ditolak wawancara hingga terjebak badai pasir di Gurun Wahibah.
Nadila Fitriani, lajang cantik asal Minang ini, mengungkapkan pengalamannya seusai melaksanakan tugas jurnalistiknya di Uni Emirat Arab, Azerbaijan dan Oman. Hal paling menegangkan adalah saat akan meliput kehidupan umat muslim di negara Oman. Saat hendak masuk ke wilayah Muscat dan Salalah, di Gurun Wahibah, dirinya terjebak badai pasir. Alhasil, Nadila bersama crew pun berdiam di mobil."Panas banget. Anginnya hangat. Saya bersama crew nggak bisa melakukan apa apa. Begitu juga dengan pengantar kami, warga Oman, juga tidak bisa melakukan apa pun. Jadi, kami lebih milih stay di mobil," cerita Nadila mengenai pengalamannya saat melakukan tugas jurnalistik di Oman kepada Singgalang lewat pesan singkatnya, Jumat (19/5/2018).
Nadila juga menuturkan, saat badai pasir berhenti dan keluar mobil, rupanya badai belum berhenti seutuhnya. Matanya pun kemasukan debu."Rasanya, perih juga. Untungnya nggak banyak kelilipannya. Selain itu, alat kamera juga kotor oleh debu," jelas Nadila.Tantangan Nadila dalam peliputan mengupas kehidupan umat muslim di Oman, tidak hanya oleh badai pasir, tapi juga mendapat penolakan. Namun, berkat kegigihan dan pendekatan, dirinya pun diterima wawancara."Muslimah di Oman tertutup. Berbeda dengan di Dubai atau negara lainnya. Saya harus menyiapkan waktu yang cukup panjang, mulai dari shalat berjamaah bareng, hingga mengenalkan bagaimana saya hidup di Indonesia. Alhamdulillah, akhirnya diterima," tukas Nadila. (Dudung)
Editor : Eriandi
