[caption id="attachment_71211" align="alignnone" width="640"]
Huswatun Hasanah. (INASGOC)[/caption]JAKARTA – Petinju wanita, Huswatun Hasanah berhasil mencetak sejarah untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018. Atlet asal Lombok itu menjadi petinju wanita pertama yang berhasil menggondol medali di pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut.
Huswatun memastikan diri meraih medali setelah tersingkir di babak semifinal cabang olahraga (cabor) tinju kelas ringan putri (57-60 kg) putri. Ia pun harus meraih medali perunggu usai menyerah dengan skor 0-5.Meski gagal meraih posisi tertinggi, tetapi pelatih tinju Indonesia yakni I Gusti Made Adi Wardana mengaku tetap bersyukur dengan hasil tersebut. Ia pun memuji penampilan Huswatun yang sejatinya memiliki potensi untuk bisa meraih medali yang lebih tinggi dari perunggu.
“Kita memang sangat bersyukur sudah ada wanita yang bisa meraih medali di tinju putri. Dia sendiri memang bagus, cuma kita perlu mengontrol dia lebih fokus,” ucap Adi Wardana di JIExpo Kemayoran, Hall A, Jumat (31/8/2018).“Dia bisa berprestasi lebih baik lagi asal mengubah penyakit-penyakitnya seperti tidak yakin pada dirinya. Seperti tadi lawannya itu tidak ada apa-apanya, tapi dia belum percaya diri,” tambahnya.
Sejauh ini prestasi terbaik cabor tinju di Asian Games 2018 adalah meraih medali emas tapi di nomor putra. Raihan itu didapat Pino Bahari pada Asian Games 1990 yang turun di kelas kelas menengah (75 kg) putra. Dengan keberhasilan Huswatun, ia berharap hasil ini dapat memicu motivasi lebih banyak petinju wanita lagi untuk berprestasi.“Memang kalaiu dihitung-hitung dari 1990 satu medali emas dari Pino (Bahari). Sekarang dengan dipacu oleh Huswatun mudah-mudahan berikutnya bisa menghasilkan yang lebih baik lagi. Asal kita diperbanyak diberikan try out,” pungkasnya. (aci)
