IBF dan Tren Buku-Buku Islam di Indonesia

×

IBF dan Tren Buku-Buku Islam di Indonesia

Bagikan berita
Foto IBF dan Tren Buku-Buku Islam di Indonesia
Foto IBF dan Tren Buku-Buku Islam di Indonesia

Oleh: Syahruddin El-FikriccDalam satu dasawarsa terakhir, perkembangan dan geliat industri perbukuan di Tanah Air cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dan tumbuhnya industri perbukuan, khususnya penerbit dan penerbitan buku-buku bertema keislaman.

Merujuk pada data Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), jumlah penerbit yang terdaftar hingga tahun 2015 berjumlah 1.328 penerbit. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 1.158, tahun 2013 (1.228), dan pada 2014 berjumlah 1.309 penerbit. Hingga akhir tahun 2020, diperkirakan mencapai 1.500 penerbit.Dari angka tersebut, sebagian besar atau mayoritas penerbit berada di Pulau Jawa, yakni berjumlah 1.177 penerbit. Dan di Jakarta mencapai 504 penerbit (2015), Jawa Barat (278), Jawa Tengah (145), Yogyakarta (91), dan Jawa Timur sebanyak 159 penerbit.

Masih merujuk pada data Ikapi (2015) tersebut, tidak semua penerbit terlibat aktif dalam menerbitkan buku. Bahkan, cenderung stagnan alias tidak menerbitkan buku sama sekali. Dalam bahasa Ikapi disebutkan, penerbit yang tidak menerbitkan buku sudah dianggap tidak aktif lagi.Dari data ini terlihat bahwa dari sekitar 1.328 penerbit yang masuk dalam kategori aktif adalah sebesar 54 persen. Sisanya menerbitkan buku dalam judul yang terbatas, sporadis, dan sangat bergantung pada ketersediaan naskah yang masuk ke penerbit. Selain itu, di antara penerbit tidak aktif juga terdapat anggota penerbit yang sudah vakum atau sudah tutup penerbitnya. Jumlahnya adalah 6 persen dari total anggota Ikapi atau sekitar 79 penerbit.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah berapa banyak buku yang diterbitkan dalam setahun? Data dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menunjukkan bahwa jumlah penerbit yang menerbitkan buku dengan meminta Index Standard Book Number (ISBN), jumlahnya selalu meningkat. Tahun 2013 jumlahnya sebanyak 36.624 judul, dan pada 2014 meningkat menjadi 44.327 judul. Jumlah ini terus tumbuh pada tahun 2015 sebanyak 63.000, dan pada 2016-2017 mencapai 65.000 judul, hingga pada 2018 mencapai 83.000 judul, dan tahun 2019 lalu mencapai 90.000 judul.Artinya, jika melihat jumlah judul buku yang diterbitkan dan dikalikan dengan jumlah eksemplar (asumsi setiap judul buku dicetak 3000 eksemplar), maka jumlahnya mencapai 270 juta eksemplar per tahun. jika diasumsi kepada populasi (penduduk) Indonesia, paling tidak setiap orang akan membaca satu buku per tahun.

Namun, yang menjadi pertanyaan berikutnya, berapa banyak yang menerbitkan buku-buku bertema keislaman? Memang tidak ada angka yang spesifik menyebutkan jumlahnya. Tapi setidaknya, dapat kita lihat dari angka atau penjualan yang dikeluarkan Gramedia.Penerbit-penerbit yang mencetak buku di atas 10 ribu eksemplar per judul adalah penerbit buku pelajaran sekolah. Tiras cetak pada buku sekolah dasar lebih tinggi daripada SMP dan SMA. Rata-rata penerbit yang menjual buku sekolah dasar mencetak dengan tiras 15.000 eksemplar per judul jilid. Adapun untuk SMP dan SMA tirasnya antara 5.000 sampai 10.000 eksemplar per judul jilid. Total judul keseluruhan dari SD sampai SMA adalah SD sebanyak 72 judul buku (21 juta eksemplar), SMP sebanyak 36 judul buku (7,2 juta eksemplar), SMA dan SMK sebanyak 36 judul buku (9 juta eksemplar).

Untuk buku nonpelajaran yang dipasarkan melalui toko buku dapat dilihat dari data judul yang beredar di TB Gramedia sebanyak 24.204 judul. Sebanyak 10 persen dari judul ini merupakan buku-buku impor, 5 persen merupakan buku pelajaran sekolah. Karena itu, terdapat 20.572 judul dari penerbit yang jika dikalikan dengan rata-rata tiras 3.000 eksemplar per judul, akan didapat angka sebanyak 61.720.200 eksemplar. Jika angka ini dibagi dengan jumlah TB Gramedia sebanyak 108 gerai (2014), rata-rata buku yang beredar dalam satu toko buku adalah 571.483 eksemplar buku. Dengan kata lain, secara rata-rata buku penerbit yang beredar dalam satu toko buku adalah 3.000/108 sekitar 27 eksemplar per toko buku.Untuk buku-buku keislaman, jumlahnya cukup baik. Data Ikapi yang mengutip dari sumber Gramedia (2014) jumlahnya mencapai 3.421.197 eksemplar. Posisinya berada di urutan kedua, setelah penjualan buku anak yang mencapai 10.135.778 eksemplar.

Tingginya jumlah penjualan karena terdorong oleh faktor harga rata-rata buku anak yang murah yaitu Rp 30 ribu dibandingkan jenis buku lain. Dari segi pendapatan, buku anak menyumbang angka Rp 304 miliar (22,64 persen dari total penjualan buku di TB Gramedia (2014). Di urutan kedua diduduki buku religi-spiritual, terutama buku-buku agama Islam. Buku-buku ini selalu menarik perhatian kaum Muslim di Indonesia yang populasinya mencapai 87 persen dari total populasi penduduk Indonesia.Dilihat dari konten (isi) buku yang diterbitkan, Ikapi mengelompokkan lima jenis penerbitan yaitu penerbitan jenis buku agama, buku umum, buku pelajaran, buku perguruan tinggi (perti) dan buku anak-anak/remaja. Penerbitan buku agama sebanyak 17,95%, buku perguruan tinggi (13,96%), buku anak-anak/remaja (10,35%), buku umum (8,67%), dan buku pelajaran (4,45%).

Kondisi penjualan atau penerbitan buku-buku keislaman selalu masuk atau berada pada urutan tiga besar. Bisa nomor pertama, kedua, atau ketiga. Posisinya tak banyak berubah dari posisi tiga besar itu.Hal ini menunjukkan bahwa penjualan atau minat masyarakat terhadap buku-buku keislaman cukup tinggi. Setidaknya, bisa mengambil angka paling kecil, jumlahnya setiap tahun mencapai tiga juta eksemplar. Memang masih relatif kecil bila merujuk pada populasi umat Islam. Namun, angka ini terbilang cukup positif.

Data di atas tampak kecil. Dan agak sedikit berbeda dengan penjualan buku di tingkat pameran, khususnya Islamic Book Fair (IBF). Event tahunan IBF di Jakarta, mampu menarik minat pengunjung hingga ratusan ribu orang untuk menghadiri pameran buku bertema keislaman tersebut. Bahkan, pada tahun 2015, ketika pameran IBF bertempat di Istora Jakarta yang berlangsung selama 10 hari, jumlah pengunjung mencapai 400 ribu orang. Sedangkan pameran IBF yang berlangsung di JCC selama lima hari, mampu menghadirkan hingga 200 ribu orang.Animo yang demikian besar ini menunjukkan, bahwa potensi umat Islam yang suka membaca dan memiliki kepedulian akan dunia buku, sangat besar. Bahkan, angka penjualan pada pameran IBF itu mampu meraup transaksi hingga 300 miliar.

Bagaimana dengan pameran IBF di daerah lain, di luar Jakarta? Melihat animo masyarakat, jumlahnya juga cukup positif. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, penulis sering ditanya, apakah memungkinkan pameran Islamic Book Fair juga digelar di daerah lain? Tentu saja, sangat bisa. Sebab, selama ini pameran Islamic Book Fair yang sudah pernah menyelenggarakan antara lain, Depok melalui Universitas Indonesia, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Banjarbaru, Banjarmasin, dan lainnya. Dan tentu saja, kita berharap, pameran IBF bisa berlangsung dan diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia, seperti Padang, Sumatra Barat, maupun daerah lainnya.Mengenai buku-buku keislaman yang menjadi favorit masyarakat Muslim, tentu saja Kitab Suci Al-Quran. Dalam berbagai survei yang dilakukan, baik di dalam negeri maupun luar negeri, Al-Quran selalu berada di urutan pertama penjualan buku keislaman.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini