Indonesia Mampu Ekspor Mobil Hingga 330 ribu Unit

×

Indonesia Mampu Ekspor Mobil Hingga 330 ribu Unit

Bagikan berita
Foto Indonesia Mampu Ekspor Mobil Hingga 330 ribu Unit
Foto Indonesia Mampu Ekspor Mobil Hingga 330 ribu Unit

JAKARTA  – Pemerintah terus berupaya menggerakkan konsumsi masyarakat yang tertahan di masa pandemi. Dalam upaya mempertahankan industri otomotif dan menaikkan sisi permintaan terhadap kendaraan bermotor, Pemerintah menstimulasi konsumsi dengan memberikan insentif pajak untuk kendaraan bermotor.Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menerangkan, saat ini Indonesia sudah swasembada mobil. Dari total kebutuhan domestik, hampir 90% lebih disuplai dari pabrik domestik. 70-80% juga sudah menggunakan bahan baku lokal. Bahkan Indonesia mampu mengekspor 330 ribu unit ke berbagai negara, termasuk ke Jepang.

“Kalau Anda ke luar negeri lalu melihat ada mobil Xpander, Isuzu Traga, atau kendaraan sejenis Daihatsu GranMax, itu semua dari Indonesia karena pabriknya hanya ada di Indonesia,” ujar Nangoi.Dari kapasitas produksi kendaraan sebesar 2,4 juta per tahun, Nangoi menjelaskan penjualan mobil biasanya mencapai 1,5 juta per tahun, terdiri dari 1,2 juta untuk domestik dan sekitar 330 ribu untuk diekspor. Namun, imbas pandemi Covid-19, total penjualan di 2020 anjlok menjadi hanya sekitar 700-an ribu mobil terdiri dari 530 ribu untuk domestik dan 200-an ribu untuk diekspor. Memasuki tahun 2021 penurunan penjualan mobil masih berlanjut. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bukan hanya PHK bisa terjadi, namun eksistensi bisnis sektor otomotif pun turut terancam.

APBN bekerja di berbagai area termasuk mendorong konsumsi masyarakat dan menyokong dunia usaha. Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, anggaran insentif PPnBM kendaraan bermotor diperkirakan mencapai Rp2,99 triliun. Pemerintah berharap insentif dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga mendorong perbaikan pada industri otomotif dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.“Kami memang sengaja mendesain agar front loading. Tujuannya untuk memacu confidence dan secara simultan bisa meningkatkan pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada 2019, industri otomotif berkontribusi 3,98% terhadap PDB non-migas. Sektor padat karya ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yakni 1,5 juta orang pekerja langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung. Rantai pasok sektor ini juga sangat luas. Terdapat kurang lebih 7.451 pabrik penghasil produk input untuk industri otomotif. (mat)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini