PADANG – Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar), mencatat provinsi itu mengalami inflasi 0,73 persen pada Februari 2016 yang merupakan daerah dengan inflasi bulanan tertinggi nasional.
“Pada Januari 2016 inflasi Sumbar hanya 0,05 persen, Februari 2016 naik menjadi 0,73 persen, ini menunjukkan secara historis inflasi Sumbar cenderung memiliki fluktuasi yang tinggi,” kata Kepala BI Perwakilan Sumbar, Puji Atmoko di Padang, Jumat.
Menurutnya kondisi ini menjadi anomali karena secara nasional pada umumnya mengalami deflasi bulanan sebesar 0,09 persen dan regional Sumatera juga mengalami inflasi yang rendah.
Komoditas kelompok pangan bergejolak menjadi sumber utama tingginya tekanan inflasi Sumbar, kata dia.
Ia menyebutkan kelompok ini mencatatkan inflasi bulanan sebesar 1,51 persen sementara kelompok harga barang-barang yang diatur pemerintah mencapai 0,87 persen dan inflasi inti 0,28 persen.
Komoditas beras dan cabai merah kembali memberikan sumbangan yang tinggi pada inflasi kelompok pangan bergejolak akibat curah hujan yang tinggi dan banjir di beberapa sentra produksi, lanjutnya.
Sementara pada kelompok barang diatur pemerintah , sumber tekanan utama berasal dari kenaikan harga tiket angkutan udara meskipun tidak berada dalam masa padat penumpang.
Khusus kelompok inti, komoditas seperti mobil, sepeda motor dan emas perhiasan memberikan andil yang cukup tinggi dalam pembentukan inflasi. Adanya peningkatan bea balik nama dan penambahan aksesoris berdampak pada kenaikan harga mobil dan motor. (*/lek)
Sumber:antara