PADANG - Hingga Kamis (19/3) sudah 14 kabupaten dan kota yang memindahkan belajar sekolah ke rumah. Dengan itu, sekolah di bawah kewenangan Kemenag dan provinsi mengikuti kebijakan kabupaten/kota."Hingga tadi siang sudah 14 kabupaten/kota mengambil kebijakan untuk memindah proses belajar dari sekolah ke rumah. Ini sesuai dengan kebijakan kita dari provinsi, jika memang dipandang perlu, silahkan pindahkan proses belajar sekolah ke rumah,"sebut Gubernur Irwan Prayitno, Kamis (19/3).
Empat kabupaten/kota tersebut yakni, Kota Bukittinggi, Kota Padang, Limapuluh Kota, Agam, Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kota Payakumbuh, Kota Pariaman, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Tanah Datar dan Pasaman. "Jadi untuk madrasah aliyah dan tsanawiyah, home learningnya menyesuaikan dengan kebijakan kabupaten/kota masing-masing," katanya.se
SLTA yang merupakan kewenangan provinsi, juga menyesuaikan kebijakan yang diambil oleh kabupaten/kota, karena yang lebih tahu dengan kondisi daerahnya adalah bupati dan walikota masing-masing.Meski begitu, Irwan menyatakan bagi siswa yang melaksanakan ujian nasional, tetap dilaksanakan. Jadi jadwal ujian nasional tetap jalan, baik tingkat SMA dan SMP.Dijelaskannya, memindahkan belajar dari sekolah ke rumah itu dilakukan dengan tetap belajar di rumah. Karena ada tugas yang dikerjakan di rumah. Kemudian tugas-tugas itu dinilai oleh guru. Kalau di rumah, ada jaringan maka dapat dikerjakan langsung laporkan secara online pada gurunya.Diakuinya, dengan merumahkan siswa pasti ada dampaknya, seperti UMKM tidak jalan. Siswa bisa tidak paham dengan yang diajarkan gurunya. Angkutan tidak ada penumpang. "Kita akui semua kebijakan itu pasti pro dan kontra, sekarang kita ambil kebijakan untuk merumahkan siswa banyak juga yang tidak setuju. Tidak di rumah apalagi jadi sekarang kita ikuti saja kebijakan ini," pintanya. (yose)
Editor : Eriandi
