[caption id="attachment_11009" align="alignnone" width="650"]
Agus Martowardojo (net)[/caption]YOGYAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta pemerintah segera menyelesaikan tiga kendala utama yang mengganjal perkembangan industri parawisata di Indonesia, yakni akses, atraksi, dan daya dukung wisata.
Gubernur BI dalam paparan pers di sela Rapat Koordinasi pemerintah pusat-daerah dan BI di Yogyakarta, Jumat (13/11), menyoroti masih minimnya akses ke beberapa destinasi wisata terkemuka di Indonesia, yang akhirnya menghambat pengembangan potensi destinasi wisata tersebut, termasuk mengurangi potensi manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat."Akses menjadi penting, karena konektivitas yang dibutuhkan bagi wisatawan. Kita lihat potensi besar untuk kunjungan wisatawan akan terealisasi dengan akses yang memadai," katanya.
Menurut Agus, tantangan lainnya adalah bagaimana pemerintah pusat, daerah dan juga sektor swasta dapat mengemas tampilan destinasi wisata. Hal tersebut diperlukan mengingat negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara juga sudah mengemas industri pariwisatanya dengan cukup baik.Sementara mengenai daya dukung, Agus menjanjikan ke depannya otoritas moneter akan memberikan insentif bagi perbankan yang mampu menjaga kuantitas dan kualitas pembiayaan untuk pelaku usaha UMKM, yang banyak bernaung di sektor parawisata.
"Kita bisa berikan insentif kepada perbankan sehingga mereka berdaya untuk melakukan ekspasni kredit UMKM," kata dia.Pemerintah sudah menetapkan 10 destinasi wisata yang akan menjadi fokus pengembangan untuk meningkatan kunjungan wisatawan.Sebanyak 10 destinasi wisata itu adalah Danau Toba Sumatera Utara, Mandalika Nusa Tenggara Barat (NTB), Morotai Maluku Utara, Tanjung Lesung Banten, Labuan Bajo NTB, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Bromo Tengger Semeru-Jawa Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Kepulauan Belitung, dan Jogjakarta.(aci)sumber:antara
Editor : Eriandi
