JAKARTA - Peredaran dan penyelundupan narkotika di Indonesia terus mengalami perubahan dan inovasi. Hal itu diketahui dari ditemukannya tiga modus operasi baru yang ditemukan Badan Narkotika Nasional (BNN) di tahun 2019.Kepala BNN, Heru Winarko mengungkapkan, dengan semakin banyaknya modus baru yang dilakukan jaringan pengedaran narkoba, pihaknya menilai sinergitas antar-lembaga terkait menjadi penting.
"Strategi utama ini dilaksanakan oleh lima bidang kedeputian BNN yang bersinergi dengan instansi terkait lainnya," kata Heru dalam jumpa pers rilis akhir tahun di Kantor BNN, Jakarta Timur, Jumat (20/12).Setidaknya, sepanjang tahun 2019, BNN menemukan tiga modus operandi baru, antara lain penyelundupan narkotika cair yang disemprotkan ke serat kain atau baju tersangka.
Lalu, penyelundupan sabu yang diletakkan di tabung gas elpiji di Kalimantan Utara, pengungkapan 200 kilogram ganja yang dibawa dengan menggunakan truk sayuran."Pengungkapan ganja yang dibawa dengan menggunakan mobil boks limbah berbahaya dan sisa medis/rumah sakit serta pengungkapan pil PCC sebanyak 1,65 juta butir di Tasikmalaya, Kebumen dan Cilacap dengan kedok pabrik sumpit," ujar Heru dikutip dari okezone.BNN menyita sejumlah barang bukti narkotika dari seluruh Indonesia sepanjang tahun 2019. Narkoba itu didapatkan dari pengungkapan sebanyak 33.371 di tahun ini. Barang haram itu terdiri dari narkotika jenis ganja dengan total sebesar 112,2 ton, sabu seberat 5,01 ton, ekstasi sebanyak 1,3 juta butir dan PCC sebanyak 1,65 juta butir. (aci)
