[caption id="attachment_32627" align="alignnone" width="650"]
Ilustrasi (kayanabatik.co.id)[/caption]PADANG - Pemilik serta seniman batik tanah liek di Kota Padang, Wirda Hanim menyatakan akan terus mempertahankan kualitas asli produksi batiknya.
"Saya akan terus mempertahankan kualitas batik tanah liek ini, apalagi sudah cukup lama diproduksi," katanya, Kamis (2/6).Produksi batik tanah liek milik Wirda mendapat Upakarti dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006, sebagai jasa pelestarian produk tradisional seni dan budaya Indonesia dalam hal teknologi pewarnaan alam dalam proses pembatikan.
Ia menyampaikan salah satu cara mempertahankan kualitas itu ialah teknik pembuatan batik tanah liek yang masih secara tradisional.Pembuatan batik tanah liek itu masih menggunakan peralatan sederhana seperti menggunakan kuali, minyak tanah, kayu dan panci.
"Dalam proses pembuatan kain menggunakan tanah liek dan tumbuhan seperti gambir serta pinang," ujarnya.Selain itu, batik yang diproduksi berupa batik tanah liek itu motifnya berupa jam gadang, motif rangkiang dan motif rumah gadang yang dijual seharga Rp80 ribu per helai.
Terdapat pula jenis batik printing berupa motif ukiran Minang, motif rangkiang dan motif air mancua Lembah Anai yang dijual mulai Rp250 ribu.Seterusnya Batik Cap motifnya berupa motif kuciang lalok atau kucing tidur dan motif jembatan Siti Nurbaya yang dijual mulai Rp500 rupiah."Ada pula jenis batik tulis dengan motif bingkuang, motif ala paca dan motif kaluak paku dijual mulai Rp1 juta," lanjutnya.Ia menyebutkan pembuatan batik tanah liek itu dibantu oleh 40 orang karyawan terbaik.(aci)
sumber:antara
Editor : Eriandi, S.Sos
