JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo telah mengumumkan enam menteri baru yang merupakan hasil reshuffle Kabinet Indonesia Maju II. Pengumuman reshuffle kabinet dilakukan Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/12) petang.
Berikut profil ke enamnya:
1. Sakti Wahyu Trenggono. Wahyu ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, menggantikan menteri sebelumnya Edhy Prabowo yang terjerat kasus korupsi. Pria kelahiran Semarang, 3 November 1962 itu bukan orang baru di Kabinet Indonesia Maju. Sebelumnya, Wahyu menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan.
Wahyu Trenggono merupakan politikus Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai bendahara PAN dari 2009 sampai sekitar tahun 2013. Wahyu juga menjadi bendahara tim pemenangan Joko Widodo sejak Jokowi berkiprah sebagai Wali Kota Surakarta sebelum akhirnya maju ke Jakarta dan tingkat nasional sebagai presiden.
Sakti Wahyu Trenggono menempuh pendidikan sarjana di Teknik Industri Institut Teknologi Bandung pada tahun 1986. Kemudian melanjutkan pendidikan S-2 Magister Manajemen Institut Teknologi Bandung.
Kariernya diawali sebagai programmer di Federal Motor pada tahun 1986–1992. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan INKUD, Komisaris PT Tower Bersama Tbk sejak 2009, Komisaris di PT Merdeka Copper Gold Tbk. sejak tahun 2018. Wahyu merupakan salah satu inisiator berdirinya Asosiasi Penyedia Menara Telekomunikasi Indonesia (ASPMITEL).
2. Gus Yaqut. Yaqut Cholil Quomas lebih dikenal sebagai Gus Yaqut, ditunjuk sebagai Menteri Agama (Menag) menggantikan Fachrul Razi. Lahir di Rembang, 4 Januari 1975, ia merupakan putra dari K.H. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia adalah saudara dari Yahya Staquf, tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Saat ini, Gus Yaqut merupakan Ketua GP Ansor.
Gus Yaqut lulus dari SDN Kutoharjo (1981 – 1987) dan melanjutkan pendidikannya ke SMPN II Rembang (1987- 1990), lalu meneruskan pendidikannya ke SMAN II Rembang (1990 – 1993) dan menempuh pendidikan sarjana di Universitas Indonesia Jurusan Sosiologi.
3. Muhammad Lutfi. Muhammad Lutfi ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Maju menggantikan Agus Supramanto. Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1969 itu pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pada tahun 2005-2009. Ia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia masa jabatan 2010-2013.
Muhammad Lutfi pernah ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan RI pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono selama beberapa bulan, untuk masa jabatan 14 Februari-20 Oktober 2014. Sedangkan di era kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin, Muhammad Lutfi ditugaskan menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Putra dari pasangan Firdaus Wadjdi dari Minangkabau dan Suhartini dari Kebumen, Jawa Tengah, sempat mengenyam pendidikan di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat. Ia pernah mengembangkan usaha bersama dengan Erick Thohir, Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy. Mereka mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan, dan media, di mana di perusahaan tersebut Lutfi menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO.
Pada usia 29 tahun, Lutfi menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta Raya (HIPMI JAYA) periode 1998-2001 dan kemudian menjadi Ketua Nasional HIPMI pada periode 2001-2004.
4. Tri Rismaharini. Risma dikenal luas kiprahnya saat menjadi Wali Kota Surabaya. Ia dipercaya sebagai Menteri Sosial (Mensos), menggantikan Juliari Batubara yang tersangkut kasus dugaan korupsi dana bansos covid-19.
Tri Rismarini lahir di Kediri, Jawa Timur pada 20 November 1961. Namun, sebagian besar hidupnya di Kota Surabaya.
Risma kemudian mengenyam pendidikan di SMA Negeri 5 Surabaya, salah satu sekolah favorit di Jawa Timur. Anak ketiga dari lima bersaudara ini kemudian melanjutkan studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Arsitektur dan lulus tahun 1987.
Ia meniti karier sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak tahun 1990-an. Kemudian untuk mengembangkan pengetahuannya, Risma melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di ITS dan lulus pada 2002.
Selama di Pemkot Surabaya, Risma menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001), Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001), Kepala Bagian Bina Pembangunan (2002), Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005), Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2005), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008).
Karier Risma kian melejit ketika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusungnya menjadi Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2010 dan berhasil dua periode memimpin Kota Surabaya.
5. Budi Gunadi Sadikin. Budi Sadikin ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan meski bukan seorang dokter. Ia menggantikan Terawan Agus Putranto yang sering memicu kontroversi.
Pria kelahiran 8 Juli 1964 itu dikenal sebagai bankir senior yang berpengalaman. Budi sebenarnya memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Fisika Nuklir lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Perjalanan karier Budi dimulai pada tahun 1988 dengan menjadi Staf Teknologi Informasi IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang. Setelah itu, Budi dipindah ke IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai System Integration & Professional Services Manager.
Kemudian, karier Budi Gunadi Sadikin berlanjut di Bank Bali dengan beberapa jabatan sebagai General Manager Electronic Banking Wilayah Jakarta dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999. Setelah itu, Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004.
Selanjutnya, da menjadi Executive Vice President Consumer Banking di Bank Danamon dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance. Pada tahun 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri hingga akhirnya menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada 2013. Pada 2016, Budi menjadi Staf Khusus Menteri BUMN Rini Sumarno.
Budi Sadikin juga pernah memimpin PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sekaligus memimpin holding BUMN sektor energi. Saat memimpin Inalum, Budi berperan dalam pengalihan mayoritas saham di tubuh PT Freeport Indonesia ke pemerintah Indonesia.
Terakhir, ia menjabat sebagai Wakil Menteri I BUMN periode 2019—2024 dan Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) untuk menangani masalah sosial dan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Tugas sebagai Menkes mengharuskan Budi untuk membereskan masalah tata kelola keuangan di BPJS Kesehatan, menyelesaikan masalah penanganan pandemi Covid-19 dan juga masalah kesehatan lainnya.
6. Sandiaga Salahudin Uno. Sandiaga akan dipercaya menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnu Utama. Pria kelahiran Rumbai, Pekanbaru, 28 Juni 1969 itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 sebelum meninggalkan jabatannya untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Anak pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman itu dikenal sebagai pengusaha sukses dan pencetus program ekonomi kerakyatan OKE OCE dan Rumah Siap Kerja. Meski tajir, Sandi dikenal lebih suka mengendarai mobil Nissan Grand Livina untuk kesehariannya.
Sandi merupakan lulusan George Washington University dengan predikat Summa Cum Laude. Sandi pernah menjadi Executive Vice President di perusahaan NTI Resources Ltd, sebuah perusahaan minyak dan gas di Kanada dengan gaji 8.000 dollar per bulan. Namun, saat perusahaannya terkena badai krisis moneter, Sandi terdampak imbasnya karena terkena Pemutusan Hubungan Kerja.
Bersama rekannya Rosan P Roeslani, ia kemudian mendirikan Recapital Advisors, sebuah perusahaan konsultan keuangan. ia juga mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), sebuah perusahaan investasi yang bergerak di bidang pertambangan, telekomunikasi, konsumer dan produk kehutanan dan berkembang membawahi belasan anak perusahaan serta puluhan ribu karyawan. Sandi pernah didaulat sebagai orang terkaya nomor 37 di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2011. (rin/*)