[caption id="attachment_33336" align="alignnone" width="600"]
Ilustrasi. (okezone)[/caption]PADANG - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Padang, mencatat peningkatan jumlah investor saham di Sumatera Barat sebesar 28,34% sepanjang Januari-November 2016 dibandingkan periode yang sama 2015.
"Dari Januari hingga November 2016 jumlah investor mencapai 7.567 dengan rata-rata nilai transaksi saham mencapai Rp188 miliar," kata Kepala BEI Padang Reza Sadat Syahmeini di Padang, Senin (19/12/2016).Ia mengatakan dari Januari hingga November 2016 perkembangan nilai transaksi saham dari data orang yang ber-KTP Sumbar dan perusahaan domisili provinsi sebesar Rp10,8 triliun. Selain itu, kata dia, selama tiga tahun terakhir pertumbuhan jumlah investor di Sumbar mengalami kenaikan dari 2013 sebesar 2.693 nasabah dengan peningkatan sebesar 31,69%.
Lalu pada 2014 mengalami kenaikan sebesar 32,16% dengan jumlah investor 3.559 nasabah, sedangkan untuk 2015 terjadi peningkatan cukup signifikan sebesar 65,66% dengan 5.896 nasabah. Ia menjelaskan pada 2015 Sumbar sempat menjadi provinsi dengan jumlah investor terbesar ketujuh dengan rata-rata nilai transaksi saham mencapai Rp88 miliar."Jumlah pemodal itu terlihat dari yang memiliki KTP Sumbar, BEI Padang berada di posisi ketujuh dalam jumlah investor, hanya kalah dari Jawa Timur dan DKI Jakarta, tetapi masih di atas Riau dan Batam," katanya.
Sedangkan 2016 pihaknya belum mengetahui apakah Sumbar masih berada pada peringkat ketujuh."Kami masih perlu mengecek ulang dan memastikan dari pusat," ujarnya. Ia optimistis jumlah investor dan rata-rata nilai transaksi saham harian akan terus meningkat seiring dengan perekonomian yang terus mengalami pertumbuhan sehingga mendorong minat investasi di pasar modal, baik melalui produk saham langsung maupun reksa dana.Sejauh ini pihaknya juga cukup aktif dalam melakukan sosialisasi ke beberapa kabupaten/kota di Sumbar dan memberikan edukasi tentang peluang investasi melalui saham dan produk turunannya. Selanjutnya ia mengajak masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal jika memiliki uang lebih ketimbang membelanjakan untuk hal yang konsumtif. (lek)
