Jabal Rahmah, Cinta Pertama Anak Manusia di Bumi

×

Jabal Rahmah, Cinta Pertama Anak Manusia di Bumi

Bagikan berita
Foto Jabal Rahmah, Cinta Pertama Anak Manusia di Bumi
Foto Jabal Rahmah, Cinta Pertama Anak Manusia di Bumi

[caption id="attachment_70136" align="alignnone" width="650"] Jamaah berfoto di depan Jabal Rahmah (kj)[/caption]CINTA amat purba itu hinggap di Jabal Rahmah. Nenek moyang kita, Adam dan Hawa yang perkasa jatuh lembut pada ujung rindu yang amat sangat. Bisa jadi keduanya berlari dari jarak yang jauh, lalu berpelukkan erat di atas bukit itu. Sejak awal, ternyata cinta tidaklah mudah, perlu perjuangan.

Tak ada siapa pun di bumi. Tak ada, hanya nenek kita berdua. Tak ada riwayat apa percakapan mereka saat bertemu, yang kita tahu cinta amatlah kuatnya. Nenek moyang itu memulai harinya berdua dari puncak bukit batu itu. Hari ini kita melanjutkannya.Diperkirakan sejak diturunkan ke bumi dan hari pertemuan mereka berjarak 300 tahun, sebuah rentang waktu yang jika diukur sekarang, amatlah lamanya. Banyak versi, salah satu menyebut Adam diturunkan di Srilanka sedang Hawa di Jeddah.

Bukit batu kasih sayang itu terletak di timur Mekkah dan di tepi Padang Arafah. Rendah saja hanya 70 meter. Untuk mengenang pertemuan Adam dan Hawa di bukit tersebut dibuat tugu lebar 1,8 meter dan tinggi 8 meter.Untuk mendaki ada anak 160-an anak tangga. Ini bisa ditempuh 15 sampai 20 menit. Di puncak guguak itu, anak cucunya zaman ini menorehkan janji setia. Mengabadikan nama. Mereka menjalin kuat janji di sini. Dari seluruh muka bumi ini.

Pada pagi yang cemerlang, Minggu (29/7) jamaah Nur Zikrillah sampai di pelataran Jabal Rahmah, Padang Arafah. Saya sehari sebelumnya juga telah ke sini. Hamparan padang gurun ini, Arafah, kunci utama haji. Sebanyak 5 juta orang jamaah dari seluruh dunia akan berkumpul di sini 9 Zulhijah. Wukuf. Ini adalah padang nan luas, hanya di sini sepanjang sejarah orang bisa berkumpul sebanyak itu. Jemaah bardiam diri dan berdoa. Semacam proses hibernasi, pengistirahatan diri untuk optimalisasi fungsi rohani dan jasmaniPada 8 Zulhijah dulu Nabi berada di Mina. Tatkala matahari terbit beliau berangkat menuju Arafah. Di hadapan sekitar 144 ribu jamaah, Rasulullah memberikan kutbah terakhirnya atau Haji Wada. Lalu turunlah wahyu di Padang bagai busur itu: "Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah ku cukupkan kepada kalian nikmat-Ku dan Islam telah Ku ridhoi menjadi agama bagi kalian." (QS. Al-Ma'idah (5):2)

Di Padang Arafah itu berdiri Jabal Rahmah, tempat cinta dimulai, tempat Islam dimaklumatkan Tuhan sebagai sebuah agama. Sesempurna apa yang tertulis dalam Alquran dan ditambah hadis-hadis. Maka adalah pas jika semua jamaah dari seluruh dunia merenung dan mengakui semua perbuatannya di sini. Semua kembali ke pangkal kaji.Ismail

Selain cinta Adam dan Hawa di kawasan Timur Mekkah dekat Arafah itu, ada kisah paling hebat di dunia: Ismail disembelih ayahnya sendiri. Lebih cepat dari kedipatan mata, bujang gagah itu ditarik malaikat dan diganti domba. Inilah cinta itu. Cinta pada Tuhan dan cinta pada anak. Nyawa berlebih Ismail kemudian dikawal ayah bundanya dengan cinta tak tertandingi oleh siapapun kemudian.[caption id="attachment_70137" align="alignnone" width="650"] Jabal Tsur (kj)[/caption]

Tak habis-habisnya. Selagi bayi ayahnya yang tua, Ibrahim pergi. Di lokasi sekarang bernama Mekkah, Ismail mungil kehausan. Bukan dia yang cemas tapi bundanya, Hajar. Kisahnya amat hafal bagi kita. Hingga kini jika dahaga dalam berhaji yang kita minum adalah air zamzam yang nemancar dari lobang dangkal di pasir karena hentakan tumit mungil Ismail kecil.Usianya bertambah. Ia harus dikorbankan. Pisau sekuat besi Bizantum akan menyelesaikan riwayatnya, hidupnya harus diakhiri. Kala itu Ibrahim pergi ke sebuah lembah kecil menjelang Mina dan Arafah. Saat melangkah, Hajar bersimpuh, menarik ujung jubah suaminya. Ia bertanya "Mengapa Ismail harus disembelih? Jika itu perintah Tuhan aku rela," kira-kira begitu. Ismail pun rela jika itu kehendak Tuhan. Sebuah peristiwa paling dramatis yang pernah ada. Sepanjang perjalanan Nabi hebat itu digoda setan. Lokasi beliau melempar setan itu kemudian jadi salah satu titik ritual haji.

Kami melewati lokasi peristiwa Ismail dikorbankan itu. Sekarang tempat korban dilaksanakan dan dagingnya dikalengkan lalu dibagi ke penduduk nagara-negara Islam, terutama di Afrika, benua tua itu. Di Afrika sana, ibu-ibu muslim miskin bangun mendahului fajar. Tanpa jam. Lalu mengikatkan bayi di punggungnya, berjalan berpuluh kilometer ke pasar menjual susu. Sekujur tubuhnya basah oleh peluh. Untuk keluarga semacam itulah kurban kita dikirim.Ini semua karena Ismail AS. Nabi yang riwayat kemanusiaannya luar biasa. Tatkala Prof Masnal menjelaskan di atas bus, "sebelah kanan kita adalah tempat Ismail dikorbankan," maka saya melihat yang ada hanya bukit berbatu. Di bukit itu sejarah dibuat oleh dua orang Nabi. Rasa hormat yang agung muncul untuk Ibrahim dan anaknya Ismail, nabi anak beranak.

La TahzanAda sebuah buku berjudul La Tahzan. Buku bersampul kuning itu isinya, janganlah kita bsrsedih. Nabi pernah mengucapkan pada konco palankinnya, sahabat terbaiknya, Abu Bakar saat bersembunyi pada sebuah gua sempit di pipi Jabal Tsur, gunung Banteng yang tingginya 1.405 meter.

Sebagian riwayat menyebut Nabi tidur di dekat Ka'bah. Riwayat lain di rumahnya. Kala itu Kafir Qurays sudah mengepung hendak membunuh Muhammad. Beliau lolos dari lobang jarum sayembara pembunuhan itu. Tujuannya gua tadi.Meski masuk gua, pencari jejak padang pasir dengan gampang menemukannya. Sampai ke gua itu, namun mereka tak berminat masuk. Kata sebuah kisah di mulut gua telah bersarang laba-laba. Mana ada orang bisa masuk tanpa merusak sarang tersebut. Saranh laba-laba lentur, jika ditarik bisa memanjang 2x ukuran semula dan tak putus.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini