Jalan  Sangkua ‘Menebus’ Dosa

×

Jalan  Sangkua ‘Menebus’ Dosa

Bagikan berita
Foto Jalan  Sangkua ‘Menebus’ Dosa
Foto Jalan  Sangkua ‘Menebus’ Dosa

[caption id="attachment_47102" align="alignnone" width="650"]Pemandangan dari Dusun Sangkua ke arah Kota Padang Panjang. (Syamsoedarman) Pemandangan dari Dusun Sangkua ke arah Kota Padang Panjang. (Syamsoedarman)[/caption] 

BERTAHUN-TAHUN  terkucil, kini Sangkua  bebas dari isolasi. Jalan  sudah terwujud walau masih dikeraskan dengan kerikil  sepanjang 1.700 meter. Inilah jalan ‘menebus’  dosa bupati Tanah Datar terdahulu. Sekitar 30  kepala keluarga (KK)   dusun tersuruk menyambut dengan sukacita.Disebut ‘menebus dosa’ karena Bupati Tanah Datar (waktu itu)  M. Shadiq Pashadigoe  ketika berkunjung ke dusun tersuruk itu tiga tahun lalu  mengaku  ‘berdosa’ karena luput memperhatikan Sangkua.  Satu-satunya akses jalan Sangkua  ke Padang Panjang hanya  jalan setapak  lebar 1,5 meter di lereng  bukit   terjal dan hanya dapat  dilalui  pejalan kaki serta sepeda motor. Itupun  harus ekstra hati-hati. Lengah sedikit nyawa  melayang.

“Saya mengira  Sangkua masuk wilayah kota Padang Panjang, ternyata  Tanah Datar. Dusun ini perlu dibenahi, “kata Shadiq waktu itu. Pengakuan Shadiq itu cukup beralasan. Letak Sangkua  tidak lebih 500 meter dari belakang  kantor walikota Padang Panjang.Sangkua adalah  dusun dari Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.  Batang Singgalang  memisahkan  Sangkua dengan  Padang Panjang.  Karena tersuruk, selain Shadiq banyak orang mengira daerah itu  masuk Padang Panjang. Namun tidak demikian halnya.

“Untuk menebus dosa saya sebagai bupati apa yang bisa saya bantu, “ kata Shadiq waktu itu.“Jalan pak...” jawab masyarakat spontan.

Shadiq pun menganggukkan kepala dan langsung memerintah Kadis PU meninjauan lokasi.  Jika  jalan dibangun  melewati wilayah Padang Panjang akan banyak masalah.  Selain medan yang sulit, ganti rugi tanah juga  muncul.Setelah peninjauan lapangan  didapat kesimpulan. Jalan dibaru  dibuka di lereng bukit bahagian atas  pemukiman penduduk. Tanah yang dipakai tanah ulayat nagari. Pintu masuknya pun bukan dari wilayah Padang Panjang, tapi dari Simpang Batang Tomong, Jorong Sikabu, Nagari Singgalang. Panjangnya 1.700 meter lebih.

Membangun jalan baru tidak mungkin pula sekaligus. Melalui  perjuangan  gigih, jalan dibangun dua tahap. Tahap pertama 800 meter dialokasikan Rp375 juta lebih di  APBD 2015 dan disusul Rp400 juta lebih pada APBD 2016. Dalam dua tahun jalan itu pun terwujud. Kini jalan ke Sangkua  sudah bisa dilalui kendaraan roda empat. Masyarakat tidak lagi kesulitan membawa hasil ladang atau mengangkut bahan bangunan.

 Didera kemiskinan

Sangkua sejak dihuni  tidak pernah lepas dari kemiskinan.  Tak ada sawah untuk bertanam padi di dusun ini. Mata pencarian penduduk   mengandalkan ladang  cabai rawit.  Ladang digarap di lereng perbukitan. Tidak ada lahan yang datar di tempat ini. Selain itu penduduk  menanam  casiavera  (kulit manis) dan tanaman tua lain.Banyak penduduk  berkerja sebagai pencari rabuang (bambu muda). Setelah diolah dan direbus dijual ke pasar Padang Panjang. Ada pula yang mencari bambu sariak atau pencari kayu api. Berapa benarlah hasil yang didapat. Hanya sekadar pembeli beras satu dan dua liter agar dapur tetap berasap.

Hasil yang didapat  jauh dari cukup.  Beberapa penduduk laki-laki  ada pula yang bekerja serabutan. Jadi buruh angkat di  pasar di Padang Panjang. Penggali batu kapur dan berjualan makanan  di hari pasar Padang Panjang.Ketika pagi tiba, saat  matahari mulai mememancarkan sinarnya.  Penduduk bergegas ke tepian Batang Singgalang yang  jernih.  Sungai itu asakah kehidupan bagi mereka. Tepian  berfungsi sebagai MCK. Jika hujan turun di hulu, airnya  keruh dan  kembali jernih beberapa jam kemudian.

Sepanjang  1.500 meter aliran Batang Singgalang  sudah lama  dijadikan lokasi   ikan larangan. Ikan jenis  gariang itu  berkembang cepat. Secara periodik ikan dipanen dengan cara dipancing. Tiap pemancing dipungut sumbangan.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini