Jangan Pernah Remehkan Covid-19, Sesak Nafas Dibuatnya

×

Jangan Pernah Remehkan Covid-19, Sesak Nafas Dibuatnya

Bagikan berita
Foto Jangan Pernah Remehkan Covid-19, Sesak Nafas Dibuatnya
Foto Jangan Pernah Remehkan Covid-19, Sesak Nafas Dibuatnya

PADANG – Pada Jumat (9/10) dia masih masuk kantor. Sehat dan tidak ada gejala pertanda akan sakit. Seperti biasa, dia melakukan pekerjaan rutin. Hanya saja, hari itu ‘hari balai' dan gajiannya nasabah. Sibuknya luar biasa, apalagi dia sebagai pemimpin kantor cabang pembantu sebuah bank.Ya, biasalah, saking sibuknya, Idham Setiawan kadang lalai soal makan dan minum. Bahkan, bisa jadi karena gerah, dia abai dengan pemakaian masker. "Mungkin, pada saat masker terlepas itulah saya terpapar oleh yang namanya virus corona," ujar ayah tiga anak tersebut.

Idham masih ingat, Jumat itu dia kedatangan seorang tamu dan dia sempat berbincang-bincang  sekitar setengah jam dengan teman sejawat dari kantor cabang pembantu lain tersebut.Keesokan hari, Sabtu (10/10), saat bangun pagi, Idham merasa sangat letih dan perutnya sakit. Dia menganggap hal itu karena faktor kelelahan setelah seminggu beraktivitas, seperti biasa. Cuma bedanya, pagi itu dia sampai tiga kali ke 'belakang' dan perutnya tetap terasa melilit.

Malamnya, Idham merasa tubuhnya sedikit meriang, namun masih bisa tidur nyenyak. Keesokan, saat bangun pagi badannya terasa pegal-pegal. Lagi-lagi, dia berpikir, hanya karena kelelahan dan dia pun berolahraga.Sekitar pukul depalan, tiba-tiba suhu tubunya naik, belum tahu berapa derjat. Namun, dia menganggap bahwa dirinya sedang demam. Dia minum obat, panasnya turun sebentar, kemudian naik lagi hingga keesokan hari. Karena kondisi seperti itu, dia mumutskan untuk tidak masuk kantor pada hari tersebut.

Siangnya, saat beristirahat di rumah, tiba-tiba dapat telepon bahwa tamu yang hari Jumat itu terkonfirmasi positif Corona Virus Disease (Covid-19). Mendengar berita itu, jelas saja dia shock, apalagi dengan kondisi tubuhnya juga sedang tidak sehat.Khawatir akan dirinya, Idham langsung memutuskan untuk ikut swab melalui kantor dan siang itu dia pun langsung pindah kamar, mengisolasi diri dari keluarga. Sementara isteri tercinta, ibarat akan berperang, tampak sibuk pula menyiapkan senjata, menghadapi kemungkinan Covid-19, yaitu mulai dari vitamin, juice, buah-buahan, daun sungkai, daun jeruk hingga daun sirih.

Karena belum pernah, deg-degan juga membayangkan mengikuti swab. Bersyukurnya, pagi itu badan terasa sudah tidak demam lagi. Pukul 10.00 swab dilakukan. Selesai swab, pulang. Sebelum pulang sempat bercanda dan bercerita dengan sesama rekan yang ikuti swab. Ya, ngobrol dengan tetap jaga jarak. Sesuai protokol kesehatan.Sesampai di rumah, Idham langsung mengisolasikan diri. Keesokannya, Kamis (15/10) pagi, dia merasakan kondisi tubuhnya cukup segar dan bugar. Kalaulah tidak menunggu hasil swab, mungkin dia sudah berangkat ke kantor. Namun, tidak menunggu siang, handphonenya berbunyi. Bagian SDM mengabarkan bahwa hasil swabnya, dia positif Covid-19.

Antara percaya dan tidak, Idham berusaha untuk menenangkan dan memotivasi diri bahwa dia baik-baik saja. Dia pergi ke Puskesmas. Sampai di sana dibawa ke RSUD untuk pemeriksaan dokter. Mulai dari mengukur tensi, pengambilan darah, ronsen paru-paru dan, dilanjutkan dengan konsultasi, apakah ada keluhan atau tidak."Memang, siang itu karena shock tidak disadari ingus mengalir begitu saja dari hidung. Sesekali bersin. Masuk ke ruang RSUD itu begitu horor. Banyak pasien dan, semua pasien Covid-19. Mulai dari bayi sampai kakek-nenek, ada di ruangan itu," ungkap Idham Setiawan.

Setelah mengikuti serangkaian pemeriksaan, dia harus menunggu obat dokter, sekitar dua jam lamanya. Kemudian, setelah obat didapat, dia pun  kembali ke rumah, melaksanakan isolasi secara mandiri. "Dan, malam itu flu saya mereda," katanya.

Kemudian, pada Jumat (6/11) pagi, saat terbangun, Idham merasa ada yang aneh. "Anehnya, penciuman saya hilang. Saya tidak lagi mencium bauh pewangi laundry yang biasa menempel pada selimut," katanya.Pagi itu, isteri dan anak-anak Idham pun pergi mengikuti tes swab ke Labor Unand. Walau tidak mengalami gejala apa-apa, alias dalam kondisi sehat dan normal, mereka tampak sedikit panik. Hal itu terlihat dari raut wajah isteri dan putera sulungnya.

Selama mengisolasi diri, Idham selalu disuguhi vitamin dan makanan bergizi. Ya, bangun pagi sudah tersedia minuman jahe merah hangat, juice mangga dan segelas air putih. Lalu minuman air rebusan daun sungkai, daun jeruk dan daun sirih. Tiga gelas sehari. Lumayan pahit, tetapi aromanya tidak ada.Sabtu keesok harinya, hasil swab isteri dan anak-anak Idham keluar. "Alhamdulillah, semua negatif. Kendati demikian, sejak mengikuti swab, isteri saya juga memutuskan untuk mengisolasi diri alias tidak pergi keluar rumah buat sementara waktu, walau pun untuk kebutuhan dapur," lanjutnya.

"Namun, kami para aktivis Medsos ini update status dan chat ke WAG bahwa terkonfirmasi positif. Alhamdulillah respon kawan-kawan sangat baik dan cepat. Kiriman tiap hari datang ke rumah, mulai dari lauk pauk, buah-buahan, juice, vitamin, suplemen, cemilan dan, hingga kue-kuean," ujar Idham Setiawan.Paling tidak, untuk selama sepekan, ada dua atau tiga kali dalam sehari abang Ojol datang mengantarkan makanan dan suplemen buat Idham dan keluarganya. Dukungan moril dan materil dari sanak saudara dan sahabat itu benar-benar sangat berarti bagi  mereka dalam berjuang menghadapi virus corona.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini