Kabut Asap Berisiko Rusak Jaringan Pernapasan Secara Permanen

×

Kabut Asap Berisiko Rusak Jaringan Pernapasan Secara Permanen

Bagikan berita
Kabut Asap Berisiko Rusak Jaringan Pernapasan Secara Permanen
Kabut Asap Berisiko Rusak Jaringan Pernapasan Secara Permanen

[caption id="attachment_8903" align="alignnone" width="650"]Ilustrasi (antara foto) Ilustrasi (antara foto)[/caption]JAKARTA - Dokter spesialis kesehatan paru-paru, M Yahya mengingatkan efek zat berbahaya yang terkandung dalam kabut asap akibat bisa berpengaruh pada jaringan pernapasan secara permanen.

"Efek yang ditimbulkan berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan pernapasan, khususnya paru-paru secara permanen," katanya.Zat-zat yang terkandung di dalam asap yang terjadi akibat terbakarnya lahan hutan dan gambut sebenarnya juga sama dengan yang ada di kota besar yaitu yang terdiri dari karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.

"Selain itu ada juga yang berbentuk partikel seperti silika, oksida besi, alumina dan timbal. Semuanya itu berbahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya saluran pernapasan," lanjutnya.Yahya menuturkan akan ada berbagai macam penyakit yang bisa ditimbulkan dari asap yang setiap hari dihirup oleh masyarakat, mulai dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) secara jangka pendek.

"Daya tahan tubuh menurun sehingga rentan penyakit seperti tuberculosis untuk jangka menengah hingga kanker paru-paru," tuturnya.Pengaruh yang bisa ditimbulkan, baru akan terlihat jelas dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang tergantung daya tahan tubuh, gizi dan intensitas.

"Cepat lambatnya tergantung imunitas seseorang, asupan gizi yang berpengaruh pada daya tahannya serta intensitas keseringan seseorang menghirup udara tersebut," ujar dia.Untuk mengurangi efek yang ditimbulkan, masyarakat bisa melakukan penambahan air bersih pada masker yang digunakan hingga lembab untuk menangkap partikel besar hingga kecil, dan menggunakan jenis masker yang cukup tertutup dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

"Tapi jika keadaan semakin parah harus ada upaya evakuasi khususnya anak, ibu hamil dan lansia," ujar dia. (*/aci)sumber:antara

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini