[caption id="attachment_17580" align="alignnone" width="1071"]
Keluarga korban dan terlapor yang sepakat berdamai (bayu)[/caption]LIMAPULUH KOTA - Kasus kematian bocah "RNA", murid kelas V salah satu SD di Situjuah Gadang, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota berakhir dengan damai.
Langkah damai dan kekeluargaan sebagaimana diatur dalam UU nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak ini, muncul dari keluarga pelapor dan keluarga terlapor.Tanpa paksaan maupun tekanan, kedua belah pihak sepakat, untuk menuntaskan kasusnya, Rabu (4/11). Proses diversi ini, dijembatani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Badan Pemasyarakatan Sumbar.
"Kami hanya memfasilitasi tempat, Aula Rupatama, untuk dijadikan sebagai wadah diversi," kata Kapolres Payakumbuh AKBP Yuliani dan Kasatreskrim AKP Tendri Wardi.Sebelumnya, penyidik Unit PPA Satreskrim siap melimpahkan berkas dugaan penganiyaan yang berujung kematian bocah SD tersebut."Namun, demi menghormati proses hukum terhadap anak, peradilan anak dan perlindungan anak, yang dalam kasus ini anak menjadi korban serta pelapornya, maka langkah itu kami dukung," sambung Tendri.Kendati demikian, menurut Kapolres dan Kasatreskrim, pihaknya tidak ikut campur dalam langkah perdamaian tersebut. "Karena datang dari bawah, dari hulu persoalan, juga tidak ada hak bagi kami untuk melarangnya (diversi), sebagaimana amanat UU nomor 35," tutur Kapolres. (bayu)
Editor : Eriandi
