[caption id="attachment_4709" align="alignnone" width="649"]
Ilustrasi (net)[/caption]PADANG - Pengurus masjid dan musala diminta untuk memastikan hewan kurban yang akan dipotong bebas dari penyakit. Tahun ini kebutuhan sapi kurban di Sumbar mencapai 35 ribu ekor.
Sementara untuk memastikan kesehatan hewan kurban, pengurus harus meminta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) pada penjual. "Jika sudah ada SKKH, berarti hewan tersebut sudah diperiksa kesehatannya. Untuk itu, pengurus harus meminta SKKH itu pada penjual," sebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Erinaldi, Rabu (30/8).Meski begitu, Erinaldi mengatakan khusus untuk Sumbar tidak ada penyakit hewan yang mengkawatirkan. Karena, Sumbar sudah bebas dari penyakit hewan.
Untuk memastikan dan memantau lalulintas ternak, pihaknya telah mempersiapkan sebanyak 250 tim kesehatan hewan yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumbar. Tim ini terdiri dari 76 dokter hewan dan 174 tim paramedis hewan. Selain itu, lima unit pos pengecekan (pos cek poin) juga didirikan di lima kabupaten yang berbatas langsung dengan provinsi tetangga."Pengecekan juga dilakukan di tempat penampungan, pasar ternak dan lokasi penjual ternak lainnya," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga telah memberikan sosialisasi. Sekaligus melatih Dewan Masjid Kabupaten/Kota di Sumbar. "Mereka nantinya memberikan sosialisasi pada Pengurus Masjid masing-masing Kabupaten/Kota," tuturnya.Diakuinya, kebutuhan sapi qurban untuk Sumbar, diprediksi turun. Berdekatannya perayaan Idul Adha dengan tahun ajaran baru, diyakini sebagai salah satu faktor penyebab melemahnya daya beli masyarakat.Secara umum, kebutuhan hewan qurban untuk tahun 2017 masih berkisar di angka 35 ribu ekor sapi. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Sumbar harus menyuplai kebutuhan sapi dari daerah lain. Seperti, Lampung dan Palembang. Sebab, ketersediaan sapi di beberapa Daerah di Sumbar, hanya mencapai 20 ribu hingga 25 ribu ekor. (yose)
Editor : Eriandi
