Kejar Target Produksi Padi Sumbar, Ribuan Alsintan Disebar 

×

Kejar Target Produksi Padi Sumbar, Ribuan Alsintan Disebar 

Sebarkan artikel ini
Alat mesin pertanian yang tersedia di Dipertahor Sumbar dapat dimanfaatkan oleh petani. (yose)
Alat mesin pertanian yang tersedia di Dipertahor Sumbar dapat dimanfaatkan oleh petani. (yose)
Alat mesin pertanian yang tersedia di Dipertahor Sumbar dapat dimanfaatkan oleh petani. (yose)

PADANG – Pemerintah Kabupaten/kota diminta untuk dapat mendukung mewujudkan target produksi padi di Sumbar. Karena produksi tersebut akan berpengaruh pada kebijakan import beras.

“Marilah kita saling menunjang dalam mencapai target produksi. Karena belakangan ada pula kepala dinas yang kurang peduli dengan produksi padi,”sebut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertahor) Sumbar, Chandra, Rabu (9/8).

Target produksi padi Sumbar 2017 sebanyak 600 ribu ton/tahun. Hingga Agustus, target baru terealisasi 428 ribu ton. Meski begitu, masih ada satu musim panen yang tersisa, yakni sekitar Oktober. Dengan itu, maka target tersebut optimis dapat dicapai.

“Kita akui, target itu berat. Karena kekurangan kita jaringan irigasi masih belum optimal. Meski begitu, kita tetap optimis,”sebutnya.

Diakuinya, apa yang ditargetkan pemerintah mendesak masyarakat untuk menanam padi adalah untuk masyarakat. Jika target tidak tercapai, pasokan beras kurang, pemerintah terpaksa melalukan impor. Harga gabah murah,  yang susah petani juga. Jangan sampai ada lahan produktif yang dibiarkan kosong. Apalagi yang memiliki saluran irigasi aktif.

Untuk mencapai target ini pemerintah sudah menyebarkan sekitar 6.000 alat dan mesin pertanian (Alsintan). Tahun ini juga akan ada lagi bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 2.000 alat. Alat tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota. Alat tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, melalui permohonan. Terutama melalui kelompok tani.

Ada tiga jenis alsintan yang dapat dimanfaatkan, alat pengolah sawah, alat tanah dan alat panen. Dengan itu, petani dapat lebih enteng mengolah sawah mereka. Kualitas hasil panen lebih baik, kemungkinan padi terbuang juga kecil.

Baca Juga:  Pemerintah Bangun Pembangkit Cegah Kemerosotan Pertumbuhan

Cara mendapatkan bantuan alsintan ini. Kelompok tani yang punya minimal 50 hektar satu hamparan. Jika ingin pinjam dari dinas kabupaten/kota, ajukan permohonan pada kabupaten/kota. Kalau ke Dipertahor Sumbar, ajukan permohonan melalui dinas kabupaten/kota. Dengan alat tersebut, untuk mengolah sawah maksimal hanya membutuhkan waktu 15 hari. Begitu juga untuk tanam, juga hanya butuh 15 hari kerja untuk 50 hektar.

Menurutnya, memaksimalkan penggunaan alsintan dalam mengolah pertanian tidak hanya meningkatkan kualitas hasil panen, juga menarik minat generasi muda untuk kembali ke sawah. Dengan lengkapnya alat mesin pertanian, anak muda akan lebih tertarik untuk bertani.

Padi Impago
Khusus untuk produksi padi pada daerah yang daerah irigasinya rusak, ada solusi dengan jenis impago. Belakangan dialami oleh Dharmasraya.

Menurutnya, akibat kerusakan irigasi tersebut hanya menyebabkan sekitar 500 hektar yang tidak teraliri air. Jumlah itu, dari perkiraan 6.400 hektar, sebanyak 2.300 masih bisa teraliri.

“Kalau Dharmasraya mau arahkan masyarakat tanam Impago, itu sebenarnya merugikan masyarakat. Karena, maksimal hasilnya hanya 3 ton/hektar. Sementara padi biasa bisa 5-6 ton/hektar. Kenapa tidak dianjurkan tanam jagung dengan produksi lebih besar,”sebutnya.

Meski begitu, Chandra tetap merekomendasikan Dharmasraya untuk mendapatkan bantuan bibit impago. “Rekomendasi untuk Dharmasraya sudah kita keluarkan,” ujarnya. (yose)