Padang, Singgalang – Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama satu tahun. Selama itu hampir seluruh sektor terdampak. Di tengah itu, Tim Penggerak PKK Sumbar terus bergerak menyosialisasikan protokol kesehatan dan dampak tentang bahaya virus menular itu bagi masyarakat lewat kader dasawisma.
Di tengah pandemi, organisasi yang beranggotakan ASN, istri pejabat, para pensiunan instansi terkait menjalankan 10 program pokok PKK. Selain itu ada program-program yang bisa menambah penghasilan keluarga.
“Selama pandemi angka kekerasan dalam keluarga terbilang tinggi hingga berimbas pada masalah ekonomi. Karena itu PKK juga punya program yang bisa meningkatkan income keluarga, seperti keterampilan menjahit, memasak, dan mengolah sampah. Semua itu bisa jadi uang, jika kelompok Dasawismanya aktif,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Sumbar, Ny. Harneli Mahyeldi pada pencanangan Bulan Bakti Dasawisma dan Bulan Gotong Royong Masyarakat,
Dijelaskannya, para kader PKK dan kelompok dasawisma selama pandemi Covid-19 dilatih dan didampingi membuat masker. Masker itu dipasarkan hingga mampu menambah penghasilan bagi mereka. Seperti halnya yang dilakukan kader PKK, kelompok Dasawisma di Padang Pariaman, Kota Padang dan kabupaten/kota lainnya.
Kelompok Dasawisma terdiri dari 10 rumah. Mereka menjalankan program-program PKK, yaitu penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tatalaksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan. Kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat.
Dasawisma sebagai ujung tombak PKK, melakukan berbagai program bukan sekadar retorika tapi menjalankan aksi nyata. Misalnya Kebiasaan bergotong royong yang biasa dilakukan orangtua dahulu sudah mulai berkurang, kebiasaan itu sudah masuk dalam 10 program pokok PKK.
“Berbagai program di PKK tidak akan berjalan sempurna, jika tidak didukung OPD terkait. Karena itu, butuh kerjasama yang baik antar instansi satu dengan lainnya,” terang Harneli.
Ketahanan keluarga di tengah pandemi Covid-19, juga menjadi tugas seorang istri. Mereka menjadi istri yang baik untuk suami dan ibu terbaik bagi anak-anaknya. “Bagaimana seorang istri atau ibu mampu memberikan pemenuhan gizi bagi keluarga. Ini bisa terwujud jika mereka menjalankan 10 program pokok PKK dalam keluarga. Misalnya untuk kebutuhan rempah ada tanaman yang ditanam dan tinggal petik di pekarangan. Beternak ayam, ketika bertelur bisa dimasak jadi sambal. Ibu berperan dalam menambah kekurangan dari pasangan mereka dengan program-program PKK yang ada,” terang Harneli lebih jauh.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bukittinggi, Ny. Fiona Erman Safar mengatakan, di kotanya terdapat sekitar 1.500 kelompok dasawisma. Dia bersama tim penggerak PKK Bukittinggi siap membantu masyarakat yang terkena imbas dampak pandemi Covid-19.
Langkah awal yang akan dilakukannya fokus pada perbaikan ekonomi dan persoalan sosial melalui 10 program pokok PKK. Membantu warga yang terkena Covid-19 dengan menyiapkan ruangan isolasi di masing-masing kelompok Dasawisma.
“Kami juga meningkatkan koperasi untuk kemandirian ekonomi. Kami akan cerdaskan masyarakat lewat kelompok Dasawisma. Semoga Dasawisma bisa membuka jalan agar pandemi bisa tuntas,” ujarnya.
Walikota Bukittinggi, Erman Safar berharap tim penggerak PKK bisa melakukan perbaikan ekonomi pada masyarakat hingga ke level terendah. Sebab, tak dipungkirinya masih ada warga di kotanya yang masuk kategori kurang berpunya, minim pendidikan hingga terjadi berbagai persoalan sosial.
Sementara, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, peran PKK sangat penting dalam mengatasi berbagai dampak pandemi Covid-19. “Pemerintah ingin pandemi segera berakhir. Ekonomi pulih kembali. Sekarang ada vaksin mari kita menerima vaksin dan mendukung kebijakan pemerintah. (yuke)