Keterikatan dengan Jejak Leluhur, Rani Jambak Luncurkan Suara Minangkabau

×

Keterikatan dengan Jejak Leluhur, Rani Jambak Luncurkan Suara Minangkabau

Bagikan berita
Foto Keterikatan dengan Jejak Leluhur, Rani Jambak Luncurkan Suara Minangkabau
Foto Keterikatan dengan Jejak Leluhur, Rani Jambak Luncurkan Suara Minangkabau

PADANG - Bunyi itu penting. Dan setiap tempat memiliki bebunyian khasnya masing-masing. Bunyi-bunyian khas di suatu tempat akan menghasilkan relasi antara memori, imajinasi, persepsi, pengertian, perasaan tertentu, dan interaksi individu terhadap lingkungan soniknya. Itulah konsep dasar karya kreatif terbaru yang disuguhkan seorang Rani Jambak.Rani Jambak, komposer muda kreatif dari Medan, akan merilis sebuah komposisi kreatif bertajuk Suara Minangkabau. Karya ini merupakan sebuah komposisi inovatif, berupa rajutan dari berbagai bunyi-bunyian khas di daerah Minangkabau, yang direkam Rani Jambak sebagai sampling suara, dan kemudian diolahnya serta di-aransemen menjadi sajian komposisi musik yang indah, unik, dan artistik.

Bagi seorang Rani Jambak, bunyi adalah media ampuh yang membantu manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui bunyi-bunyian yang khas, maka akan terangkai gambar dalam persepsi dan imajinasi pendengarnya mengenai sebuah lanskap (pemandangan) suara, di mana lanskap suara di suatu tempat akan berbeda dengan tempat yang lain, yang dibedakan dengan adanya penanda-penanda suara yang khas.Karena itulah, maka bunyi-bunyian yang khas menjadi "target koleksi" bagi Rani Jambak. Komposer lulusan S-2 di Macquarie University, Sydney, Australia ini, terdorong untuk menjadi seorang pemburu suara. Dikumpulkannya bebunyian khas dalam rekaman audio digital, sebagai koleksi bahan baku untuk karya-karyanya, dikurasi, untuk kemudian diolah kembali dengan teknologi musik digital, menjadi sebuah komposisi.

Darek, Pasisia, dan RantauRani Jambak lahir di Medan, namun leluhurnya berasal dari suku Jambak, etnis Minangkabau. Dalam capaian titik tertentu perjalanan berkaryanya, Rani tegerak untuk menciptakan karya yang terkait langsung dengan keterikatannya pada jejak-jejak leluhurnya. Maka, lahirlah karya "Suara Minangkabau", yang sebetulnya banyak bersumber dari perasaan dan alasan yang sangat personal.

Dalam sudut pandang yang lebih luas, "Suara Minangkabau" menjadi sebuah project musik kreatif dalam menikmati suara yang dihasilkan oleh alam dan budaya Minangkabau dari perspektif wilayah. Adapun wilayah Minangkabau yang dimaksud adalah dalam kesatuan geografis, politik, sejarah, ekonomi dan sosial, adalah “Darek” (darat), “Pasisia” (pesisir), dan Rantau.Dalam project “Suara Minangkabau”, Rani Jambak membagi komposisi dalam tiga wilayah karya. Yaitu Darek, Pasisia, dan Rantau. Keseluruhan wilayah Darek dalam project ini diwakilkan oleh daerah Payakumbuh, Padang Panjang, dan Bukittinggi. Untuk Pasisia akan diwakilkan oleh wilayah Pariaman dan Kota Padang. Sedangkan Rantau, Rani memakai makna kata kerja dari “Pergi Merantau” di mana ia memakai perspektif asal-usulnya sebagai anak Rantau yang tinggal di Medan dan menginterpretasi suara-suara di Rantau dan Minangkabau menjadi sebuah hibridasi.

Bagi Rani Jambak, memahami ruang akustik di Minangkabau bukan hanya mengenai alam dan tradisi, tapi juga tentang masyarakat urban yang membentuk Minangkabau modern saat ini. Mendengar kembali suara-suara atau soundscapes yang tercipta atas aktivitas budaya, ekonomi, alam, dan lainnya, dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam memahami lingkungan sonik Minangkabau.Maka, “Suara Minangkabau” menjadi sebuah alternatif dalam mempelajari sejarah dan budaya Minangkabau. Melalui pemahaman wilayah tersebut, generasi tua akan mengingat kembali memori mereka tentang Minangkabau, dan bagi generasi muda, akan menjadi sebuah pengetahuan yang mungkin belum pernah mereka ketahui.

Proses ProduksiProses berburu bunyi field recording (perekaman di lapangan) dilakukan Rani Jambak pada November 2020 di Sumatera Barat, selama 12 hari. Sedangkan proses perburuan suara dalam perekaman untuk Rantau (Medan) dilakukannya pada Februari 2021.

Rani Jambak (sound recordist) dan Evi Ovtiana (videografer) merekam berbagai aktivitas sosial budaya di Sumatera Barat, meliputi aktivitas di pasar, berkebun, berburu babi, melaut, rumah gadang, pemain musik tradisi, makanan tradisional, randai, sawah, perbukitan, transportasi, pembuatan sampan, lembah, air terjun, danau, mesjid, hewan, alat musik talempong batu, dll.Beberapa wilayah yang dieksplorasi Rani dan Evi adalah kota Padang, Pariaman, Ampek Angkek, Payakumbuh, Bukittinggi, Tabek Patah, kota Medan, dan Kisaran.

Setelah tuntas berburu bunyi merekam di lapangan, proses selanjutnya dilakukan Rani dan Evi di studio, untuk mengaransemen komposisi musik dan video editing. Proses komposisi menggunakan teknik sampling, eksplorasi bunyi dan soundscapes, yang diolahnya menjadi sebuah suguhan karya inovatif.Campaign Material : #futureancestor

Pada karya Suara Minangkabau, Rani Jambak mengusung tema #futureancestor pada kampanye sosial media. #futureancestor secara harafiah berarti leluhur masa depan. Bagi Rani, semua manusia yang hidup masa kini akan menjadi leluhur di masa yang akan datang.Apapun buah pikir dan yang kita lakukan saat ini akan menjadi warisan bagi generasi mendatang. "Kita sedang menulis sejarah dan tradisi yang baru". Namun, bagaimana kita menyikapi warisan dari leluhur masa lalu kita?

Profil Rani JambakMusisi dan komposer kelahiran tahun 1992 ini memiliki nama lengkap dan gelar akademis: Rani Fitriana, S.Pd.,M.Cr.Ind. Gadis berdarah Minangkabau ini mengenyam pendidikan S-1-nya di Program Studi Seni Musik, Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Musik, Universitas Negeri Medan, sejak 2010-2015. Rani melanjutkan pendidikan S-2 di Jurusan Creative Industry, Department of Media, Music, Communication and Cultural Studies, Faculty of Art, Macquarie University, Sydney, Australia, melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan Indonesia, gelar master diperolehnya pada tahun 2018.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini