Oleh Japemar/Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UNP
Guru merupakan faktor penentu dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 20 ada tujuh tugas utama seorang guru, yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pencapaian belajar siswa. Mengingat begitu berat dan pentingnya tugas seorang guru maka seorang guru harus mampu berinovasi dan berkreasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru.Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Melalui guru akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan, emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Kinerja guru mencerminkan kemampuan kerja guru yang terlihat dari penampilan kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Jika kemampuan kerja seorang guru baik, maka kinerjanya juga akan semakin tinggi, sebaliknya jika kemampuan kerja seorang guru kurang baik, maka kinerjanya juga akan semakin rendah. Dalam konteks pembelajaran kinerja guru tersebut berkaitan dengan perencaaan, pelaksanaan, penilaian, dan remedial serta pengayaan. Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya 1) Supervisi Akademik Pengawas, 2) Kepemimpinan Kepala Sekolah, 3) Budaya Organisasi.Adapun Kiat yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru adalah sebagai berikut:
Supervisi Akademik Pengawas dititik beratkan pada kegiatan mengamati dan pemberian bantuan kepada guru terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran atau akademik.Kegiatan supervisi tersebut diorientasikan pada perangkat pembelajaran, implementasi dari perangkat pembelajaran tersebut, evaluasi yang dilakukan guru dalam kelas, serta program dan pelaksanaan remedial dan pengayaan.Kegiatan tersebut dilakukan dengan teknik individual seperti kunjungan kelas, pertemuan pribadi, kunjungan antar kelas, kunjungan sekolah dan penilaian diri.Selanjutnya dengan teknik kelompok seperti kunjungan antar sekolah, rapat dewan guru, penataran dan pertemuan dalam KKG.
Pada dasarnya untuk menghasilkan supervisi akademik yang baik maka pengawas perlu mengetahui konsep kepengawasan sesuai teori dan regulasi yang ada.Penerapan konsep/teori dan regulasi yang ada diperlukan agar pengawas dalam melakukan bimbingan kepada guru-guru agar lebih terarah dan dapat dipertanggunjawabkan.Pemahaman konsep dan regulasi yang jelas memudahkan pengawas dalam memilih dan menemukan solusi bagi guru binaannya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum yang dijalankan. Untuk kepentingan pemahaman pengawas terhadap konsep dan regulasi kepengawasan ini perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan mutu kerja pengawas melalui kegiatan ilmiah seperti : lokkarya pengawas, kelompok keja pengawas (KKP), sertifikasi pengawas, ataupun diklat pengawas. Upaya-upaya yang dapat meningkatkan pelaksaan supervise guru oleh pengawas yaitu diantaranya dengan penjadwalan kegiatan supervisi akademik yang jelas dan disepakati, sehingga kegiatan supervisi dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan berkesinambungan serta mencapai hasil yang baik. Hasil kegiatan supervisi disampaikan kepada guru dengan tujuan membimbing untuk perbaikan.
Melaksanakan supervisi akademik dengan asumsi tidak mencari kesalahan seorang guru melainkan menemukan solusi dari permasalahan.Pengawas membantu guru dalam menyiapkan perangkat dan mengelola kegiatan pembelajaran, dalam arti memberikan contoh dan saran yang membangun.Pengawas sebagai pelaksana supervisi harus senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif untuk perbaikan kekurangan-kekurangan yang telah dihasilkan melalui refleksi bersama.Kemudian menindak lanjuti hasil supervisi akademik untuk perbaikan mutu pendidikan.
Selain itu Pengawas sebagai pelaksana supervisi guru harus melakukan penilaian terhadap setiap perbaikan program dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakuakn bersama guru. Untuk kepentingan penilaian tersebut pengawas dan guru melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan dan hasil apa yang telah diperoleh. Melalui kegiatan refleksi pengawas bersama guru menemukan kekuatan dan kelemahan guru.
Hasil-hasil penilaian dan refleksi dari pelaksanaan pengawasan perlu ditindaklanjuti oleh pengawas. Proses tindak lanjut itu dilakukan untuk perbaikan mutu pembelajaran yang dilakukan guru. Pengawas perlu mengajak guru yang disupervisi untuk menginterpretasikan terhadap hasil pemantauan. Untuk tindak lanjut dari kegiatan supervisi itu dimungkinkan kegiatan yang dilakukan pengawas antara lain. pengawas memperkenalkan teknik dan model pembelajaran baru, menyarankan pengawas untuk mengikuti diklat penguatan pengawas memberi peluang kepada guru untuk berkembang secara profesional, dan memberitahukan siklus supervisi akademik berikutnya.
Kepemimpinan kepala sekolah harus mampu menggerakkan dan mengarahkan perilaku semua pihak terkait.Untuk itu kepala sekolah harus mengikuti masalah aktual yang berkembang baik dari segi keilmuan maupun persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kemampuan kepala sekolah dalam memilih cara yang tepat untuk bertindak dan mengeksekusi suatu kegiatan akan berimplikasi terhadap baik dan buruknya hasil dari tindakan tersebut. Kemampuan cara bertindak tersebut antara lain seperti cara-cara memberi tugas guru, memberi informasi, memotivasi, memberi arahan, memberi solusi, petunjuk, memantau, serta mengkritik. Secara umum kemampuan cara bertindak itu dapat ditingkat seiring meningktnya kemampuan manejerial kepala sekolah yang dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas kepala sekolah melalui workshop, pelatihan, atau magang ke sekolah-sekolah rujukan.
Salah satu ciri keberhasilan tugas kepala sekolah adalah keputusan yang dihasilkannya meningkatkan efektivitas pencapain tujuan sekolah. Keputusan yang baik akan dapat dibuat apabila kepala sekolah menguasai persoalan sekolah sebagaimana yang dikemukan sebelumnya. Efektivitas pencapaian tujuan sekoalh sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam memahami visi dan misi sekolah.Arah tujuan sekolah harus mengacu kepada visi dan misi sekolah. Untuk meningkatkan kemampuan analisis kepala sekolah terhadap pendalaman visi dan misi sekolah ini dapat dilakukan melalui debat, diskusi sejawat, focus group discussion dengan mengedepankan masalah-masalah aktual sekolah.
Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya harus memperhatikan keseimbangan antara pemahaman situasi tugas dan pemeliharaan hubungan baik dengan guru, tenaga administratif maupun siswa.Karena pemimpin yang baik adalah yang mampu seimbang antara pelaksanaan tugas dan membangun hubungan baik.Salah satu ciri keberhasilan kepala sekolah adalah bagusnya pelayanan kepala sekolah terhadap seluruh warga sekolah. Untuk meningkatkan pelayanan kepala sekolah tersebut dapat dilakukan dengan orientasi konsep pemimpin, dimana kepala sekolah harus menerapkan pemimpin yang melayani warga sekolah. Sehingga dengan konsep tersebut, kepala sekolah akan lebih banyak menampung aspirasi-aspirasi warga sekolah.
Salah satu ciri utama kepemimpinan adalah kepengikutan warga sekolah terhadap kepala sekolah. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang mampu mempengaruhi semua pihak guna mencapai tujuan organisasi sekolah. Pengakuan kepemimpinan dapat tumbuh apabila setiap keputusan yang diambil kepala sekolah dilakukan secara transparan dan dapat diterima oleh warga sekolah. Apabila warga sekolah terlibat atau menjadi bagian dalam mengambil keputusan maka mereka merasa bahwa konsekuensi keputusan merupakan tanggungjawab bersama pula.
Kemampuan kepala sekolah yang penting lainnya adalah kemampuannya dalam berkomunikasi dan memotivasi warga sekolah.Kemampuan untuk memotivasi dapat dikembangkan apabila kepala sekolah menguasai persoalan yang berkembang di sekolah dan sekaligus mempunyai ide dalam pemecahan masalahnya. Untuk itu kepala sekolah dapat membentuk forum dialog dengan guru dan pegawai serta komite sekolah secara berkala guna memecahkan masalah-masalah praktis di sekolah. Melalui forum ini kepala sekolah dapat memahami kondisi sekolah secara langsung, memperoleh masukan dan memberikan inspirasi dalam memotivasi warga sekolah dan pemangku kepentingan.
Budaya yang kuat ditunjukkan dengan norma-norma dan nilai-nilai organisasi yang tercermin pada perilaku guru.Semakin besar nilai-nilai yang dapat diterima dan diterapkan guru, semakin kuat budaya organisasi, sehingga semakin tampak pengaruhnya pada perilaku guru.Saling mengenal dan saling mendukung antar warga sekolah diperlukan untuk terjadinya interaksi yang positif. Kemauan untuk saling membantu dan menyediakan waktu untuk kepentingan pesrta didik dan sekolah perlu ditingkatkan.Dikotomi antara tugas wajib dan tugas tambahan oleh guru-guru perlu dikurangi. Untuk itu, perlu ditingkatkan dengan pemerataan atas semua guru dan tidak ada yang diagungkan karna hakikatnya semua guru harus sama menerima nilai-nilai yang berkembang. Pemerataan menunjukkan sejauh mana setiap anggota organisasi mempunyai nilai-nilai yang sama.
Budaya organisasi sekolah merupakan nilai-nilai yang berlaku yang telah menjadi kebiasaan warga sekolah. Untuk itu salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pengembangan budaya sekolah melalui pendekatan moral keagamaan. Penanaman budaya organisasi berdasarkan nilai moral agama yang telah berlaku dapat memperkuat budaya organisasi melalui pesan moral agama,misalnya melalui sound system pada jam istirahat dan kegiatan kemanusiaan yang melibatkan warga sekolah.
Selain itu nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan. Kerjasama tim, komunikasi yang baik, saling percaya, pengedalian disiplin diri merupakan contoh nilai-nilai budaya organisasi. Untuk itu, perlu ditingkatkan kerjasama antar guru-guru, saling bahu membahu, saling mengisi kelemahan rekan sejawat, yakni dengan pemahaman bersama jika keberhasilan sekolah adalah keberhasilan semua guru.
Budaya organisasi merupakan pengendali arah dalam membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi, baik secara individu maupun kelompok.Untuk meningkatkan kinerja guru melalui budaya organisasi maka dilakukan upaya dengan menciptakan suatu situasi kerja dengan nilai-nilai yang khas, hubungan yang hangat dan akrab, dan bersifat kekeluargaan, yang dapat mendorong munculnya budaya organisasi yang positif. (*)