Kita Kehilangan Kehangatan Lebaran

×

Kita Kehilangan Kehangatan Lebaran

Bagikan berita
Foto Kita Kehilangan Kehangatan Lebaran
Foto Kita Kehilangan Kehangatan Lebaran

Khairul JasmiIni untuk kedua kalinya, kita lebaran tanpa kehangatan. Wabah dari Wuhan China merenggutkan semua secara sunsang.

Jika berlanjut tiga atau empat kali, secara kolektif kita susah menyemput suasana batinnya kembali. Sekarang saja, semua disuruh balik kanan, sesuatu yang amat menyakitkan.Apa hendak dikata, negeri kita sedang dilanda wabah. Rakyatnya, kita semua, termasuk penyelenggara negara, hidup dalam peradaban yang rendah. Disiplin yang porak-poranda. Kesadaran kesehatan yang memprihatinkan dan pemerintah yang lemah.

Untuk sebuah masker saja, perlu polisi turun tangan. Belum lagi, ada pula persepsi, pemahaman Covid-19 dikaitkan dengan China. Kata pepatah Inggris, pengetahuan yang sedikit, bikin masalah.Itu yang kita alami di satu sisi. Di sisi lain, lebaran tiba pula. Tradisi yang terputus, apalagi satu generasi, tak gampang menumbuhkannya kembali.

Agar tahun depan kita bisa berlebaran seperti 2019 lagi, tak ada cara lain: tiap kita harus saling mengingatkan, sakit bersama itu sangat buruk. Lebih buruk lagi tak peduli pada keselamatan diri sendiri. Tiap kita menjaga diri.Tiap kita lupo-lupo ma ingek-an. Anggap enteng wabah adalah cerminan kedangkalan diri. Para ulama diminta perannya untuk menjaga umat, rakyat banyak. Aparat pemerintah berhenti korupsi, sebab kita sedang susah. Mari bahu-membahu putus mata rantai Covid.

Cukup dua kali lebaran saja. Jika sampai tiga, maka hilang kapak karena mancari kapak hehe. Kehilangan tradisi ritual lebaran yang massal. Kehilangan gerakan masif mudik, adalah kerugian ekonomi dan kerugian kekayaan tradisi.Kita cemas, akan diri kita, juga akan nasib ke depan. Makanya perlu keselamatan bersama. (*)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini