
JAKARTA –Senyum bahagia mengembang lebar di wajah Saiful Hamim (53) ketika KBK menghampiri dirinya. Senyum tersebut tak lain berasal dari kesuksesannya membangun kebun kopi berkat bantuan program pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa. Bermodalkan kebun kopi seluas 1 hektar di Dusun Kemloko, Desa Tempuran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah kini Saiful bangga menjadi petani kopi.
Menurut ayah dua anak itu jauh sebelum Dompet Dhuafa melakukan pemberdayaan harga jual kopi jatuh, seakan tak mampu bangkit akibat ulang tengkulak yang selalu menekan harga. Padahal Saiful melihat harga jual kopi di kota-kota besar seperti Semarang dan Jakarta terus melambung.
“Selain hargajualnya rendah produksinya juga tak banyak, hanya setengah kilogram per pohon namun setelah ada Dompet Dhuafa produksi berangsur-angsur meningkat menjadi empat kilogram lalu meningkat lagi menjadi enam kilogram pada tahun ini. Semunya kopi robusta,” ucap Saiful disela-sela acara diskusi kopi bersama Dompet Dhuafa di FX Senayan, Jakarta (19/12).
Sepanjang diskusi bersama KBK Saiful tak henti-henti bersyukur, mengucapkan terimakasih kepada Dompet Dhuafa. Kesejahteraan Saiful yang terus meningkat ternyata berdampak signifikan terhadap pendidikan sang anak. Kini anak kedua Saiful, Anang Arifin setelah tamat SMA dapat melanjutkan kuliah dan kini sudah semester tiga jurusan Teknik Industri Pertanian di UTY.
“Dulu sebelum pemberdayaan Dompet Dhuafa melakukan survey pendapatan. Rata-rata warga kampung sini per bulan hanya bisa mendapatkan uang tiga ratus empat belas ribu dari kopi. Tapi sekarang alhamdulilah sudah sembilan ratus ribu per bulan,” Ujar Saiful yang tergabung bersama koperasi Kopi Buana Asri.