Kopi, Dompet Dhuafa dan Kotak Amal Masjid

×

Kopi, Dompet Dhuafa dan Kotak Amal Masjid

Bagikan berita
Foto Kopi, Dompet Dhuafa dan Kotak Amal Masjid
Foto Kopi, Dompet Dhuafa dan Kotak Amal Masjid

[caption id="attachment_46739" align="alignnone" width="448"]Saiful hamim bersama istri ketika menghadiri acara diskusi kopi yang diselenggarakan Dompet Dhuafa. (foto Aditya KBK) Saiful hamim bersama istri ketika menghadiri acara diskusi kopi yang diselenggarakan Dompet Dhuafa. (foto Aditya KBK)[/caption]JAKARTA –Senyum bahagia mengembang lebar di wajah Saiful Hamim (53) ketika KBK menghampiri dirinya. Senyum tersebut tak lain berasal dari kesuksesannya membangun kebun kopi berkat bantuan program pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa. Bermodalkan kebun kopi seluas 1 hektar di Dusun Kemloko, Desa Tempuran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah kini Saiful bangga menjadi petani kopi.

Menurut ayah dua anak itu jauh sebelum Dompet Dhuafa melakukan pemberdayaan harga jual kopi jatuh, seakan tak mampu bangkit akibat ulang tengkulak yang selalu menekan harga. Padahal Saiful melihat harga jual kopi di kota-kota besar seperti Semarang dan Jakarta terus melambung.“Selain hargajualnya rendah produksinya juga tak banyak, hanya setengah kilogram per pohon namun setelah ada Dompet Dhuafa produksi berangsur-angsur meningkat menjadi empat kilogram lalu meningkat lagi menjadi enam kilogram pada tahun ini. Semunya kopi robusta,” ucap Saiful disela-sela acara diskusi kopi bersama Dompet Dhuafa di FX Senayan, Jakarta (19/12).

Sepanjang diskusi bersama KBK Saiful tak henti-henti bersyukur, mengucapkan terimakasih kepada Dompet Dhuafa. Kesejahteraan Saiful yang terus meningkat ternyata berdampak signifikan terhadap pendidikan sang anak. Kini anak kedua Saiful, Anang Arifin setelah tamat SMA dapat melanjutkan kuliah dan kini sudah semester tiga jurusan Teknik Industri Pertanian di UTY.“Dulu sebelum pemberdayaan Dompet Dhuafa melakukan survey pendapatan. Rata-rata warga kampung sini per bulan hanya bisa mendapatkan uang tiga ratus empat belas ribu dari kopi. Tapi sekarang alhamdulilah sudah sembilan ratus ribu per bulan,” Ujar Saiful yang tergabung bersama koperasi Kopi Buana Asri.

Bahkan menurut Saiful meningkatnya pendapatan petani kopi membuat kotak amal jariah di masjid pun selalu terisi setiap jumatnya.

“Tempo hari panitia pembangunan masjid meminta dana per kk lima puluh ribu, selama satu tahun masjid tak juga rampung. Tapi sekarang seminggu panitia masjid bisa kumpulkan delapan puluh juta. Semua berkat program pemberdayaan Dompet Dhuafa,” terangnya.Jodi Iswanto Direktur karya Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa mengatakan sedikitnya ada 100 kk petani kopi di Temanggung yang tengah diberdayakan dengan bantuan Rp 3 – 4 juta per setiap kk. Jodi menilai tingginya permintaan dan harga kopi saat ini tak sebanding lurus dengan produksi. Petani kopi pun terutama yang pola perkebunan rakyat masih belum hidup secara sejahtera.

“Dengan kondisi seperti ini Dompet dhuafa menjadi relevan untuk dapat berperan dalam isu pengembangan kopi rakyat Indonesia. Selain melakukan pemberdayaan kami juga melakukan edukasi dan memutus rantai distribusi yang tadinya dijual menggunakan tengkulak kini menjadi langsung ke eksportir” tegas Jodi. Demikian kbknews(lek)kbk

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini