KPK Sebut Potensi Korupsi Terbanyak di Sektor Sumber Daya Alam

×

KPK Sebut Potensi Korupsi Terbanyak di Sektor Sumber Daya Alam

Bagikan berita
Foto KPK Sebut Potensi Korupsi Terbanyak di Sektor Sumber Daya Alam
Foto KPK Sebut Potensi Korupsi Terbanyak di Sektor Sumber Daya Alam

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarief menyoroti potensi-potensi adanya tindak pidana korupsi di sektor Sumber Daya Alam (SDA). Sebab, kata Syarief, potensi korupsi terbesar di Indonesia ada di sektor SDA."Kenapa kami fokus di SDA, karena sektor ini paling banyak korupsi. Kenapa? Di setiap banyak sektor (penghasil) uang, di situ akan banyak kemungkinan korupsi," kata Syarief dalam acara diskusi kanal 'Quo Vadis Korupsi Sumber Daya Alam Indonesia' di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (16/7).

Menurut Syarief, sumber daya alam merupakan barang ‎yang sangat berharga untuk kelangsungan hidup manusia. Namun, SDA merupakan barang terbatas dan tidak bisa dikembangbiakkan. Apalagi, dalam sektor tambang."Kalau habis tambangnya, ya enggak bisa beranak, tinggal lobangnya. Kalau abis emasnya, tidak bisa beranak, nikel, dan yang lainnya juga," imbuhnya dikutip dari okezone

Syarief meminta agar seluruh pihak utamanya para pengusaha tambang untuk sama-sama menjaga sumber daya alam di Indonesia. Terlebih, Undang-Undang (UU) sudah mengatur tentang pemanfaatan dan perlindungan terhadap lingkungan."Kemudian juga, karena sumber daya alam adalah sumber uang negara. Tapi kalau kita lihat, itu sedikit sekali dia (SDA) menyumbang," ungkapnya.

Lebih lanjut, Syarief mencontohkan soal ketimpangan atau ketidakadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam. Dia mencontohkan terkait penghasilan perusahaan Aneka Tambang (Antam) pada 2018 yang mencapai lebih dari Rp300 miliar per tahun.Di sisi lain, tekan Syarief, terdapat dampak yang cukup mahal akibat buruknya pertambangan tersebut yakni, banjir bandang di daerah pertambangan. Kerugian negara dari banjir tersebut justru mencapai triliunan rupiah.

‎"Berapa kerugian negara akibat banjir yang tergenang, setelah dihitung triliunan totalnya. Tidak seimbang," ucapnya. (aci)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini