KPPU Khawatirkan Ketimpangan Ekonomi dan Pengangguran

Ă—

KPPU Khawatirkan Ketimpangan Ekonomi dan Pengangguran

Bagikan berita
Foto KPPU Khawatirkan Ketimpangan Ekonomi dan Pengangguran
Foto KPPU Khawatirkan Ketimpangan Ekonomi dan Pengangguran

[caption id="attachment_41517" align="alignnone" width="650"] KPPU (net)[/caption]JAKARTA – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan, 'kue ekonomi' yang terus tumbuh di Indonesia tampaknya sebagian besar dinikmati oleh segelintir orang saja, sehingga ketimpangan di Tanah Air sangat tinggi meski perlahan mulai menunjukkan tren penurunan.

Syarkawi Rauf, Ketua KPPU mengatakan, perekonomian nasional selama ini hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata, sehingga yang terjadi ketimpangan antar si kaya dan si miskin sangat jauh. Bahkan, sejak merdeka, cara pendekatan pembangunan yang berorientasi Jawa-sentris juga membuat kondisi ekonomi antar daerah sangat timpang."Indonesia ini jadi korban suksesnya sendiri, kita sukses mendorong growth, tapi akibatnya ketimpangan yang meningkat," kata Syarkawi di Hotel Bidakara Jakarta, Senin (19/2).

Syarkawi mengatakan, indikator utama dalam melihat ketimpangan bisa dilihat dari kepemilikan aset di Indonesia yang disebutnya dimiliki oleh sedikit pengusaha besar saja. Dengan begini, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu dinikmati oleh pengusaha itu-itu saja."Hampir semua sektor ekonomi kita di Indonesia ini lebih dari separuhnya dikuasai oleh 5 sampai 7 pemain besar. Akibatnya yang menikmati benefit tinggi ini hanya 5 sampai 7 orang itu," ujarnya sebagaimana diwartakan laman okezone.

Ketimpangan ini juga terwujud dari angka kemiskinan di Indonesia yang berada di level 10,12 persen atau setara 26,58 juta orang per September 2017. Ekonomi yang terus tumbuh, kata Syarkawi, tidak terlalu mendorong kemiskinan turun dratis. “Ekonomi kita bisa tumbuh tapi angka kemiskinan tidak bisa kurang karena apa, dari sisi persaingan usaha," ucapnya.Selain kemiskinan, tingkat pengangguran di Indonesia juga masih tinggi sehingga bonus demografi disia-siakan karena banyak penduduk usia muda yang seharusnya produktif menjadi tidak produktif. Hal ini, kata dia, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini tidak mampu menciptakan lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan penduduk. Per Agustus 2017, jumlah pengangguran mencapai 7 juta orang.

Di tengah kemiskinan dan pengangguran yang begitu tinggi, sejumlah orang terkaya di Indonesia menumpuk harta triliunan rupiah. Sebagai contoh, Hartono bersaudara, pemilik bank dan bisnis rokok memiliki kekayaan 32,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp435 triliun.Dari sisi spasial, penyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini juga masih didominasi dari Pulau Jawa. Syarkawi mengatakan, porsi produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa menyumbang lebih dari 50 persen terhadap PDB nasional. Sementara sisanya berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia.

Rosan Roeslani Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengakui adanya ketimpangan Indonesia. Dia pun mendorong agar seluruh pihak mencari solusi untuk mendorong kelompok menengah ke bawah naik kelas."Kita akui bahwa ketimpangan itu ada, dan kita menginginkan juga pemerataan. pertumbuhan yang berkeadilan itu sebetulnya adalah keinginan kita semua,” ucap dia. (aci)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini