[caption id="attachment_4045" align="alignnone" width="649"]
Susilo Bambang Yudhoyono (net)[/caption]JAKARTA – Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap memanas, karena terjadinya saling lempar kritik di media sosial diantara keduanya.
Sebelumnya, SBY mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi yang lebih banyak mencurahkan pembangunan di bidang infrastruktur. Tidak lama berselang, Jokowi melakukan “kritik” dengan mengunjungi proyek Hambalang di Bogor, Jawa Barat yang digagas pemerintahan SBY.Menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Maswadi Rauf, kritik yang dikemukakan SBY, meskipun melalui media sosial, sah-sah saja dilakukan. Hal ini mengingat kritik bisa dilontarkan oleh siapa saja, asalkan dengan etika dan santun.
“Sah-sah saja, siapa pun yang melihat ada yang perlu diperbaikki, ya sampaikan. Jadi kalau mantan presiden tidak boleh gitu? Loh gimana sih? Itu logika orang itu perlu dibetulkan. Menurut saya itu sah-sah saja,” kata Maswadi, Minggu (27/3).“Bahwa SBY menilai pembangunan terlalu banyak di infrastruktur, ya itu kan sah-sah saja. Dia mengkritik bukan Jokowi sebagai pribadi, enggak ada yang salah dengan kritik itu,” lanjut dia.
Sebelumnya, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai saling sindir antara Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menguntungkan SBY.Hendri menilai Presiden Jokowi terkesan reaktif dalam menanggapi berbagai kritik yang dilontarkan SBY terhadap kinerja pemerintahan. Apalagi, perseteruan muncul dibarengi isu istri SBY, Ani Yudhoyono akan maju dalam Pemilihan Presiden pada 2019.(aci)
