KUD Mina Sinar Laut, Bukti Nelayan Berdaya dengan Koperasi

×

KUD Mina Sinar Laut, Bukti Nelayan Berdaya dengan Koperasi

Bagikan berita
Foto KUD Mina Sinar Laut, Bukti Nelayan Berdaya dengan Koperasi
Foto KUD Mina Sinar Laut, Bukti Nelayan Berdaya dengan Koperasi

[caption id="attachment_72284" align="alignnone" width="640"] Pabrik es milik KUD Mina Sinar Laut. (eriandi)[/caption]BERLOKASI di Pilubang, Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, sekitar 15 menit berkendara dari Kota Pariaman, berdiri sebuah pabrik es balok milik Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Sinar Laut. Di balik bangunan sederhana itu, tak disangka berproduksi rata-rata 700 batang es balok setiap harinya.

Yang mengagumkan, es balok tersebut merupakan produksi dari KUD Mina Sinar Laut yang seluruh anggotanya merupakan nelayan setempat. KUD Mina Sinar Laut Padang Pariaman menjadi bukti bahwa koperasi memang sebagai soko guru dan tak lekang digilas zaman bila dikelola dengan baik. Puluhan tahun sejak didirikan, koperasi itu tetap bertahan menghadapi badai.KUD nelayan itu membuktikan bahwa kebersamaan dan kekompakan membuat mereka bertahan. “Kebersamaan adalah kunci untuk tetap bertahan,” kata pengurus KUD Mina Sinar Laut, Ali Marten kepada singgalang saat ditemui di Sungai Limau, Sabtu (28/9).

KUD Mina Sinar Laut sudah sangat lama berperan dalam menyokong ekonomi masyarakat nelayan Sungai Limau. Berdiri sejak tahun 1979 dengan modal awal Rp10 ribu simpanan wajib dari sejumlah anggota. Tak ada pinjaman modal dari pihak lain, hanya dari anggota.Ali Marten bercerita, awal beroperasi, KUD itu fokus pada usaha simpan pinjam. Namun, karena macet, beralih menjadi waserda (warung serba ada) yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan nelayan.

“Kami sudah empat kali ganti akta notaris. Ini sudah generasi yang kelima,” beber Ali Marten yang juga Ketua Persatuan Nelayan Padang Pariaman itu.

Nelayan sekitar pun sudah semakin banyak yang bergabung dengan koperasi. Mereka melihat perkembangan yang bagus dari koperasi dan tertarik untuk ikut. Apalagi, dengan menjadi anggota, mereka bisa membeli alat-alat tangkap dan peralatan melaut lainnya dengan menyicil.Selain waserda, koperasi dulunya bahkan sudah memiliki kantor untuk operasional. Sayangnya, karena dihantam abrasi pantai pada tahun 2008, aset warung dan kantor hancur dan tinggal puing. Kini, pengurus sedang berusaha untuk membangun kembali kantor baru dengan keuntungan yang ada.

Terkait produksi es balok, Ali Marten mengatakan, saat ini produksi pabrik sudah 700 batang sehari. Es yang merupakan kebutuhan penting bagi nelayan agar ikan tidak cepat busuk, dijual seharga Rp16 ribu per batang, di luar ongkos kirim. Produksi es balok sangat membantu kebutuhan nelayan sekitar. Karena, jika harus membeli, para nelayan harus merogoh kocek sekitar Rp30 ribu sebatang.Pada awal produksi, koperasi hanya menjual Rp9 ribu per batang pada nelayan. Saat itu, harga pasaran di luar sekitar Rp20 ribu sebatang. “Dengan membeli produksi sendiri, tentu akan jauh meringankan nelayan,” kata Ali.

Di Padang Pariaman, KUD Mina Sinar Laut menjadi satu-satunya penghasil es balok bagi nelayan. Bahkan, tak hanya mencukupi kebutuhan nelayan Padang Pariaman dan sekitarnya, es balok produksi KUD Mina Sinar Laut juga sudah merambah hingga ke Tiku, Kabupaten Agam, Sasak, Kabupaten Pasaman Barat dan Kota Padang. Namun, untuk wilayah yang lebih jauh dari itu, diakuinya akan memakan cost lebih. Walaupun adapula permintaan dari nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan.

Ali Marten menceritakan ihwal mulanya KUD Mina Sinar Laut bergerak di bidang es balok tersebut. Setelah jenis usaha simpan pinjam dan waserda, pada tahun 2006, KUD Mina Sinar Laut mendapat bantuan mesin membuat es balok sekaligus membuat gudang dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Saat itu, ada delapan provinsi yang dapat. Di sejumlah daerah yang mendapat bantuan, sudah banyak pula mesinnya yang rusak.“Tapi kita, Alhamdulillah, sampai saat ini masih beroperasi lancar walaupun pernah sekali diperbaiki. Kita jaga betul bila rusak sedikit saja, langsung diperbaiki. Karena, sekali bongkar mesin, biayanya bisa ratusan juta rupiah. Spare part-nya juga hanya dijual oleh pabrik yang membuat mesin,” ujarnya.

Selain biaya yang besar, kerusakan mesin tentu akan berdampak pada nelayan. Nelayan akan kebingungan bila sehari saja es balok tak berproduksi. Karena itu, pengurus bersama operator betul-betul merawat dengan baik mesin pembuat es balok. Pihak Kementerian juga sampai sekarang masih terus melakukan pengawasan dan evaluasi. Selain itu, pembinaan pun selalu diberikan oleh Dinas Koperindag Kabupaten Padang Pariaman.Saat ini, anggota KUD Mina Sinar Laut mencapai 100 orang, baik yang aktif maupun pasif. Sedangkan omzet sudah mencapai Rp1 miliar lebih. Untuk menjalankan pabrik, pengurus sengaja menggaji 4 karyawan yang masuk kerja dengan shift.

Di samping produksi es balok, KUD juga memfasilitasi nelayan anggota untuk membeli peralatan melaut. Karena memang koperasi adalah pada dasarnya dari dan untuk anggota.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini