Lahan Anda Mau Ditanami Jagung oleh Gempita, Ini Prosedurnya

Ă—

Lahan Anda Mau Ditanami Jagung oleh Gempita, Ini Prosedurnya

Bagikan berita
Foto Lahan Anda Mau Ditanami Jagung oleh Gempita, Ini Prosedurnya
Foto Lahan Anda Mau Ditanami Jagung oleh Gempita, Ini Prosedurnya

[caption id="attachment_76358" align="alignnone" width="650"] Nurkhalis bersama sejumlah petani (ist)[/caption]PESISIR SELATAN – Setelah Sukses menjagungkan 10 ribu hektare lahan tidur di Solok Selatan, Solok , Agam dan Pasaman Barat, calon Legislatif DPD RI nomor urut 38, Nurkhalis kembali gencar mencari para petani untuk mau berladang jagung. Dirinya siap memfasilitasi lahan tidur petani untuk ditanami jagung. Targetnya, seluas 2.000 hektare sampai Maret 2019 mendatang.

Niat untuk menjagungkan kembali lahan tidur ini setelah melihat data produksi jagung pada 2017 dan 2018. Ia bersama Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumatera Barat melihat hasil produksi jagung di Sumbar masih di bawah kebutuhan masyarakat.“Walaupun di tahun 2017 dan 2018 sudah menjagungkan lahan 10 ribu hektare di beberapa kabupaten di Sumbar ini, saya ingin menambah luasan ladang jagung. Pasalnya, produksi jagung dengan kebutuhan masyarakat masih belum seimbang hingga sekarang," kata Korwil Gempita Sumbar ini.

Sistem yang dipakai kata Nurkhalis, tidak terlalu susah. Cukup petani yang punya lahan memberi tahu Gempita di kota/kabupaten atau menghubungi dirinya, bahwa ada lahan tidur yang bisa diolah menjadi ladang jagung.Setelah itu, Nurkhalis bersama Gempita akan mendatangi lokasi dan melakukan pemetaan ladang agar hasil yang diinginkan saat panen bisa memuaskan nantinya. “Saya tidak hanya datang ke petani lalu memberi bibit, tetapi memperhatikan bagaimana struktur geografis, kadar tanah, pengairan, pemberdayaan sumber daya manusia petani dan memfasilitasi pembukaan lahan,” katanya.

Dengan target 2 ribu hektare ini, Nurkhalis optimis bisa menambah produksi 40 ribu ton jagung setiap tahun. Jumlah ini setidaknya bisa menolong kebutuhan jagung untuk masyarakat Sumatera Barat 40 persen dari defisit saat ini.Pasalnya di tahun 2017 dan 2018, Sumbar hanya mampu memproduksi 500 ribu ton jagung. Sedangkan kebutuhan Sumbar sebanyak 600 ribu ton. Dengan defisit 100 ribu ton, membuat Sumbar harus mengimpor jagung dari luar untuk mencukupi kebutuhan.

“Jika kita impor terus, harga jagung akan terus turun dan yang akan teraniaya petani juga. Saya ingin memperjuangkan bagaimana jagung surplus di Sumbar. Dengan itu harga akan stabil,” katanya. (rahmat)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini