Lubuk Basung, Singgalang – Sudah lama meresahkan warga dan merusak ladang tebu, akhirnya beruang madu (Helarctos malayanus) masuk ke kandang jebak milik Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, Kabupaten Agam, Rabu (16/3) pagi.
Pihak KSDA telah memasang jebakan selama sembilan hari. Jebakan dipasang di lahan kebun tebu milik warga Dusun Surau Kubamgan, Jorong Sidang Tangah, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur.
Wali Jorong Sidang Tangah, Agusmar mengatakan, warga setempat datang ke BKSDA Lubuk Basung melaporkan hasil jebakan itu Rabu (16/3). Menurutnya, beruang itu pertama kali dilihat masuk ke kandang jebak oleh warga setempat atas nama Aditiawarman ketika dia hendak menyabit rumput makanan ternak di lokasi kandang jebak.
“Aditiawarman melaporkan ke saya bahwa beruang masuk kandang jebak, namun pintu tidak tertutup,” katanya.
Dapat laporan itu, ia langsung ke lokasi untuk memastikan apakah pintu sudah tetutup dengan rapat dan langsung memberitahu ke Resor KSDA Maninjau.
Di lokasi, warga sudah ramai melihat beruang yang meresahkan warga akibat merusak tanaman tebu, nangka milik warga dan bahkan muncul di permukiman warga. Dengan kondisi itu, lokasi dipenuhi warga untuk melihat secara dekat seperti kebun binatang.
“Saya kesulitan untuk melarang warga agar jangan mendekat,” katanya.
Sementara, Kepala Resor KSDA Maninjau, Ade Putra menambahkan, petugas Resor KSDA Maninjau langsung ke lokasi untuk mengevakuasi satwa itu setelah mendapatkan informasi dari Wali Jorong Sidang Tangah.
“Kita mengevakuasi dengan menggunakan kandang traspor,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan observasi terkait kondisi fisik apakah terdapat luka, cacat dan lainnya.
Apabila dinyatakan sehat, tambahnya, satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya langsung di rilis atau lepas liar di kawasan konservasinyang aman dari satwa tersebut.
“Lepas liar kita lakukan setelah hasil dari observasi yang kita lakukan,” katanya.
Ia mengakui, penanganan konflik manusia dengan satwa liar jenis beruang madu itu semenjak Januari 2022. Resor KSDA Maninjau telah melakukan penanganan konflik manusia dengan beruang madu tersebut dengan menurunkan tim.
Penanganan konflik berupa wawancara dengan saksi mata yang melihat beruang madu, identifikasi lapangan, memantau keberadaan satwa dari kotoran, jejak cakaran dan sisa makanan. Bahkan, Resor KSDA Maninjau juga memasang dua kamera jebak, kandang jebak dan melakukan patroli.
“Upaya telah kita lakukan, namun belum berhasil untuk megevakuasi beruang madu,” katanya. (M.khudri)