Langkah Cerdas Progul Santun

×

Langkah Cerdas Progul Santun

Bagikan berita
Langkah Cerdas Progul Santun
Langkah Cerdas Progul Santun

PROGRAM Unggulan (Progul) Satu Nagari Satu Iven (Santun) yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar sejak Mei, dan akan berlanjut hingga akhir tahun 2022 telah banyak menyita perhatian publik, baik di level Sumatra Barat maupun nasional.Program ini, yang merupakan realisasi janji pasangan Bupati Eka Putra dan Richi Aprian begitu terpilih sebagai Kepala Daerah Tanah Datar di awal 2021 lalu, tak pelak menghadirkan berbagai kesan dan pesona tersendiri.

Data dan angka berbicara dan tidak sekadar isapan jempol, di tengah tetap mengemukanya pandangan miring, progul ini tak pelak telah membuktikan eksistensinya sebagai sebuah program yang tidak saja cerdas dan berdampak positif, namun juga membangkitkan optimisme terhadap alternatif strategi pengembangan potensi wisata lokal.Sampai tulisan ini ditulis, sudah 9 nagari yang menampilkan pesona khasnya. Dimulai dari Andaleh Baruh Bukik, Kecamatan Sungayang, yang menyelenggarakan iven bertajuk Sepekan Alek Nagari Andaleh (4-10 Mei 2022), sampai nanti berakhir di Festival Tenun di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara (5-6 November 2022) merupakan awal dan ujung dari 14 nagari yang mendapat kesempatan pertama di tahun ini berpartisipasi dan menyemarakkan pariwisata Tanah Datar.

Menurut informasi yang didapat, Progul Santun diberi stimulus berupa insentif oleh Pemkab. Tanah Datar sebanyak 50 juta rupiah (saja) per-Nagari.Setiap Nagari diberi kebebasan untuk menambah “modal” melalui uluran tangan perantau atau sponsor yang tidak mengikat yang kesemuanya itu membuka peluang selebar mungkin untuk terjadinya proses “Sato Sakaki” yang alamiah mulai dari grass-root. Nantinya, di setiap iven, masing-masing nagari diharapkan mampu menjual berbagai produk, baik berupa benda kreatif, kuliner, maupun atraksi budaya yang tentu saja memiliki daya tarik nominal.

Alhasil, sejauh pengamatan penulis, dari 9 Nagari yang sudah melaksanakan iven, terakumulasi luar biasa banyak dampak multi-dimensi, baik ekonomi, sosial, kultural, kepariwisataan, juga hal-hal yang bersifat religius-keagamaan, hal mana yang selama ini sudah menjadi kekuatan dan keunggulan Tanah Datar yang notabene asal muasal dan sumber nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah itu.Menurut catatan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, sampai iven ketujuh (Gebyar Pesona Talago Biru, nagari Atar, Kecamatan Padang Ganting), sudah terkumpul nominal transaksi sejumlah 5,52 Milyar rupiah. Dari segi pengunjung, ada sebanyak total 47 ribu pengunjung yang memadati tumpah ruah menyerbu ketujuh nagari. Ini berarti, nyaris sebanyak 7 ribu manusia mengalir ke lokasi acara. Ini juga berarti, rata-rata hamper 800 juta uang yang datang membanjiri masing-masing kemeriahan di tiap nagari penyelenggara. Angka fantastis ini nyaris menyamai dana desa pertahun yang dikirim oleh pemerintah pusat ke masing-masing desa (baca: nagari).

Dari semua data yang ada, dan tentunya pengamatan langsung di lapangan, sulit menyigi kelemahan Progul Santun. Jika selama ini masyarakat di pelosok nagari di Tanah Datar seperti tersurukkan di balik gelombang pandemi Covid-19, mengalami keterkungkungan geografis dan budaya, maka begitu Progul Santun hadir dan menebar pesona di masing-masing 14 kecamatan (yang diwakili oleh satu nagari di setiap kecamatannya), seluruh keriangan dan gairah seluruh elemen seperti tsunami yang tertahan.Tak hanya itu, Progul yang bertujuan membangkitkan kembali kearifan lokal, potensi ekonomi dan potensi destinasi wisata di masing-masing nagari di Tanah Datar ini, telah mampu memperkuat jalinan interaksi sosial dan solidaritas kultural antar elemen masyarakat, mulai dari tataran paling bawah sampai elite. Hebatnya, berbagai sekat dan hambatan sosiokultural seolah terkikis begitu saja melalui rasa gotong-royong dan sikap saling asah-asih dan asuh antar seluruh yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung demi menyukseskan alek nagari.

Lihatlah, para Bundo Kanduang tak terkiran semangatnya menjunjung Bungo Siriah, atau Songket Pandai Sikek, atau Pongek Lapuak, berjejer tak peduli panas atau hujan, memancarkan pesonanya yang seolah ingin menyapa dunia. Lihat pula para Niniak-Mamak, Datuak dan Paga Nagari yang lindah memamerkan silat atau petatah-petitih lengkap dengan pakaian kebesaran. Di Cubadak, Tong-tong yang konon berusia 300 tahun keluar dari “sarang”nya, dan menjadi ikon pemersatu. Bahkan, Tabek Ganggam Festival tak dibuka kalau benda bersejarah itu tak ditabuh oleh Bupati Tanah Datar, Eka Putra, S.E., M.M.Di Pandai Sikek, Wakil Bupati Richi Aprian, S.H., M,H, tersenyum lebar saat ikut menganyam songket Pandai Sikek secara simbolis di depan para tetua adat, tokoh masyarakat, perantau, dan warga Pandai Sikek yang penuh vitalitas itu. Anyaman Wabup menandai dimulainya gemuruh Pandai Sikek Festival, 27-28 Agustus lalu. Foto-foto hasil jepretan aktivitas alek di sana menjalar ke mana-mana, termasuk media asing, mengambarkan alam yang luar biasa indah, kecantikan songket Pandai Sikek, dan eksotisme warga yang berpartisipasi sumringah selama iven.

Ke depan, kabarnya Progul ini akan diperkuat eksistensinya melalui penambahan jumlah Nagari yang akan tampil di kalender Santun 2023. Meskipun memang belum dapat dipastikan seratus persen mengenai kabar ini, namun sinyalemen di lapangan menunjukkan indikasi kuat.Tentu kita butuh komitmen dari para pemangku kepentingan, terutama DPRD Tanah Datar sebagai penyusun anggaran, dan tentu saja pihak pimpinan eksekutif Tanah Datar, mulai dari Bupati hingga jajaran Dinas terkait, apakah kesemarakan dan antusiasme yang natural dari para anak nagari di seluruh pelosok Tanah Datar yang tampak jelas riang gembira menyambut Satu Nagari Satu Iven ini akan jadi kenangan saja di tahun-tahun depan? Atau sebaliknya, Progul yang sangat pantas dijadikan sebagai Role-Model, atau Pilot Project bagi pengembangan kepariwisataan di Sumatra Barat, bahkan Indonesia ini berlanjut dan semakin dikelola secara lebih profesional.

Apalagi, kita akan mengadakan gawe tidak main-main di 2023: Visit Beautiful West Sumatra 2023. Ini pekerjaan rumah yang semestinya melalui Progul Santun Tanah Datar dapat dijadikan kaca banding atau setidaknya tolak ukur mencapai sasaran dan target: menjadikan pariwisata Sumbar sebagai contoh bagi program pengembangan dan kebijakan unggul kepariwisataan di Indonesia. [*]Penulis adalah Kurator iven Tabek Ganggam Festival, Nagari Cubadak, Tanah Datar, dan pengamat Sosiologi Pariwisata.

Editor : Eriandi, S.Sos
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini