Larangan Mudik, Bagai Dua Sisi Mata Pisau, Athari Gauthi Ardi : Jangan Sampai Kita Seperti India

×

Larangan Mudik, Bagai Dua Sisi Mata Pisau, Athari Gauthi Ardi : Jangan Sampai Kita Seperti India

Bagikan berita
Foto Larangan Mudik, Bagai Dua Sisi Mata Pisau, Athari Gauthi Ardi : Jangan Sampai Kita Seperti India
Foto Larangan Mudik, Bagai Dua Sisi Mata Pisau, Athari Gauthi Ardi : Jangan Sampai Kita Seperti India

PADANG - Terkait larangan mudik, Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Athari Gauthi Ardi mengatakan, seperti dua sisi mata pisau bagi orang Minang. Meski begitu, Athari berharap masyarakat dapat mematuhi arahan pemerintah guna menghindari tingginya lonjakan kasus Covid-19.Di satu sisi mudik itu tradisi bagi masyarakat Sumbar yang ada di perantauan. “Saya pun merasakan juga kesedihan kalau seandainya tidak bertemu keluarga ataupun mudik di hari Lebaran,” ungkap Anggota Komisi V DPR RI dari Sumbar itu.

Tetapi di sisi lain, menurut Athari, Presiden RI, Jokowi dan DPR RI di pemerintahan, tidak menginginkan lonjakan baru angka Covid-19 seperti yang terjadi di India.“Sudah ditemukan banyak pendatang dari India yg membawa virus yang sama. Tentu saja ini mengkhawatirkan kalau sampai terjadi second wave yang lebih mematikan. Makanya pemerintah menghimbau untuk tidak mudik dulu tahun ini agar tidak terjadi lonjakan baru,” tegas Athari.

Meski mudik dilarang, tetapi Athari juga mewanti-wanti, agar petugas yang bertugas di posko-posko perbatasan mengawasi keluar masuk orang diperbatasan, agar benar-benar professional dalam melaksanakan tugasnya. Jangan berlebihan mengambil tindakan dalam melaksanakan tugas.“Yang paling penting saya berharap, jangan ada petugas-petugas yang overreacting (bereaksi berlebihan). Sehingga malah membuat masyarakat tidak nyaman,” tegasnya.

Diakui, mobilitas masyarakat di Provinsi Sumbar mengalami eskalasi kenaikan jelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Terutama terjadi pada akhir pekan. Keramaian mulai terlihat khususnya di pusat perbelanjaan di bulan Ramadhan ini.Sementara, saat ini di Sumbar terdapat beberapa daerah yang masuk zona merah Covid-19. Yakni, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Agam, dan daerah lainnya.

Bahkan data Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso di bawah pimpinan Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc, melaporkan, pada Jumat (30/4) ini, dari 1565 sample swab yang diperiksa, terkonfirmasi tambahan 162 orang masyarakat Sumbar positif Covid-19. Sementara, pasien positif Covid-19 yang meninggal bertambah dua orang.Kondisi mobilitas masyarakat yang tinggi saat ini harus diwaspadai sebagai salah satu faktor penyebab penyebaran virus corona ini. Belum lagi mobilitas masuknya orang dari provinsi tetangga jelang Lebaran. Seperi Riau, Jambi dan Bengkulu dan daerah lain yang juga termasuk daerah Covid-19.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) khawatir jika aktivitas masyarakat tidak dibatasi karena merasa sukses vaksinasi, Indonesia akan bernasib sama seperti India yang mengalami tsunami Covid-19 gelombang II saat ini.Untuk mencegah agar tidak senasib dengan India, pemerintah mengambil kebijakan melarang mudik Lebaran pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini dan memperketat pengawasan orang masuk di setiap perbatasan.(yose)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini