[caption id="attachment_26385" align="alignnone" width="650"] Seorang warga melihat peta jalur evakuasi bencana yang dipampang dalam komplek SDN 08 Kampuang Jawa I, Kecamatan Pariaman Tengah, Pariaman, Kamis (3/3). Peta jalur evakuasi tersebut dibuat oleh pihak sekolah sebagai bagian dari Standar Operasional Procedure (SOP) atau prosedur tetap (Protap) evakuasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami. (tomi syamsuar)[/caption]PARIAMAN - Komunitas Siaga Gempa dan Tsunami (Kogami) Sumbar mengimbau semua lembaga, kantor, perusahaan, termasuk sekolah di daerah rawan bencana gempa dan tsunami di Sumbar membuat Standar Operasional Procedure (SOP) atau prosedur tetap (Protap) evakuasi sendiri.
Tujuannya untuk lebih memudahkan proses evakuasi warga yang berkegiatan di lembaga tersebut ke lokasi aman ketika terjadi gempa, apalagi gempa yang berpotensi tsunami. SOP tersebut diharapkan bisa jadi solusi meminimalisir korban jiwa saat terjadi bencana.Koordinator Kogami Sumbar, Patra Rina Dewi mengungkapkan, SOP tujuannya untuk melatih dan memberi pendidikan tatacara melakukan evakuasi kepada warga yang beraktivitas di lembaga, di kantor maupun di sekolah. Bagaimana nantinya SOP tersebut jadi budaya siaga bencana.
SOP evakuasi bencana gempa dan tsunami disusun oleh pimpinan lembaga, kantor maupun kepala sekolah bersangkutan. SOP akan menjelaskan apa yang harus dilakukan warga kantor saat terjadi bencana, siapa yang mengomandoi semuanya dan kemana titik evakuasi teraman dan terdekat.Patra mengatakan, masyarakat harus telah terlatih sebelum bencana itu terjadi. SOP yang dibuat harus rutin dilakukan ujicoba atau simulasi. Simulasi tujuannya untuk menguji apakah SOP atau protap evakuasi yang dibuat tersebut sudah efektif berjalan.Dengan SOP, tak hanya memudahkan pihak sekolah, tapi juga akan memudahkan orangtua mencari keberadaan anak-anak mereka. Ketika terjadi bencana, orangtua sudah tahu kemana anak-anak mereka dievakuasi oleh pihak sekolah. Tak ada lagi istilah saling mencari saat terjadi bencana.Patra Rina Dewi mengimbau para orangtua agar membiasakan memberi bekal makanan dan minuman dalam tas anak-anak saat akan ke sekolah. Kalaupun terjadi bencana, minimal anak-anak sudah punya bekal logistik untuk dikonsumsi sementara. (tomi)
Editor : Eriandi, S.Sos