LRT, Wujud Nyata Transportasi Impian Masyarakat Jabodebek

×

LRT, Wujud Nyata Transportasi Impian Masyarakat Jabodebek

Bagikan berita
LRT, Wujud Nyata Transportasi Impian Masyarakat Jabodebek
LRT, Wujud Nyata Transportasi Impian Masyarakat Jabodebek

Oleh Yuniar, Wartawan Harian SinggalangAudry, warga Cibubur menatap tajam ke  arah stasiun Light Rail Transet/Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi) yang berada tidak jauh dari rumahnya yang berbatasan dengan Depok, Jawa Barat. “Kapan yah, LRT ini mulai operasional,” lirihnya dalam hati.

Sudah lama, perempuan manis yang bekerja di sebuah “Start Up” di Jakarta Pusat itu menantikan kereta modern tersebut beroperasi. Dia sungguh merasa tak sabar, karena terkadang lelah harus naik bus antar kota antar provinsi (AKAP). “Setiap hari saya naik bus AKAP ke Jakarta. Waktu tempuh, dua hingga tiga jam, tergantung situasi jalan. Kalau macet, jadi lama,” ceritanya.Belum lagi jarak rumah ke tempat "pool" AKAP cukup jauh dan harus berebut dengan orang-orang yang juga banyak bekerja di pusat ibu kota negara. Bila menunggu di pinggir jalan, jangan harap ada kursi untuk tempat duduk.

Jadilah, dia berdesakan dengan penumpang lain yang cuma mendapatkan tempat untuk berdiri di dalam bus.Bayangkan, betapa melelahkan, bila  tak kebagian kursi sejak naik hingga turun di tempat tujuan. Dua hingga tiga jam perjalanan harus berdesakan dengan penumpang lain dan hanya bertumpu  pada kaki yang kadang tak kuat lagi menahan bobot tubuh yang berat dan guncangan kendaraan. Ahh, sungguh membuat lelah.

Maka tak heran, sejak rencana operasional LRT mencuat, dia mengaku terus berharap angkutan itu segera beroperasi. Selain stasiunnya sangat dekat dari rumahnya, dia juga berharap berangkat dengan LRT pergi kerja dan pulang lagi ke kediamannya dengan waktu tempuh lebih cepat, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu di perjalanan. “Kalau naik LRT, saya rasa lebih cepat, karena memang melintas di rel sendiri tanpa hambatan seperti ketika naik bus dan mungkin lebih nyaman,” katanya.Perkiraan Audry memang tak salah. Direktur Keselamatan dan Kenyamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), John Roberto pada Rabu, 19 Januari 2021 yang dikutip dari cnbnindonesia.com yang tayang pada 10 Februari 2022 mengatakan, waktu tempuh dengan LRT jauh lebih singkat. Dia mencontohkan, waktu tempuh dari Stasiun Jatimulya – Dukuh Atas melalui 14 stasiun pemberhentian dengan jarak 27 km hanya memakan waktu 34 menit saja. Artinya, ini sangat cepat dan itu menjadi harapan banyak orang di era modern ini, cepat, akurat, aman dan nyaman.

Soal kecepatan dan ketepatan operasional LRT juga disampaikan juga oleh  Manager Public Relation LRT Jabodebek, Kuswardojo dalam siaran pers-nya pada 12 Januari 2023. Dia menuturkan, operasional LRT Jabodebek yang menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3 membuat perjalanan dengan moda transportasi ini jauh lebih cepat. Sistem CBTC katanya, merupakan sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi yang dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi serta tanpa masinis.Pengguna LRT nantinya, tak perlu takut soal ini. Walau tanpa masinis, perjalanan LRT Jabodebek tetap terdapat petugas yang disebut “Train Attendent”. “Petugas inilah yang akan memberikan pelayanan kepada pelanggan dan jika dibutuhkan untuk penanganan dalam kondisi darurat,” katanya.

Kehadiran LRT Jabodebek lanjutnya bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan yang terjadi di kawasan Jabodebek. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta merilis pada 2019 hingga 2021, terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tidak sedikit. Presentasenya mencapai 7,6 persen dibandingkan secara year on year (yoy) dengan tahun sebelumnya.Pada 2019, baru terdapat 19.883.246 unit kendaraan yang terdiri mobil penumpang, truk, sepeda motor dan bus. Kemudian tahun 2020 bertambah menjadi  20.221.621 unit dan tahun 2021 tercatat ada 21.758.695 unit kendaraan.

Jumlah ini baru untuk kendaraan di ibukota negara saja, belum termasuk kendaraan lain di daerah penyangga Jakarta yang sering memasuki daerah khusus ibukota ini, karena tingginya mobilitas masyarakat luar Jakarta yang bekerja dan beraktivitas di sana. Sementara jalan tidak serta merta tumbuh seiring bertambahnya kendaraan.Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo pada 29 September 2022 mengatakan, pertumbuhan jalan di Jakarta hanya 0,01 persen. Angka yang sangat rendah. “Kondisi ini juga mempengaruhi perkembangan Jakarta, tidak bisa mengejar ekspektasi masyarakat untuk transportasi yang efisien,” katanya seperti yang dirilis dari mediaindonesia.com.

Syafrin ketika itu juga mengatakan, kemacetan di ibukota negara sudah semakin parah. Sebelum pandemi, pada 2019, kecepatan rata-rata kendaraan pribadi dibawah 20 km/jam. Kemacetan juga telah membawa kerugian hingga Rp100 triliun. Sungguh sebuah ironi!Kini, LRT akan hadir membawa kabar gembira. Angkutan umum itu diharapkan menjadi transportasi masa kini dan masa depan yang dibutuhkan generasi milineal yang ingin cepat, aman, nyaman dan tentu juga selamat. “Sekarang naik transportasi umum yang dibutuhkan selain cepat dan selamat, juga kenyamanan. Berdiri di angkutan umum tidak dempet-dempet, sehingga saat sampai kantor, kita maunya masih bersih, tidak lecek dan tetap wangi,” sebut Ica, pegawai salah satu BUMN di Jakarta yang tinggal di Bekasi.

Impian, keinginan dan harapan warga Jabodebek itu jelas akan terjawab  oleh operasional LRT. Betapa tidak, seperti disampaikan Kuswardojo, demi melayani masyarakat, LRT Jabodebek akan mengoperasikan 31 trainset atau rangkaian. Setiap rangkaian terdiri atas 6 kereta yang mampu mengangkut hingga mencapai 1.308 penumpang. Jumlah yang tentu tak sedikit. LRT Jabodebek akan melayani masyarakat mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.27.“Nantinya LRT Jabodebek rata-rata akan melayani sebanyak 434 perjalanan KA setiap harinya dengan target  awal pengguna jasa sebanyak 137.000 setiap harinya dan  hadir setiap 4 menit di Stasiun Dukuh Atas - Cawang, setiap 8 menit di Stasiun Jati Mulya - Cawang, serta setiap 8 menit di Stasiun Harjamukti - Cawang,” rincinya.

Ada 18 stasiun yang disiapkan untuk memberikan pelayanan, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya. Stasiun-stasiun tersebut terintegrasi dengan moda transportasi lain, sehingga memudahkan masyarakat bermobilisasi.Selain itu, stasiun LRT Jabodebek tersebar di lokasi yang strategis mulai dari kawasan perumahan, perbelanjaan, hingga kawasan bisnis sehingga memudahkan masyarakat dalam menggunakan LRT Jabodebek. Dalam operasionalnya, layanan pengguna jasanya, LRT Jabodebek menerapkan sistem cashless menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) Transportasi yang sudah ada misalnya KMT, Kartu Uang Elektronik  ataupun dompet digital / e-wallet. “KAI juga menyiapkan petugas pengawas stasiun, petugas loket, passanger service, cleaning service, petugas kesehatan dan security untuk mengoptimalkan pelayanan pada pelanggan di semua  stasiun LRT Jabodebek,” kata Kuswardojo.

Editor : Eriandi, S.Sos
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini