Makan dengan Cepat Ternyata Berisiko Penyakit Jantung, Diabetes Hingga Stroke

×

Makan dengan Cepat Ternyata Berisiko Penyakit Jantung, Diabetes Hingga Stroke

Bagikan berita
Foto Makan dengan Cepat Ternyata Berisiko Penyakit Jantung, Diabetes Hingga Stroke
Foto Makan dengan Cepat Ternyata Berisiko Penyakit Jantung, Diabetes Hingga Stroke

[caption id="attachment_63086" align="alignnone" width="650"] Ilustrasi (net)[/caption]JAKARTA - Makan secara perlahan bisa membuat seorang tidak gemuk atau mengalami sindrom metabolik. Hal tersebut seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli.

Sebaliknya, makan dengan cepat bisa menyebabkan fluktuasi gula darah yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Sindrom metabolik adalah kombinasi dari kelainan yang melipatgandakan risiko seseorang terkena penyakit jantung, diabetes dan stroke.Diberitakan Independent, dalam sebuah presentasi pada American Scientific Sessions, makan lebih lambat bisa menjadi kunci untuk menjaga kesehatan dan tubuh Anda tetap terkendali.

Sebuah tim dari Universitas Hiroshima di Jepang mengevaluasi terhadap 642 laki-laki dan 441 perempuan dengan usia rata-rata 51,2 tahun, yang tidak memiliki sindrom metabolik. Uji coba tersebut dilakukan pada 2008 silam.Para peserta dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan bagaimana mereka menggambarkan kecepatan makan mereka yang biasa. Ketiga kategori itu adalah lambat, normal atau cepat. Lima tahun kemudian, para peneliti menilai ulang partisipan.

Mereka menemukan bahwa pemakan cepat lebih mungkin (11,6%) telah mengembangkan sindrom metabolik daripada pemakan normal (6,5%) dan pemakan lambat (2,3%).Makan cepat juga dikaitkan dengan penambahan berat badan lebih banyak, lingkar pinggang lebih besar dan glukosa darah yang lebih tinggi.

Meluangkan waktu untuk secara sadar mengunyah makanan dan makan dengan pelan memungkinkan otak Anda menerima sinyal kepenuhan, jadi Anda cenderung berhenti makan lebih awal."Makan lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk membantu mencegah sindrom metabolik," kata Takayuki Yamaji, salah satu ahli jantung di Universitas Hiroshima Jepang.

"Saat orang makan cepat mereka cenderung tidak merasa kenyang dan lebih cenderung makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Kami juga percaya penelitian kami akan berlaku untuk populasi AS," lanjut dia. (aci)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini