PADANG – Pergantian tahun biasanya indentikd terompet. Tapi kali ini di Padang nyaris tanpa benda bersuara itu.
Pantauan Singgalang, di sepanjang jalan hampir tak terlihat penjual terompet. Ada, tapi satu atau dua orang saja. Itu pun berjauhan.
Padahal tahun-tahun biasanya, dua hari sebelum pergantian tahun sudah berjejer penjual terompet di sepanjang jalan. Bahkan ada juga di minimarket.
Tak ayal, sore hari suara terompet sudah menggema dimana-mana. “Susah cari terompet sekarang. Anak-anak minta itu,” ujar Oci (39), ibu rumah tangga yang tinggal di Balimbing, Kuranji, Padang.
Sebelumnya sempat viral meniup terompet berpotensi menyebarkan difteri. Dikutip dari Tribunjabar, dr. Marius Wijajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) menyatakan, terompet kertas yang dijual di pinggir jalan kebanyakan telah dicoba oleh banyak orang.
Mulai dari pembuatnya, penjualnya, hingga beberapa pembeli yang mencoba meniupnya. Orang yang mencoba terompet ini memungkinkan memiliki virus pemicu beberapa penyakit.
Virus ini akan menular secara terus-menerus dari mulut ke mulut.i Hal ini disebabkan, peniup terompet tanpa sadar mengeluarkan air liur yang mengandung virus. Tentus virus ini akan menempel pada area mulut meniup terompet. (rahmat)