Masker...Masker

×

Masker...Masker

Bagikan berita
Foto Masker...Masker
Foto Masker...Masker

Khairul JasmiCovid meruyak. Yang percaya, ya percaya juga, yang tidak, tetap saja ada. Tak percaya saja dia meski satu tim dokter sekalipun datang meyakinkannya.

Kokoh dia pada cupak cieknya. Dia tolak semua masukan. Walau begitu, kalau kena corona, rarau-nya minta ampun.Dia sangat konsen pada kasus Palestina. Bulat matanya melihat siaran televisi. Sedih hatinya, tapi sampai di sana saja. Orang menyumbang, dia tidak.

Ketika Presiden Jokowi salah sebut Sumbar dengan Provinsi Padang, senang sekali hatinya. Dapat bahan dia untuk mengolok-olok. Ini yang dia tunggu-tunggu. Gerincang raya saja dia.Seperti biasa, tak lama-lama. Ia akan mencari bahan baru. Yang sesui emosi dan seleranya. Orang ini sedang memberi makan satu srigala dalam hatinya, membiarkan "srigala baik" kelaparan.

Pada gubernur dia marah-marah tanggung. Mau marah benar, dia suka, apalagi pak gub kita ini, pernah ia lihat pidato tak bermasker. Setuju dia. Mau sayang benar, tak mau pula, sebab ia belum bertemu langsung.Bagi dia semua orang adalah baik asal cocok dengan pikirannya. Barang siapa yang pakai masker tapi di dagu, ia setuju benar. Kenapa? Karena katanya corona ini konspirasi internasional untuk menguasai Indonesia. Entah  dari mana ia belajar dan mengetahui hal itu. Punya yutup tidak, FB tidak. Dia tahu saja. Mungkin dari postingan-postingan hoaks.

Ia punya seorang teman masa sekolah, temannya itu orang terpandang. Deras. Orang deras ini berangsur-angsur sudah menasihatinya. Memberinya pengetahuan baru tentang Covid-19.Ia tetap saja tidak percaya, tapi gaya saja. Dalam hati sudah ketakutan. Diam-diam dia beli masker. Mula-mula agak sesak napasnya. Lambat laun bisa bermasker.

"Sekali 10 menit longgarkan, kasih ruang untuk bernapas lebih leluasa," kata si Deras. Ketika duduk di lapau dia sudah bermasker tapi di dagu. Tak apa-apa daripada tidak.Lambat laun pula, ia sudah tak canggung pakai masker. Sudah santiang. Celakanya, kawan-kawan yang sepaham dengan dia, mulai usil.

Untung ada si Deras yang terus-menerus menjaganya. Maka, ia tak goyah lagi. Maka suatu hari, kawannya yang lain dipanggil Tuhan karena Covid. Ia ketakutan. Ia sudah lama ingin masuk surga, tapi takut mati.Maka kawan kita ini makin disiplin memakai masker, walau maskernya diganti sekali 4 hari. Dia tak ingat, masker harus bersih, yang dia tahu pakai masker seperti gambar bupati, walikota dan gubernur pakai masker di tepi jalan.

Suatu hari tali maskernya putus sebelah. Tergerujai pasangnya. Mau dibuka, awak sudah takut, dipasang, tak bertali sebelah. Badan sedang di atas angkot pula. Nah bagaimana akal lagi? Hehehe. (*)

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini