Mau Shalat di Masjidil Haram? Datanglah Dua Jam Lebih Awal

×

Mau Shalat di Masjidil Haram? Datanglah Dua Jam Lebih Awal

Bagikan berita
Foto Mau Shalat di Masjidil Haram? Datanglah Dua Jam Lebih Awal
Foto Mau Shalat di Masjidil Haram? Datanglah Dua Jam Lebih Awal

[caption id="attachment_70453" align="alignnone" width="650"] Sekda Padang, Asnel (tengah) termasuk jamaah paling rajin beribadah (kj)[/caption]LAPORAN KHAIRUL JASMI DARI MEKKAH

TAKKALA pekan pertama jemaah kloter 1 Padang tiba di Mekkah, mereka bisa datang ke masjid 30 menit sebelumnya, bahkan saya pernah 15 menit. Sejak Agustus ini jemaah kian bayak. Perlu waktu satu jam dan sekarang dua jam.Manusia kian menyemut, sesak di dalam Masjidil Haram, sesak di luar. Telat datang tak dapat tempat, kecuali mau ke lantai empat. Yang baru datang dari Medinah, tawaf dalam keadaan penuh sesak. Saya kasihan melihat jemaah yang sudah berumur. Tua ataupun muda, jika baru sekali ke Makkah, seperti saya, stress menjelang tawaf, tak bisa dielakkan. Apalagi melihat lautan manusia, bawannya bagaimana badan bisa selamat, padahal jika tenang-tenang saja tak ada masalah. Manusia menyemut itu bukan sekali ini saja, tapi sudah sangat lama, puluhan bahkan ratusan tahun.

Memang, jika sebelumnya tawaf 40 menit, sekarang bisa 90 menit. Lautan manusia sulit menembusnya. Maka berjalan saja, dan tak mendesak-desak. Tuhan bersama kita.Bukan perkara mudah

Dua jam di masjid bukanlah perkara mudah jika dikaitkan dengan wuduk, sebab jika sekadar berwuduk, bisa pakai air semprot yang dibawa dari hotel. Tak perlu beranjak dari sajadah. Kalau terdesak buang air kecil, maka di sanalah kerumitan muncul. Toilet jauhnya minta ampun dan ramainya tak kepalang. Kalau pergi, tempat duduk diambil orang, kecuali dititip pada teman sebelah, itupun sepulang wuduk masih diizinkan masuk oleh polisi.Di situlah tantangannya. Dalam masjid dua jam bisa iktikaf, berdoa apa saja dan mengaji, asal bawa sajadah sebab tak semua tempat ada tikarnya. Yang ada saja sekarang digulung, entah kenapa.

Masjid paling besar di dunia itu sebenarnya tak kekurangan tempat, sebab masih ada lantai 4 dan bangunan baru yang AC nya sangat dingin. Di sebelahnya ada jalan besar menuju Ka' bah. Begitu tiba di mulut jalan Ka'bah langsung tampak. Ini pintu baru yang sengaja dibuat besar dan baru dibuka dua hari lalu.Pada Jumat pekan lalu, bangunan baru itu dibuka karena jemaah membludak. Di luar juga luas, nyaman untuk Magrib dan Isya. Cuma saja dimanapun shalat, jangan lupa memasukkan alas kaki ke dalam tas. Jangan dititip sama teman, sebab mengurus benda mati saja susah apalagi orang. Di tengah lautan manusia yang serba putih susah menandai orang. Maka seorang bapak dari Jawa terpaksa berurusan dengan petugas kesehatan, sebab sehabis shalat, temannya entah kemana. Sandal ia titipkan pada teman itu, dicari tak bersua. Ia kemudian berjalan saja di halaman masjid. Akibatnya? Telapak kakinya rasa dipanggang. Panasnga minta ampun. Melepuh. Seseorang kemudian membelikannya alas kaki dan petugas kesehatan mengurusnya.

Petugas kesehatan Indonesia kemudian mengimbau berkali-kali agar sandal dimasukkan dalam tas. Di hotel pada semua tempat strategis ditempel stiker, jemaah diminta sering minum, meski tidak haus. Pakai masker, bawa botol air yang ada semprotnya. Bisa diminum dan sekaligus disemprotkan ke wajah. Jemaah harus pakai alas kaki bertali. Bawa handuk kecil, bawa payung atau topi. Jangan dekati onta.Sebagian jemaah memakai kaos kaki. Tekapak dilumuri pelembab, juga tangan dan wajah. Ini semua agar kulit terjaga dari garangnya sinar matahari. Suhu 42 derajat. Selain itu, disarankan juga ada roti dalam tas untuk pengganjal kalau sedang lapar-lapar tanggung.

Bahkan terakhir, petugas kesehatan Indonesia minta jemaah makan atau sarapan sebelum ke masjid. Setelah ini radius satu kilometeran dari masjid tak bisa lagi berkendara. Harus jalan kaki sebab jalan hanya untuk bus dari hotel-hotel nan jauh.Doa untuk Lombok

Gempa besar di NTB dan gempa sedang bertirit-tirit di Padang, merisaukan hati rakyat Indonesia. Mereka yang sedang menjalani prosesi naik haji pun berdoa untuk Indonesia dari Tanah Suci.Arabnews.com melaporkan, Gempa Magnitude 7 terjadi di pulau Lombok di Indonesia.

Diberitakan, gempa besar mengguncang pulau Lombok di Indonesia, Minggu, hanya seminggu setelah gempa menewaskan 17 orang di pulau liburan itu.Doa dipanjatkan secara sendiri-sendiri atau bersama di Makkah dan du Medinah. Jemaah haji asal Lombok merupakan warga yang paling risau. Mereka terus mengikuti perkembangan di Tanah Air. Mereka akhirnya tahu gempa Minggu sore WITA itu tidak menimbulkan tsunami. Walau begitu, jemaah NTB adalah kelompok jemaah yang paling risau dan doanya tak putus-putusnya.

Rumah tangga pindahBiati saya melihat suami istri bergenggam erat di Makkah, ke masjid lagi. Nyaris setiap waktu. Rumah tangga itu pindah dari Indonesia ke Saudi Arabia. Meski kamar dipisah. Pria sesama dan wanita sesama, tapi rumah tangga itu bertemu di koridor dan lobi hotel. Juga di warung makan, jalan dan masjid.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini