Membentuk Karakter Melalui Pembelajaran Bermuatan Nilai Budaya Minangkabau

×

Membentuk Karakter Melalui Pembelajaran Bermuatan Nilai Budaya Minangkabau

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dessi Susanti, Mahasiswa Program Doktoral Pascasarjana UNP

Mengasah kompetensi melalui pembelajaran yang baik dengan tetap mengedepankan kemampuan global, tetapi tidak melupakan nilai-nilai lokal merupakan prinsip dasar 21st Century Skill yang harus dimiliki siswa. Nilai-nilai lokal akan memainkan perannya jika didukung oleh culture awareness. Pembelajaran merupakan salah satu cara agar siswa memiliki culture awareness, karena sejatinya culture awareness membentuk karakter siswa menjadi berkualitas.

Kebudayaan penting artinya bagi siswa terutama bagi pertumbuhan jiwa dan pikiran. Jiwa dan pikiran erat kaitannya dengan perasaan. Ketajaman perasaan siswa tak terasah bila tanpa pengalaman kearifan serta kedalaman makna dan nilai suatu budaya. Melalui kebudayaan siswa dapat berolah rasa. Kemampuan mengolah rasa seseorang diyakini mampu menjadi sumber pengendalian diri sehingga membentuk karakter.

Pendidikan budaya berkaitan erat dengan karakter bangsa sebab sebagian nilai-nilai karakter terdapat dalam pendidikan budaya. Sekolah berperan penting sebagai wahana memperteguh nilai budaya dan karakter bangsa. Pendidikan budaya termasuk salah satu wahana untuk membentuk karakter siswa.

Salah satu daerah yang memiliki nilai budaya lokal adalah Provinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan suku Minangkabau. Salah satu bentuk nilai budaya lokalnya adalah pepatah petitih. Pepatah petitih adalah suatu kalimat atau ungkapan yang mengandung pengertian yang dalam, luas, halus, dan kias/kieh. Fungsi utama pepatah petitih adalah nasihat (untuk bersikap dan berbuat baik). Kelahiran pepatah petitih disebabkan oleh kecenderungan watak masyarakat Minangkabau yang lebih banyak menyampaikan sesuatu secara kias. Ini dianggap sebagai ciri kebijaksanaan. Sebaliknya, kemampuan memahami sindiran dianggap pula sebagai ciri kearifan.

Kieh merupakan salah satu metode dalam mendidik yang bertujuan membentuk karakter orang Minangkabau dengan berdasarkan falsafah alam takambang jadi guru. Kieh adalah cara menyampaikan sesuatu dengan tidak berterus terang atau menggunakan perumpamaan, bisa dengan sindiran yang bersifat pujian maupun cemoohan. kieh juga dikenal dengan istilah sindia, hereang gendeang, dan  kato malereang. Penggunaan kieh biasanya menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi sehingga orang yang diajak berkomunikasi tidak merasa direndahkan.
Sebagai  orang Minangkabau, dalam berbahasa sudah seharusnya mengerti akan kieh seperti ungkapan tau di kieh. Penggunaan metafora dalam kieh menunjukkan kesantunan yang mampu menjaga harga diri masing-masing pihak agar terhindar dari konflik. Oleh karena itu masyarakat Minangkabau dalam  berkomunikasi sangat dianjurkan untuk berhati-hati seperti ungkapan bakato siang caliak-caliak, bakato malam danga-dangaan. Kieh yang bersumber dari alam menjadi pedoman masyarakat dalam memupuk ketajaman berfikir yang membentuk karakter seseorang.

Pepatah petitih merupakan salah satu medium untuk menampilkan makna budaya yang didalamnya terkandung nilai-nilai (values). Pepatah petitih sebagai produk budaya dalam wujud bahasa tentu saja akan tinggal sebagai produk budaya yang kaku dan mati jika tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh para pendukung budaya. Untuk itu, salah satu cara yang mesti ditempuh untuk memanfaatkannya secara maksimal adalah dengan terlebih dahulu memahami maknanya kemudian mengaplikasikannya.

Baca Juga:  Naikkan Level Kreativitas

Pendidikan bermuatan kearifan lokal (nilai budaya) dapat digunakan sebagai media untuk membentuk karakter sekaligus melestarikan nilai budaya. Untuk melestarikan kearifan lokal (nilai budaya) ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan memuat kearifan lokal ke dalam pembelajaran, hal ini tercermin dari silabus, RPP, Handout, LKPD dan Instrumen Penilaian dimana guru memuat kearifan lokal dalam perangkat pembelajaran tersebut, pengimplementasiannya bisa melalui menyampaikan nilai budaya tersebut secara langsung oleh guru ke siswa dalam pembelajaran.

Kenapa pembentukan karakter melalui nilai budaya menjadi penting? Pertama, berkembangnya prilaku baru yang sebelum era global tidak banyak muncul, kini cenderung meluas, yakni: penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, cenderung tidak menggunakan kata baku; semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; rendahnya rasa tanggung jawab siswa; membudayanya ketidakjujuran. Jadi ada sesuatu yang hilang (nothing to loose) yaitu karakter dan kearifan lokal. Karena itu perlu upaya agar generasi muda cerdas, jujur dan bertanggung jawab (young generations stronght future), melalui pendidikan karakter yang menjunjung nilai-nilai budaya kearifan lokal.

Kedua, rendahnya cultural awareness generasi muda minangkabau khususnya siswa SMA kota Padang, sehingga ketika dinasehati dengan kiasan pepatah petitih minangkabau mereka bersikap tidak acuh.
Ketiga, terjadinya penurunan rata-rata nilai ekonomi SMA Sumatera Barat tahun 2018/2019 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 53,88. Sehingga dengan meningkatkan karakter siswa dalam hal ini adalah bertanggungjawab, diharapkan berdampak pada perolehan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kondisi di atas, maka diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter siswa melalui pemuatan nilai budaya minangkabau. pemuatan nilai budaya minangkabau ke dalam perangkat pembelajaran merupakan kegiatan memuatkan atau memasukkan nilai budaya minangkabau ke dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau yang telah dikembangkan dilandasi pada teori behavioristik. Perangkat Pembelajaran disini mengacu kepada PP nomor 19 tahun 2005, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 41 tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran dalam bentuk perangkat pembelajaran, dan Depdiknas, 2008. Bahwa diantara unsur-unsur perangkat pembelajaran yang digunakan pendidik dalam pembelajaran adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), Alat evaluasi, handout, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Hand out.

Perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau menggunakan pepatah petitih minangkabau. Pepatah petitih minangkabau yang dimuat dalam perangkat pembelajaran disini adalah pepatah petitih yang mengandung ajaran-ajaran normatif tentang bagaimana bertindak dan berbuat, suruhan, anjuran, dan larangan. Pepatah petitih minangkabau dimuat dalam perangkat dalam rangka memupuk ketajaman berpikir dan membentuk karakter siswa. Karakter yang dibentuk melalui pepatah petitih disini adalah bertanggung jawab.