Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • HOME
  • Nasional
  • Sumbar
    • Bukittinggi
    • Agam
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Padang
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Payakumbuh
    • Pessel
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok
    • Tanah Datar
  • Riau
    • Pekanbaru
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Sports
  • Bola
  • Opini
  • E-PAPER
  • Hukrim
  • Teknologi
  • Index
No Result
View All Result
  • HOME
  • Nasional
  • Sumbar
    • Bukittinggi
    • Agam
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Padang
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Payakumbuh
    • Pessel
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok
    • Tanah Datar
  • Riau
    • Pekanbaru
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Sports
  • Bola
  • Opini
  • E-PAPER
  • Hukrim
  • Teknologi
  • Index
No Result
View All Result
Portal Berita Singgalang
No Result
View All Result

Membentuk Karakter Melalui Pembelajaran Bermuatan Nilai Budaya Minangkabau

Rabu, 3 Februari 2021 | 08:56
Membentuk Karakter Melalui Pembelajaran Bermuatan Nilai Budaya Minangkabau
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dessi Susanti, Mahasiswa Program Doktoral Pascasarjana UNP

Mengasah kompetensi melalui pembelajaran yang baik dengan tetap mengedepankan kemampuan global, tetapi tidak melupakan nilai-nilai lokal merupakan prinsip dasar 21st Century Skill yang harus dimiliki siswa. Nilai-nilai lokal akan memainkan perannya jika didukung oleh culture awareness. Pembelajaran merupakan salah satu cara agar siswa memiliki culture awareness, karena sejatinya culture awareness membentuk karakter siswa menjadi berkualitas.

BACAJUGA

Model Inspeksi Korosi Pipa Solusi Atasi Kebocoran pada Pipa Jaringan Minum

Jilbab

Kebudayaan penting artinya bagi siswa terutama bagi pertumbuhan jiwa dan pikiran. Jiwa dan pikiran erat kaitannya dengan perasaan. Ketajaman perasaan siswa tak terasah bila tanpa pengalaman kearifan serta kedalaman makna dan nilai suatu budaya. Melalui kebudayaan siswa dapat berolah rasa. Kemampuan mengolah rasa seseorang diyakini mampu menjadi sumber pengendalian diri sehingga membentuk karakter.

Pendidikan budaya berkaitan erat dengan karakter bangsa sebab sebagian nilai-nilai karakter terdapat dalam pendidikan budaya. Sekolah berperan penting sebagai wahana memperteguh nilai budaya dan karakter bangsa. Pendidikan budaya termasuk salah satu wahana untuk membentuk karakter siswa.

Salah satu daerah yang memiliki nilai budaya lokal adalah Provinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan suku Minangkabau. Salah satu bentuk nilai budaya lokalnya adalah pepatah petitih. Pepatah petitih adalah suatu kalimat atau ungkapan yang mengandung pengertian yang dalam, luas, halus, dan kias/kieh. Fungsi utama pepatah petitih adalah nasihat (untuk bersikap dan berbuat baik). Kelahiran pepatah petitih disebabkan oleh kecenderungan watak masyarakat Minangkabau yang lebih banyak menyampaikan sesuatu secara kias. Ini dianggap sebagai ciri kebijaksanaan. Sebaliknya, kemampuan memahami sindiran dianggap pula sebagai ciri kearifan.

Kieh merupakan salah satu metode dalam mendidik yang bertujuan membentuk karakter orang Minangkabau dengan berdasarkan falsafah alam takambang jadi guru. Kieh adalah cara menyampaikan sesuatu dengan tidak berterus terang atau menggunakan perumpamaan, bisa dengan sindiran yang bersifat pujian maupun cemoohan. kieh juga dikenal dengan istilah sindia, hereang gendeang, dan  kato malereang. Penggunaan kieh biasanya menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi sehingga orang yang diajak berkomunikasi tidak merasa direndahkan.
Sebagai  orang Minangkabau, dalam berbahasa sudah seharusnya mengerti akan kieh seperti ungkapan tau di kieh. Penggunaan metafora dalam kieh menunjukkan kesantunan yang mampu menjaga harga diri masing-masing pihak agar terhindar dari konflik. Oleh karena itu masyarakat Minangkabau dalam  berkomunikasi sangat dianjurkan untuk berhati-hati seperti ungkapan bakato siang caliak-caliak, bakato malam danga-dangaan. Kieh yang bersumber dari alam menjadi pedoman masyarakat dalam memupuk ketajaman berfikir yang membentuk karakter seseorang.

Pepatah petitih merupakan salah satu medium untuk menampilkan makna budaya yang didalamnya terkandung nilai-nilai (values). Pepatah petitih sebagai produk budaya dalam wujud bahasa tentu saja akan tinggal sebagai produk budaya yang kaku dan mati jika tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh para pendukung budaya. Untuk itu, salah satu cara yang mesti ditempuh untuk memanfaatkannya secara maksimal adalah dengan terlebih dahulu memahami maknanya kemudian mengaplikasikannya.

Pendidikan bermuatan kearifan lokal (nilai budaya) dapat digunakan sebagai media untuk membentuk karakter sekaligus melestarikan nilai budaya. Untuk melestarikan kearifan lokal (nilai budaya) ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan memuat kearifan lokal ke dalam pembelajaran, hal ini tercermin dari silabus, RPP, Handout, LKPD dan Instrumen Penilaian dimana guru memuat kearifan lokal dalam perangkat pembelajaran tersebut, pengimplementasiannya bisa melalui menyampaikan nilai budaya tersebut secara langsung oleh guru ke siswa dalam pembelajaran.

Kenapa pembentukan karakter melalui nilai budaya menjadi penting? Pertama, berkembangnya prilaku baru yang sebelum era global tidak banyak muncul, kini cenderung meluas, yakni: penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, cenderung tidak menggunakan kata baku; semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; rendahnya rasa tanggung jawab siswa; membudayanya ketidakjujuran. Jadi ada sesuatu yang hilang (nothing to loose) yaitu karakter dan kearifan lokal. Karena itu perlu upaya agar generasi muda cerdas, jujur dan bertanggung jawab (young generations stronght future), melalui pendidikan karakter yang menjunjung nilai-nilai budaya kearifan lokal.

Kedua, rendahnya cultural awareness generasi muda minangkabau khususnya siswa SMA kota Padang, sehingga ketika dinasehati dengan kiasan pepatah petitih minangkabau mereka bersikap tidak acuh.
Ketiga, terjadinya penurunan rata-rata nilai ekonomi SMA Sumatera Barat tahun 2018/2019 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 53,88. Sehingga dengan meningkatkan karakter siswa dalam hal ini adalah bertanggungjawab, diharapkan berdampak pada perolehan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kondisi di atas, maka diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter siswa melalui pemuatan nilai budaya minangkabau. pemuatan nilai budaya minangkabau ke dalam perangkat pembelajaran merupakan kegiatan memuatkan atau memasukkan nilai budaya minangkabau ke dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau yang telah dikembangkan dilandasi pada teori behavioristik. Perangkat Pembelajaran disini mengacu kepada PP nomor 19 tahun 2005, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 41 tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran dalam bentuk perangkat pembelajaran, dan Depdiknas, 2008. Bahwa diantara unsur-unsur perangkat pembelajaran yang digunakan pendidik dalam pembelajaran adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), Alat evaluasi, handout, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Hand out.

Perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau menggunakan pepatah petitih minangkabau. Pepatah petitih minangkabau yang dimuat dalam perangkat pembelajaran disini adalah pepatah petitih yang mengandung ajaran-ajaran normatif tentang bagaimana bertindak dan berbuat, suruhan, anjuran, dan larangan. Pepatah petitih minangkabau dimuat dalam perangkat dalam rangka memupuk ketajaman berpikir dan membentuk karakter siswa. Karakter yang dibentuk melalui pepatah petitih disini adalah bertanggung jawab.

Sehingga pepatah petitih minangkabau yang dimuat dalam perangkat pembelajaran ini adalah yang bermakna suruhan dan anjuran bertanggungjawab. Adapun pepatah petitih minangkabau yang bermakna suruhan dan anjuran bertanggungjawab diantaranya adalah Tangan mancancang bahu mamikue Barani karano bana takuik karano salah (bertanggungjawablah). Baa caro tontoang di ladang, umpamo pahek ditokok juo barunyo makan, urang-urang di tangah sawah, digoyang baru manggarik (bertanggungjawab melalui komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang direncanakan). Raso kabarek dilapehkan, raso kasulik di elakkan, bak caro mengganggam baro (jangan lari dari tanggungjawab). Basikelah anggan kanai, basisuruak jikok kanai, tasindoroang nyato kanai (jangan lari dari tanggung jawab). Diagak mangko diagiah, dibaliak mangko dibalah. Elok nagari dek panghulu, elok tapian dek nan mudo, elok masajik dek tuanku, elok rumah dek bundo kanduang (wujud sikap bertanggung jawab terhadap anggaran contohnya melalui pengawasan terhadap anggaran)

Tatungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun, tarapuang samo anyuik, tarandam samo basah (pentingnya sikap bertanggung jawab, dalam hal ini terhadap anggaran contohnya full communication, Suatu perencanaan dan pengendalian dalam anggaran dapat berjalan secara efektif apabila antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran yang akan dicapai)
Anyuik labu dek manyauak, hilang kabau dek kubalo (sikap bertanggung jawab, dalam hal ini terhadap anggaran contohnya menyusun anggaran berdasarkan skala prioritas).

Berikut diuraikan pada bagian mana pepatah petitih minangkabau dimuat dalam perangkat pembelajaran.

Silabus. Berdasarkan Permendikbud No 65 tahun 2013, bahwa komponen yang ada dalam silabus diantaranya adalah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). KI dan KD mencakup kompetensi sikap sosial (karakter). Sehingga pemuatan pepatah petitih minangkabau pada Silabus adalah pada bagian KI dan KD pada silabus.

RPP. Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016. bahwa komponen yang ada dalam RPP diantaranya adalah Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan pelaksanaan pembelajaran. KI dan KD mencakup kompetensi sikap sosial (karakter). Sehingga pemuatan pepatah petitih minangkabau pada RPP adalah pada bagian KI, KD dan pelaksanaan pembelajaran di kegiatan pendahuluan pada RPP. Kegiatan pendahuluan ditujukan untuk membangkitkan motivasi siswa, disini cara membangkitkan motivasi siswa agar betanggungjawab dalam belajar adalah dengan pepatah petitih minangkabau.

Bahan ajar. Berdasarkan Depdiknas (2008), dijelaskan bahwa handout memiliki komponen diantaranya adalah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD), serta materi pembelajaran. Sehingga pemuatan pepatah petitih minangkabau pada Handout adalah pada bagian KI dan KD serta pada bagian awal setiap sub materi melalui dialog box. Dialog box yang memuat pepatah petitih minangkabau disajikan pada setiap awal sub bab materi bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk membaca Handout dan menyelesaikan evaluasi yang berupa soal latihan yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Berdasarkan Daryanto & Dwicahyono (2014: 176), bahwa LKPD memiliki komponen diantaranya adalah Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar (KI dan KD), dan informasi pendukung (rangkuman materi). Sehingga pemuatan pepatah petitih minangkabau pada LKPD adalah pada bagian KI dan KD serta pada bagian awal setiap sub rangkuman materi melalui dialog box. Dialog box yang memuat pepatah petitih minangkabau disajikan pada setiap awal sub rangkuman materi tujuannya yaitu memotivasi siswa agar bertanggung jawab dalam belajar dengan membaca rangkuman materi LKPD dan menyelesaikan latihan dan evaluasi yang ada dalam LKPD. Instrumen Penilaian Kognitif.

Berdasarkan Horst (1968), Oppenheim (1986) Uma Sekaran (1992), yang menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan tes diantaranya berikanlah pengantar tes dan petunjuk pengerjaan tes. Sehingga pemuatan pepatah petitih minangkabau pada Instrumen Penilaian adalah pada bagian pengantar tes yang tujuannya adalah untuk memotivasi siswa agar menjawab soal penuh tanggungjawab tanpa mencontek.

Hasil uji coba perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau pada mata pelajaran ekonomi ini menyatakan bahwa perangkat pembelajaran ini sangat praktis untuk dipakai. Pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau yang digunakan membentuk karakter bertanggung jawab siswa, dengan indikator: menyerahkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi, mengerjakan tugas berdasarkan hasil karya sendiri, mempresentasikan hasil kerja kelompok, mampu mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan saat diskusi.

Hasil uji efektifitas perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau pada mata pelajaran ekonomi menyatakan perangkat ini mampu meningkatkan karakter bertanggungjawab dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari persentase skor rata-rata aktivitas siswa dengan indikator aktivitas pembelajaran bermuatan nilai budaya Minangkabau, aktivitas dalam kelompok maupun aktivitas dalam sikap ilmiah (bertanggungjawab) pada pembelajaran yang menggunakan perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau, dan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran bermuatan nilai nilai budaya minangkabau dengan konvensional. Hasilnya menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya Minangkabau untuk pembelajaran Ekonomi efektif meningkatkan karakter bertanggungjawab siswa dan hasil belajar siswa.

Hal ini berarti perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau dapat dijadikan sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang praktis dan efektif untuk meningkatkan karakter bertanggungjawab dan hasil belajar siswa SMA untuk pembelajaran ekonomi.

Perangkat pembelajaran bermuatan nilai budaya minangkabau adalah wujud dari penekanan terhadap aspek karakter sehingga dapat menjadi solusi terhadap persoalan bangsa ini. Bahwa pendidikan itu harus mencerdaskan kehidupan manusia sudah jelas. Akan tetapi menjadi cerdas harus dituangkan dalam bentuk perbuatan-perbuatan serta sikap atau karakter yang beretika. Karakter yang dituangkan dalam kurikulum 2013 satu diantaranya adalah bertanggung jawab merupakan wujud serta akses menuju kehidupan yang humanis, saling memanusiakan manusia. Tentunya, itu semua dapat ditempuh lewat pendidikan yang selalu memperhatikan keseimbangan antara kecerdasan kognitif yang dibalut dengan spirit karakter.

Artikel ini ditulis oleh Dessi Susanti, berdasarkan disertasi yang ditulis dalam rangka penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Program Studi Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Padang dengan Promotor Prof. Dr. Syafri Anwar, M.Pd dan Co-Promotor Dr. Ishak Aziz, M.Pd. (*)

Loading...

#TOPIK #pembelajaran

Komentar

#TERPOPULER

Tak Punya Biaya Rumah Sakit, Remaja Korban Begal Butuh Uluran Tangan Dermawan

Pemko Padang Segera Layangkan Surat Pemberhentian Walikota ke DPRD

Polresta Padang Berlakukan Tilang Elektronik, Hati-hati di Lima Persimpangan Ini

Guru Besar Unand Elfi Sahlan Ben Meninggal Dunia

Pj Gubernur Sumbar Minta Pelantikan 11 Pasang Kepala Daerah Dilakukan Langsung di Padang

Belajar dari Perselingkuhan Ayus dan Nissa Sabyan, Ini Tanda Suami Selingkuh

Kecelakaan Beruntun Terjadi di Jalan Adinegoro Lubuk Buaya

Jangan Sampai Lupa, Ini Niat Sholat Jumat Bagi Makmum

Besok, Dijadwalkan Mahyeldi-Audy Lantik 11 Kepala Daerah

BPBD Sumbar Wajib Kembalikan Rp4,9 Miliar ke Kas Negara

#INSTAGRAM

IKUTI

    Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to connect your Instagram account.

REKOMENDASI

Model Inspeksi Korosi Pipa Solusi Atasi Kebocoran pada Pipa Jaringan Minum
Opini

Model Inspeksi Korosi Pipa Solusi Atasi Kebocoran pada Pipa Jaringan Minum

Senin, 22 Februari 2021 | 09:22
Ada Saja yang Senjang di Matanya
Kolom KJ

Jilbab

Sabtu, 20 Februari 2021 | 12:09
Pengembangan MP-CPBL pada Mata Kuliah Motor Bensin Pendidikan Vokasi Teknik Otomotif
Opini

Pengembangan MP-CPBL pada Mata Kuliah Motor Bensin Pendidikan Vokasi Teknik Otomotif

Sabtu, 20 Februari 2021 | 10:59
Bengkulu, Durianmu Itu
Kolom KJ

Bengkulu, Durianmu Itu

Jumat, 19 Februari 2021 | 11:10
Pengembangan Model Manajemen Literasi Berbasis Kreativitas di SMPN Payakumbuh
Opini

Pengembangan Model Manajemen Literasi Berbasis Kreativitas di SMPN Payakumbuh

Jumat, 19 Februari 2021 | 08:45
Model Pembelajaran Mu’allim dalam Pembelajaran Alquran Berbasis e-Book
Opini

Model Pembelajaran Mu’allim dalam Pembelajaran Alquran Berbasis e-Book

Kamis, 18 Februari 2021 | 09:10
Model DPjBL pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Opini

Model DPjBL pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Rabu, 17 Februari 2021 | 08:52
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN
Opini

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Tukin dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja ASN

Senin, 15 Februari 2021 | 09:25
Storytelling: Sebuah Model Pembelajaran Bahasa Inggris
Opini

Storytelling: Sebuah Model Pembelajaran Bahasa Inggris

Rabu, 10 Februari 2021 | 13:43
Portal Berita Singgalang

© 2020 Harian Singgalang - dikelola oleh Lokalmu Teknologi.

Tentang Kami

  • Redaksi
  • Iklan & Kerjasama
  • Pedoman Media Siber

Ikuti

No Result
View All Result
  • HOME
  • Nasional
  • Sumbar
    • Bukittinggi
    • Agam
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Padang
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Payakumbuh
    • Pessel
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok
    • Tanah Datar
  • Riau
    • Pekanbaru
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Sports
  • Bola
  • Opini
  • E-PAPER
  • Hukrim
  • Teknologi
  • Index

© 2020 Harian Singgalang - dikelola oleh Lokalmu Teknologi.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist