
CANDUANG – Tak ada niat baik, yang tak kesampaian. Inilah yang dibuktikan Rosna (85), yang punya niat naik haji ke Mekkah sejak 40 tahun silam. Niat yang dibarengi doa dan usaha ini terwujud.
Senyum sumringah terlihat dari bibir nenek Rosna, warga Lasi, Kecamatan Canduang, Agam ini, ketika sejumlah wartawan berkunjung ke sebuah bangunan di sudut pasar nagari tersebut. Dalam bangunan itu terpajang tikar dan sejumlah peralatan dapur yang terbuat dari mansiang. Itu semua dianyam nenek Rosna, hingga berbentuk benda bernilai jual. Hasil penjualan produk ini yang ditabungnya sejak 1970 silam. Rupiah yang ia tabung dikumpulkan sedikit demi sedikit.
“Amak mulai manabuang sajak tahun 70an. Pitih lapiak jo kampia nan tajua dikumpuan, saketek- saketek pitih. Kok lah cukuik Rp100 ribu baru disetor ka bank, (Nenek mulai menabung sejak tahun 70 an. Penjualan tikar dan kampia dikumpulkan sedikit demi sedikit. Kalau sudah cukup Rp100 baru ditabung kebank),” kata nenek dua cucu ini, memulai kisah hidupnya.
Keinginan naik haji, awalnya terniat oleh nenek Rosna bersama alhmarhum suaminya Zainuni. Sayang ayah dari dua anaknya itu meninggal dunia sekitar tahun 1979. Lalu keinginannya untuk menunaikan rukun Islam ke lima tidak pernah surut.
Sepeninggal sang suami ia terus berusaha hidup mandiri, dengan berjualan tikar pandan, dan kerajinan anyaman “kampia” yang dibuatnya sendiri.
Nenek Rosna, punya dua anak. Sisulung merantau ke Jambi, sedang yang bungsu, tinggal bersamanya di bangunan sederhana yang sekaligus dijadikan tempat tinggal.
Nenek Rosna, tercatat sebagai jamaah calon haji kloter 4 tahun 2015. Ia mendaftar untuk naik haji pada 2010, ke Kantor Departemen Agama Kabupaten Agam.
Menurut petugas haji Kabupaten Agam, nenek Rosna terdaftar sebagai jamaah haji tertua di daerah tersebut. Nait baik nenek Rosna ke tanah suci tinggal hitungan hari. Karena dia dijadwalkan berangkat pada Rabu (26/8) ini. (Yuke)