Menemani Pimpinan Umum Singgalang Makan Malam Bersama Gubernur

×

Menemani Pimpinan Umum Singgalang Makan Malam Bersama Gubernur

Bagikan berita
Foto Menemani Pimpinan Umum Singgalang Makan Malam Bersama Gubernur
Foto Menemani Pimpinan Umum Singgalang Makan Malam Bersama Gubernur

Khairul Jasmi“Ada buah?” suara Gubernur Mahyeldi, nyaris tak terdengar. Tapi, terdengar oleh staf di gubernuran. Tak lama kemudian, sekeranjang buah ditambah pisang, “hinggap” di atas meja persegi panjang dengan delapan kursi jati. Meja kuat kokoh yang (mungkin) berusia setahun itu, di setiap depan kursi diberi taplak. Buah adalah “ubek padeh” setelah makan.

Memang, tamu Gubernur, Buya Mahyeldi baru saja dijamu makan malam. Makan dengan adab yang tinggi itu, tentu tak seperti makan di rumah sendiri. Sedikit saja. Sambari makan, kisah-kisah Sumatera Barat disampaikan juga.Awak Singgalang, Khairul Jasmi, Widya Navies, Syaiful Husen, datang menemani Pemimpin Umum Singgalang, H.Basril Djabar dan puterinya Melviny Contesa, yang sudah ada janji dengan gubernur, Jumat (18/2) malam. Kebetulan sepekan lagi, genap setahun Mahyeldi dan Audy pemerintah Sumbar. Sedang asyik ngobrol, bergabung Wakil Gubernur, Audy Joinaldy. Sebelumnya telah datang Kepala Bappeda, Medi Iswandi. Serta stafsus gubernur Chandra.

“Saya mesti meneruskan apa yang sudah dilakukan pendahulu, estafet, dengan demikian, pembangunan akan berkesinambungan,” kata Mahyeldi. Ibarat membangun gedung, ia menambahkan bata demi bata yang belum terpasang. Banyak yang mesti diteruskan, banyak yang mesti dibangun baru.Buya Mahyeldi baru datang malam itu dari Padang Panjang, di sana ia menjadi khatib Jumat. Sebelumnya ia bertemu Konjen India untuk Indonesia. Mahyeldi, sudah lama berminat menjalin hubungan dengan tetangga seberang laut, India dan Australia. Ia telah merintis sejak adanya asosiasi negara-negara pesisir Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (IORA). Dengan Australia telah terjalin, kini akan dimulai dengan India. Negara-negara di Asia Selatan, India, Pakistan dan Bangladesh, adalah pasar tradisional Semen Padang. Basril Djabar, pernah menjabat Konjen Kehormatan Bangladesh berkedudukan di Padang, demi memperlancar ekspor Semen Padang ke negara itu.

Panorama IMeski meneruskan, ada hal baru yang sudah hampir matang, yaitu fly over Sitinjau Lauik, yang akan dibangun berputar-putar seperti rantang itu. Anggarannya, Rp1,2 triliun. Kelok maut tanjakan tajam di Sitinjau Lauik itu, adalah momok selama ini. Sekarang, diracang dibangun sebuah fly over, sekokoh jembatan Kelok Sembilan.

Panorama I, Situnjau yang “dicover” Sitinjau Lauik TV dengan 765 ribu subsribers serta, Sitinjau Lauik Truk setiap hari itu, beserta channel-channel lain, telah jadi tontonan menegangkan bagi netizen seluruh Indonesia. Menegangkan, tapi sesungguhnya berbahaya. Sepanjang hari di sana, bisa saja terjadi kecelakaan maut.Sebagaimana dicatat Polresta Padang, di Panorama I itu, dari 2016 sampai 2020 terjadi 50 kali kecelakaan, meninggal 19 orang, luka berat sembilan orang, luka ringan 111 orang. Yang tak makan korban, justru hampir tiap hari, karena tikungan terlalu terjal dan sempit serta curam, di sebelah jurang menganga siap menanti. Maka, tak heran kendaraan di sana sering lepas kendali, apalagi truk.

Lalu apa gunanya fly over sepanjang 2,6 Km itu? Ya untuk menghindari semua kemungkinan buruk, mempercepat lalulintas orang dan barang. Kalau jadi, keren. Di proyek yang diharapkan bisa dibangun itulah, akan lewat truk membawa sembako, hasil pertanian, perkebunan, peternakan, indistri semen, indistri lainnya, hasil hutan, tambang. Tentu saja bus membawa orang dari kota yang satu ke kota yang lain.Tiap hari di jalur ini melaju sebanyak 11.804 kendaraan, terbanyak motor 5.345 unit. Disusul mobil berpenumpang 3.763, angkot 497, bus sedang 36, bus besar 16, bus kecil 229, pick up 598, truk 3/4, sebanyak 327, truk sedang 629, truk besar 354 dan container 20 unit. Kendaraan ini akan melewati Panorama I dan ruas jalan Lubuak Selasih yang juga rawan, berkabut dan licin jika hujan.

Jika fly over itu, siap maka itulah legesi Mahyeldi, jika tidak atau belum, kita mesti bersabar.Untuk hal-hal baik, kadang ada saja kendalanya, seperti jalan tol Padang- Sicicin yang keras-keras lunak itu.Beberapa Capaian

Mahyeldi telah setahun memerintah, bakantuntang kritik yang ditembakkan padanya. Apa saja? Sudah ada daftarnya di grup-grup WA. Yang dipermasalahkan juga Tim, yang saya lupa nama pastinya. Tim itu mungkin sedang bekerja, kita saja yang tak tahu, walau saya tahu sejumlah anggotanya dan tidak sebagian lainnya.Kepada Basril Djabar, juga diuraikan oleh Mahyeldi tentang capaian pembangunan lainnya. Misal, ekspor Sumatera Barat naik 7,34% pada Oktober 2021. Rinciannya diberikan Kepala Bappeda, Medi. Menurut dia, perkembangan ekspor Oktober 2020 – 2021, sesuai angka Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor asal Sumbar sebesar US$284,56 juta pada Oktober 2021. Angka tersebut, kata Medi, naik 7,34 % dibandingkan nilai ekspor bulan sebelumnya yang sebesar US$ 265,1 juta.

Dibandingkan dengan periode yang sama Oktober 2020, nilai ekspor naik 99,4%. Dilihat dari golongan barang, nilai ekspor terbesar berasal dari golongan lemak dan minyak hewan/nabati, yaitu US$ 233,73 juta. Disusul golongan berbagai produk kimia sebesar US$ 12,97 juta, dan golongan karet dan barang dari karet US$ 11,42 juta.Pakistan merupakan negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar Sumbar pada Oktober 2021 sebesar US$ 80,36 juta. Selanjutnya, ke Tiongkok US$ 50,29 juta dan ke Bangladesh US$ 39,45 juta. Ekspor Sumbar ke Pakistan memiliki peran yang terbesar terhadap total ekspor Januari–Oktober 2021, yaitu 25,45%. Sementara, ekspor ke India memberikan peran 15,77%.

Kemudian, tambah Medi, capaian indikator makro Sumbar 2021, target 2022 dan 2023. Untuk pertumbuhan ekonomi pada 2021 sebesar 3,29 persen naik dari tahun sebelumnya yang minus 1,60 persen. Pada 2021 itu, realisasi nasional 3,69 persen.Beberapa angka target 2022 malah sudah terlampui ditahun 2021 seperti tingkat kemiskinan, penduduk miskin dan tingkat pengangguran, sehingga target 2022 dan 2023 pada RPJMD akan direvisi kembali karena sudah terlewati pada 2021.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini