Minangkabau dan Superioritas Etnis

×

Minangkabau dan Superioritas Etnis

Bagikan berita
Foto Minangkabau dan Superioritas Etnis
Foto Minangkabau dan Superioritas Etnis

Zulfan TadjoeddinSepertinya Minangkabau itu “sexy” (selalu menarik) untuk diperbincangkan. Setelah Megawati menyorot Sumatera Barat beberapa waktu yang lalu, berturut-turut empat tokoh Minang, Gamawan Fauzi, Irman Gusman, Irwan Prayitno dan Basril Jabar, menulis artikel yang menyiratkan romatisme masa lalu tentang kehebatan orang Minang. Tersirat pula kegelisahan. Tentu, tidak ada yang salah dengan romatisme dan kegelisahan ini.

Sebelum itu, ada kasus menarik. Seorang dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, “dipecat” status ke-Minang-annya oleh Irfianda Abidin dengan mengatas namakan Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM), organisasi yang diketuainya. Ade dibuang sepanjang adat yang bermakna bahwa dia tidak akan diterima lagi di tanah Minang dan tak boleh lagi mengaku sebagai orang Minang. Pangkal bala-nya adalah karena Ade mengkritisi surat Gubernur Sumbar saat itu, Irwan Prayitno, ke Menteri Kominfo untuk menghapus aplikasi Injil berbahasa Minang di Play Store.Ade memang berdarah Minang. Tetapi dia lahir, besar, berkarir dan menetap di Pulau Jawa. Sepertinya dia santai-santai saja dengan pemecatan itu. Irfianda kemudian meninggal dunia beberapa bulan kemudian.

Membaca komentar publik dan tokoh-tokoh Minang, sepertinya mayoritas orang Minang berpihak pada Irfianda. Ini menarik. Jika ada proses pemecatan, apakah berarti ada pula proses pengangkatan? Tetapi, terlebih dahulu, perlu dipertanyakan siapakah orang Minang itu. Tidak ada definisi formal. Yang ada hanyalah pemahaman bersama dengan segala variasinya.Tahun 1970, di Seminar Besar Adat dan Sejarah Minangkabau di Batusangkar, Mohammad Hatta mengatakan bahwa orang Minang itu adalah mereka yang berdarah Minang dan menghadap kiblat, artinya beragama Islam. Hal ini menegaskan eratnya hubungan antara Minangkabau dan Islam.

Taufik Abdullah mengajukan rumusan yang lebih bersifat inklusif. Seseorang disebut Minang karena “bertali-darah” atau “bertali-adat”. Hal ini diterangkan oleh Hasril Chaniago dalam pengantar untuk bukunya 101 Orang Minang di Pentas Sejarah (2010). Bertali-darah berarti keturunan, tidak mesti utuh. Bertali-adat bisa melalui perkawinan atau melalui pemberian gelar adat (gala sasangko). Sumando bisa disebut orang Minang, karena dia telah menjadi ayah bagi anaknya yang orang Minang. Pengertian bertali-adat pun telah dikembangkan sejak lama dengan memasukan mekanisme “malakok” ke satu suku/marga di Minangkabau buat mereka yang tidak memiliki tali-darah maupun relasi perkawinan.Dengan pengertian yang luas ini, sejatinya, siapa saja bisa menjadi orang Minang. Tetapi, tetap saja proses formal tidak pernah ada, dan tidak akan akan pernah ada.

oOoSejatinya, etnis atau suku bangsa lebih berdasarkan keturunan, yaitu pertalian darah. Mengikuti definisi yang diajukan oleh Donald Horowitz, etnis merupakan bagian dari apa yang disebut dengan “ascriptive identity”. Yaitu, identitas yang melekat pada seseorang ketika dia lahir.

Seseorang jelas tidak bisa memilih identitas yang dia bawa saat lahir. Apakah dia dilahirkan dari seorang ibu dengan asal-usul Minangkabau, Jawa, Minahasa, berkulit hitam atau putih, keturunan Arab atau Tionghoa, dan lain sebagainya. Identitas seperti itu bersifat “given”. Bagaimana pun penyanyi pop legendaris Michael Jackson berusaha memutihkan mukanya, secara rasial dia tetap berkulit hitam.Dalam banyak hal, agama yang dianut pun mengikuti pola “ascriptive identity” ini. Tetapi, orang bisa pindah agama, ada proses formalnya, mungkin ada suratnya, seperti berpindah agamanya Yahya Waloni dan Felix Siauw. Tetapi, akan terasa lucu dan mustahil jika ada yang berpindah suku, misalnya dari Batak ke Madura.

Salah satu adik dari Haji Agus Salim bernama Abdoel Chalid Salim. Mereka berasal dari Koto Gadang, Bukittinggi. Chalid lahir lahir di Tanjung Pinang, tahun 1902. Chalid adalah simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan belakangan berpindah agama dengan nama baptis Ignatius Franciscus Michael Salim (sering disingkat: IFM. Salim). Sepertinya Chalid sudah mulai tertarik pada ajaran Nasrani sejak masa pembuangannya di Digul. Ketika Jepang menyerang Indonesia tahun 1943, Chalid diungsikan ke Australia. Selanjutnya dia memilih pindah ke Belanda dan menetap di sana hingga akhir hayatnya. Chalid meninggal tahun 1985 dan dikubur di Pemakaman Rijswijk Eikelenburg, tak jauh dari Den Haag.Suryadi, seorang dosen di Universitas Leiden yang berasal dari Pariaman, mencatat bahwa, ketika Haji Agus Salim diberitahu bahwa adiknya sudah memeluk Kristen, dia hanya berkomentar, “baguslah bahwa sekarang kami sudah sama-sama punya Tuhan”. Tidak ada informasi yang menerangkan apakah Haji Agus Salim mencabut status ke-Minang-an adiknya itu karena berpindah agama. Saya tidak tau apakah Chalid pernah menginjakkan kakinya di tanah Minang setelah dia menetap di Belanda. Saya juga tidak tau apakah dia masih suka rendang, gulai tunjang atau sambalado macobada patai saat bermukim di Belanda.

Adik se-ayah dari Buya Hamka, Abdul Wadud Karim Amrullah (Awka) yang juga dikenal dengan nama Willy Amrull (1927 – 2012) semasa hidupnya menjadi pendeta di Gereja Pekabaran Injil Indonesia (GPII) di California.oOo

Suku bangsa Minangkabau sudah mendiami Sumatera Barat dan sekitarnya sejak lama, barangkali sudah semenjak Gunung Merapi sebesar telur itik. Islam datang belakangan dan menjadi agama yang sangat identik dengan Minangkabau. Dahulu, terjadi pertentangan hebat antara kaum adat dan kaum agama yang dimanifestasikan dalam Perang Paderi yang berlangsung selama 35 tahun di awal abad ke 19.Belakangan tercapai semacam kesepahaman (gentlemen agreement) antara antara kaum adat dan kaum agama dalam bentuk semboyan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Tetapi, bukan berarti kontradiksi antara Islam dan adat Minangkabau selesai. Misalnya, secara adat, dua orang yang se”paruik” yang berada dalam satu payung panji (datuak) tidak diperbolehkan menikah. Padahal, larangan tersebut tidak ada dalam Islam. Dalam hal ini, adat telah mengharamkan sesuatu yang halal menurut agama. Sejatinya ABS-SBK adalah sebuah cita-cita (ideal) dan sebuah proses, sehingga penyesuaian dan negosiasi akan terus berlangsung.

oOoSaya terlahir dari dua orang tua berdarah Minang tulen, tetapi anak saya hanya separoh Minang. Dalam hal ini, tak ada kuasa saya dan anak saya untuk memilih garis keturunan. Sehingga, menjadi Minang atau terlahir dari keturunan Minang sejatinya adalah takdir. Sehingga, akan terasa aneh dan lucu jika, dengan dalih kesukuan, terjadi proses pecat-memecat.

Editor : Eriandi, S.Sos
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini