PADANG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar, Syamsul Bahri Khatib menyangkan adanya orgen tunggal mengumbar aurat di Pariaman. Untuk itu MUI meminta penampilan orgen tunggal parnok tersebut dihentikan.“Baik yang memperlihatkan, maupun yang melihat, hukumnya haram. Jika tetap dibiarkan itu akan melecehkan agama dan adat yang ada di Sumbar. Dalam Islam, pesta itu memang diperbolehkan namun harus dilaksanakan secara sederhana, tanpa mabuk-mabukan, atau dengan berjoged-joged di pentas yang mempertontonkan aurat,” ungkap Buya Syamsul Bahri, Senin (11/1).
Syamsul menegaskan, pesta yang berlebihan dan tidak sesuai dengan syariat Islam, sudah seharusnya dihentikan. Karena itu, diharap peran aktif dari tokoh masyarakat, agama, dan pemerintah agar Sumbar agar Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulah tetap terpelihara.Sekdaprov Sumbar Ali Asmar menilai Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman perlu regulasi terkait orgen tunggal. Kemudian mendorong terbentuknya peraturan nagari yang dikemudian diselaraskan dengan izin keramaian. Selain itu, orgen tunggal itu dapat disesuaikan dengan ABS-SBK.
"Baralek orgen tunggal itu telah menjadi kebiasaan. Alek itu merupakan alek nagari yang dipasamokan sato sakaki. Jika yang punya tuan rumah tidak mampu menghadirkan hiburan kesenian dalam acara itu, maka mereka yang ada di nagari ikut untuk badoncek,"sebutnya Alis Asmar yang juga putra Piaman tersebut. (yose) Editor : Eriandi
