Tak Berkategori  

Naik Pesawat Saat Wabah Corona, Siapkan Surat “Seketiding”

Khairul Jasmi

Negeri memang sudah berubah, semua orang dianggap sakit dan dia harus bisa membuktikan, dirinya sehat.

Negeri memang sudah berubah, untuk bepergian saja, satu “ketiding” surat harus disiapkan. Tak seorang pun akan luput.

Negeri memang sudah berubah, ada yang direnggutkan dengan paksa, orang tak lagi bisa bercanda di pesawat, semua duduk dalam diam. Bercampur antara takut akan guncangan dan takut akan corona.  Negeri yang lapang, terasa sempit, yang sempit jadi lapang.

Masker wajib dipasang di mulut dan hidung. Tangan harus dicuci. Menjaga kebersihan, menjadi hal utama. Masker itu, sudah jadi gaya pula sekarang, beraneka ragam.

Tak ada lagi tempat ngopi, kehidupan yang guyub, pecah. Sendiri-sendiri, tapi bersua di dunia maya, membuktikan kantor besar bertingkat-tingkat sudah mubazir. Dan kita terus makan, minum, namun tidak lagi bergaya. Gaya sudah usang.

Jika Hendak Terbang

Teman berkata: “Saya harus ke Jakarta.” Lalu? Inilah yang mesti disiapkan. Surat keterangan dari lurah tempat domisili di Padang, surat pengakuan sehat, surat tugas, surat tempat bertemu di Jakarta di kantor apa, kalau ada surat tempat menginap.

Selanjutnya hasil rapid atau swab dari rumah sakit.  Lalu fotokopi KTP pribadi, surat jaminan dari atasan, NIK atasan, NPWP perusahaan, Nomor Induk Berusaha dari perseroan, nomor HP pribadi, HP atasan, dan foto diri sendiri. Semua surat harus di atas materai.

Setelah itu semuanya di-upload ke situs Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) Provinsi DKI Jakarta. Online. Kemudian petugas meneliti semua berkas dokumen tadi, jika kurang, maka suruh dilengkapi, jika lengkap, keluar SIKM, untuk sekali jalan atau jalan berulang. Sabar menanti, tahan menunggu, sepekan atau kurang, atau malah bisa lebih.

Setelah ini dapat pergilah ke kantor maskapai penerbangan, beli tiket, perlihatkan semua syarat tadi. Tiket dapat. Tinggal besok atau lusa ke bandara.

Di Bandara

Anda harus ke bandara empat jam sebelum terbang, guna diperiksa. Ada tujuh meja. Pertama meja aparat Pol PP, kemudian isi formulir di meja Dinas Perhubungan, lalu meja Dinas Kesehatan mencatat semua dokumen dan mengukur suhu. Anda juga akan dusuruh memasang aplikasi eHAC Indonesia dari Kementerian Kesehatan, dengan cara membidik berkode yang ada di sana.

Kemudian, ada lagi meja dinas kesehatan. Berikut meja petugas kesehatan yang memeriksa aplikasi eHAC tadi. Jika tidak ada, kembali untuk memasangnya atau isi formulir warna kuning. Berkode di aplikasi itu akan dibidik di Padang atau di Jakarta,.

Masuk ke ruang chek in. Di sana ada satu formulir lagi dari maskapai. Isi dulu, baru bisa cek in. Selesai, pergilah ke ruang tunggu yang kosong itu, yang AC nya kadang tidak nyala itu.
Sejak musim corona yang mengerikan ini, jumlah penumpang pesawat ke dan dari BIM terbanyak sekali terbang hanya 67 orang.

Di Pesawat

Naiklah ke pesawat, duduk sesuai nomor kursi Anda. Setelah duduk, lihat ke sebelah, tak ada orang, yang ada nun di seberang sana satu orang. Tiap deret kursi hanya diisi dua orang, dengan kursi kosong empat buah.

Tiap orang pakai masker, pakai cairan pencuci tangan yang namanya bahasa Inggris pula. Tak usah dihapal, biarkan saja. Pokoknya Anda punya, beres.

Pesawat pun terbang, awak kabin yang memakai masker bersarung tangan, akan berkata: “Bapak/ibu mau mencoba hidangan panas kami?” Dulu tak ada tawaran itu, langsung saja diberikan, tawaran baru muncul untuk jenis minuman. Banyak yang tak mau ada yang mau, makan dan minum. Pesawat akan terbang seperti biasa, tentunya.

Mendarat

Sebelum mendarat, awak kabin akan mengumumkan, soal narkoba, harap melapor ke petugas darat. Sekarang bukan itu, jika Anda merasa sakit, segera melapor ke petugas kesehatan.

Maka mendaratlah pesawat di Cengkareng. Turun, sepi. Anda akan diarahkan ke satu pintu dengan aparat sudah menunggu. Ada tiga meja. Anda mau ke mana? Jakarta mana? Ada mejanya. Akan diarahkan. Lalu dokumen diperiksa. Lengkap. Tancap gas, keluar, naiklah kendaraan apa saja yang Anda suka. Selesai.

Ke Padang

Untuk ke Padang? Seperti itu lagi. Siapkan semua dokumen, dapatkan SIKM, datang ke maskapai, beli tiket, pergi ke bandara. Lewati tujuh meja, naik pesawat. Jika Anda hendak balik ke Padang, maka cukup SKIM yang awal Anda urus. Tak usah risau.

Mendarat, diperiksa lagi. Nah di Padang, ketat pula. Kata juru bicara Gugus Tugas Covid Sumbar, Jasman, yang turun dari pesawat wajib swab. Jika tidak, akan diswab gratis di bandara, lalu karatina diri mandiri di rumah sampai hasil swab keluar.

Kalau sudah punya hasi swab dari Jakarta, maka lancar jaya. Swab hanya berlaku 7 hari. Keluarlah dari bandara, tapi kalau mau masuk kota Padang, Anda akan melewati pos pemeriksaan lagi. Jika tak ada masalah, maka selesai sudah.

Kapan ini terjadi? Sejak pekan terakhir Mei dan kawan ini terbang Jakarta 31 Mei 2020. Ke Padang? Kapan saja sejak tanggal tersebut.

Maka selesailah sebuah perjalanan yang mendebarkan, yang segalanya harus membawa surat-surat, bak zaman lampau saaat negeri bergolak.

Semua harus dilalui, sebab negeri sedang sakit. Banyak yang sakit sekarang, termasuk pikiran. Bukankah masalah ada dalam pikiran? (*)