PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus menyiapkan sistem penanggulangan bencana yang baik. Pasca gempa 30 September 2009 lalu, berbagai pembenahan menuju Sumbar Tangguh bencana telah dilakukan.
Infrastruktur di Sumatera Barat yang dulunya porak poranda, dibangun kembali dengan sistem bangunan yang ramah gempa. Shelter (tempat evakuasi sementara) pun dibangun, agar mampu meminimalisir dampak korban jiwa yang timbul.
Sejumlah pakar dan ahli kegempaan diundang ke Ranah Minang dalam berbagai rangkaian kegiatan. Tujuannya agar bisa mengedukasi masyarakat Sumbar supaya mampu dan siap menghadapi potensi dan ancaman gempabumi dan tsunami yang setiap saat bisa kembali terulang.
Hingga saat ini, isu gempabumi dan tsunami masih menjadi salah satu isu yang fokus ditindak lanjuti Pemprov Sumatera Barat. Pemprov Sumbar juga menyiapkan aturan, termasuk Perda No. 6 tentang bangunan yang harus disiapkan aman dari gempa.
Bertolak ke Jepang, di daerah Sendai, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mempelajari langsung seperti detail mengenai tata kelola dan penanganan bencana gempabumi dan tsunami di Negara berjuluk Matahari terbit itu.
Dalam kunjungan kerja itu, berisi agenda diskusi dengan Wakil Gubernur Prefecture Miyagi, Fukuchiji, terkait penanggulangan bencana dan rekonstruksi pasca bencana. Nasrul Abit dan rombongan juga mengunjungi Arahama Elementary School yang sekarang jadi museum. Bangunan itu merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa dari hantaman tsunami dahsyat di kawasan Sendai.