PADANG - Bank Indonesia (BI) mencatat Sumatera Barat mengalami deflasi sebesar 0,44 persen pada Oktober 2015 dengan tekanan lebih rendang dibandingkan September yang mencapai 0,51 persen."Melimpahnya beberapa komoditas bahan pangan bergejolak masih menjadi faktor penyebab utama deflasi mencapai 2,22 persen," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Jumat (6/11).
Ia menjelaskan deflasi adalah suatu keadaan harga-harga secara umum turun dan nilai uang bertambah.Jika inflasi adalah keadaan yang terjadi akibat jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar, kata dia.
Menurutnya penurunan harga cabai merah karena memasuki masa panen di beberapa daerah penghasil seperti Jawa dan Sumatera Utara serta harga daging ayam ras karena meningkatnya pasokan dari peternak menjadi penyebab terjadinya deflasi.Selain itu penurunan harga elpiji 12 kilogram dan beberapa jenis bahan bakar minyak juga menjadi faktor penyebab terjadinya deflasi di Sumbar dari kelompok barang diatur pemerintah, lanjut dia.Kendati inflasi 2015 diperkirakan rendah, namun tantangan pengendalian inflasi pada 2016 tidak ringan dan perlu diantisipasi sejak dini, mengingat pola di Sumbar yang berfluktuasi, kata dia. (*/lek)Sumber:antara
Editor : Eriandi